1-METODE-PEMETAAN
Short Description
1-METODE-PEMETAAN - Download as PDF File (.pdf), Text File (.txt) or read online. ... Citra Satelit (Landsat TM) Peta Da...
Description
METODOLOGI PEMETAAN
A. PENDAHULUAN Peta merupakan sarana pokok yang harus dimiliki oleh setiap wilayah/daerah, atau dalam hal ini perusahaan perkebunan, untuk memungkinkan pelaksanaan tertib penyelenggaraan administrasi dengan baik, yang mencakup luas areal, (Blok, Afdeling, Estate, dan lain sebagainya), disamping peta juga mampu menunjukan posisi dan letak suatu bangunan, juga kondisinya. 1. Fungsi Pemetaan Secara umum fungsi peta dapat dikaitkan dengan berbagai macam kepentingan antara lain: bidang pemerintahan, bidang hankam, politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Dalam hal pembuatan peta yang standar sesuai dengan kebutuhan harus memperhatikan sebagai berikut : a.
Menetapkan
kebijakan
tekhnis
dan
langkah
langkah
pemetaan batas wilayah/areal yang bersebelahan.. b. Melaksanakan pemetaan sesuai metodologi pemetaan yang standar.Menggambar peta sesuai tekhnis pemetaan Pertimbangan utama dalam penentuan jenis peta pada umumnya antara lain : •
Pembuatan peta dengan spesifikasi tertentu mempunyai konsekwensi pada biaya dan waktu yang dibutuhkan, makin tinggi spesifikasi yang harus dipenuhi, maka semakin tinggi pula biaya dan waktu yang dibutuhkan.
•
Tingkat kebutuhan akan peta dari suatu desa dengan desa lainnya akan berbeda tergantung dari jumlah serta jenis permasalahan yang dihadapinya.
47
2. Persyaratan Pemetaan Dalam sebuah peta harus memberikan gambaran secara jelas informasi-informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tingkat kebutuhan user, yang secara umum harus memuat, Legenda (Keterangan simbol dan warna) juga garis lintang dan bujur yang disebut juga garis astronomi. Garis Astronomi ini adalah garis khayal/abstrak pada globe atau peta yang digunakan untuk mencari letak suatu tempat dimuka bumi yang terdiri dari garis Lintang (Paralel) dan garis Bujur (Meridien) a. Garis Lintang (Parelel) adalah garis abstrak yang melintang yang
melingkari
permukaan
bumi
dan
membagi
bumi
menjadi dua bagian yaitu Utara dan Selatan. Garis Lintang 0º disebut juga garis khatulistiwa atau equator, jarak dari garis lintang equator/khatulistiwa ke kutub utara yaitu dari 0º - 90º LU (North) dan jarak dari khatulistiwa ke kutub selatan yaitu dari 0º - 90º LS (South) b. Garis Bujur, adalah garis abstrak yang membujur dari kutub utara sampai ke kutub selatan yang menunjukan pembagian daerah waktu, garis bujur utama adalah 0º disebut juga garis meridien utama
yang melalui kota greenwich (London
Inggris), jarak dari garis bujur 0º ke arah timur sejauh 180º BT (East) dan kearah barat demikian juga sejauh 180º. Garis bujur
utama
ditetapkan
sebagai
tanda
waktu
utama
internasional (GMT/Greenwich Mean Time). c. Legenda,
adalah
keterangan
yang
menunjukkan
suatu
tempat, waktu dan lain sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol tertentu yang umum serta garis garis yang membedakan
batas
dan
satuan
warna
warna
untuk
membedakan ketinggian dan kedalaman tempat.
48
d. Mata angin, adalah penunjuk arah atau orientasi yang menunjukan empat arah utama yaikni Utara, Selatan, Timur dan Barat, serta 12 arah antara yang lainnya, alat yang biasa digunakan
untuk
penunjuk
arah
ini
adalah
compass
(kompas), tetapi pada setiap perangkat GPS kompas sudah disediakan,
dalam kompass arah jarum selalu menunjukan
ke arah utara-selatan sehingga arah lainnya dapat diketahui. e. Skala peta adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya dipermukaan bumi atau di lapangan, skala biasanya di nyatakan dengan angka atau garis, misalnya 1 : 100.000 ini berati 1 cm di peta menunjukan jarak 100.000 cm atau 1 km di lapangan atau di pernukaan bumi (setiap 1 cm di peta di bagi 100.000 untuk setiap kmnya) f. Inset peta, adalah bagian dari peta yang digambarkan berupa peta kecil secara khusus untuk membandingkan atau menggambarkan letak peta utama dalam peta (lingkungan sekitarnya, misalnya kabupaten terhadap propinsi, areal kebun terhadap kabupaten atau propinsi) IbukotaNegara
++++++++
Batas Negara
Bandara
Batas Propinsi
IbukotaNegara Bagian
PelabuhanLaut
Batas Kabupaten
IbukotaProvinsi
Terminal Bus
Batas Kecamatan
IbukotaKabupaten Kota Lainnya
RumahSakit Restoran Museum Kantor pos KebunBinatang Danger Area
Gunung GunungBerapi Danau Sungai
49
Gambar 15 : Contoh Legenda Peta
10 2 °12 '
102 °14 '
10 2 °16 '
102 °18 '
10 2 °20 '
10 2°22'
GANDAERAH HENDANA PLANTATION RIAU PROVINCE INDONESIA SCALE 1 : 140.000 0°6'
0°6'
10 2°10'
N
W
E
0°8'
0°8'
S
LEGEND
0°10'
0°10'
Road
W ;
Head Office Plantation Division Office and Emplasment
M q n
Security Pos Nursery
Mata PalmAngin Oil Mill ð Fire Tower
0°12'
0°12'
River Inecda Plantation Riau Province
101°
102°
3°
0°14'
South China Sea
2°
nc e P
ro vi
M a la
. R P U P AT
um a te ra
# S zx
# Y
an B g k o
um D ai
No
r th
S
ed S in g in a n
# # S #Y S zx uk S a ja d i EN B GK A L IS am K p u ng ja w a
zx zx
ca Str ait
. B P EN GK A L IS
e iP a S k n i g
. B P UL A N
IA K S S RI
IN A S M
. P P a p an . S P UG I . K P UN D UR
. G P in b es a r
. B P un a n . D P u ria n . G P a la ng ba r u
. M P E ND OL
RIA
IN D O N E S IA
# Y zx zxS # # # S S # S x zx #Y z# # zxS S # zxzx zx Y AN B G K IN A NG
0°
.G A L P AN GB E SAR
. T P EB I N GT I N G GI
DRA IN P R
PEK AN BAR U
U
PR
o re S k
O
VI
ip a L t K a in
NC
. S P EB AN G KA
E
. B P AK U NG
W
jg P a T u h
es
un S g a i P ak u
k u U i
tS
a n B ja rb a l m
um at
UA M RA L E MB U
U L P A UP I S AN G
Gan d ae ra h H e nd a na
e ra P
si ne I ndo
im p J S ap u ra IR MO L A EK
g a o L s
U L P A UK E L AYA N G
. L P IN G G A
UL P AU M AS
ER C E NT I R A P NA P
. S P e la y a r
UL P A UB AS U
EN R GA T
AS B ER A H
A L T UK K U A NT A N
0°
0°16'
EK P A NB AR U
v in ro
U L P A UN I U R . S P IN GK E P
EL B I AS
UL P AU P UCU N G U L P A UK I J AN G
e c
n ea Oc an
U L P A UR U KU
10 2 °12 '
102 °14 '
10 2 °16 '
102 °18 '
10 2 °20 '
10 2°22'
2°
2°
Bujur
10 2°10'
0°18'
0°18'
J am
b
i
Pr
o
vin
ce
1°
1°
. B P IN T A N
.B A T P A M
. K P AR I M UNB E SA R
. R P A N GS A N G
# Y
zx
[ %
Koordinat
S IN G A P O R E
. P P A D A NG
AN K D IS
# Y
1°
1°
2°
a g B an S ia p i- A pi
e lu T k Me rb a u
U R D I
0°16'
104°
MA L A Y S I A
# zx Y
- A N P GA RA Y AN
Lintang
103°
3°
100° 0°1 4'
Legenda
Landsat Dimention 126060 geo
100°
101°
102°
103°
Copyr ight : PT Wahana Anugerah Subur
104°
Inset Peta
Gambar 16 : Peta berdasarkan Kartografi
B. METODOLOGI PEMETAAN 1.
Penurunan/kompilasi dari Peta yang Telah Ada Pembuatan peta diperoleh dari peta-peta yang sudah ada, misalnya
Peta
Topografi
dan
Peta
Rupa
Bumi
Indonesia
(BAKOSURTANAL), Peta RTRWK, dan lainnya. Secara kartografis hasil
yang
didapatkan
berupa
peta
turunan.
Proses
pemetaannya dilakukan dengan mengkonversi peta menjadi
50
data digital (melalui scanning maupun digitasi). Apabila skala maupun sumbernya berbeda maka perlu dilakukan georeferensi terlebih dahulu untuk penyamaan format data. 2. Pemetaan Alternatif Melalui metode pengambilan data citra satelit, terutama untuk aplikasi
tertentu
dengan
spesifikasi
khusus
maka
proses
pemetaan dapat dilakukan dengan metode alternatif. Dalam Pemetaan Alternatif ini metode pembuatan petanya di luar metode yang telah ada dengan memanfaatkan tekhnologi tepat guna dengan teknik dan metoda yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Citra Satelit (Landsat TM)
Peta Dasar
Blow Up
Interpretasi Citra Satelit
Kartografi
Digitasi Koreksi Digital Peta Cara Alternatif
Gambar 17 Diagram Pencitraan
Pada cara pemetaan ini sumber data utama yang digunakan adalah foto udara, Citra Satelit, Ikonos, dengan skala berkisar pada skala wilayah yang akan dibuat. Peta yang dihasilkan akan berupa peta digital sebagai peta dasar yang akan memuat berbagai macam informasi yang dibutuhkan dan dapat di
51
upgrade setiap saat oleh pemakai peta pada nantinya. Metode alternatif ini bersifat sebagai pelengkap sumber data dimana ditujukan untuk pengelolaan database, untuk itu berbagai macam informasi dalam tema-tema penataan batas areal dapat digunakan metode peta tematik hasil turunan peta dasar yang dikompilasi dengan sumber data dari citra satelit melalui hasil penafsirannya.
C. PELAKSANAAN PEMBUATAN PETA Dalam
era
kemajuan
tehnologi
yang
serba
komputerisasi,
pembuatan peta tidak lagi membutuhkan waktu yang lama, biaya yang tinggi dan akurasi yang sering dipertanyakan, dan dengan tehnologi GIS pembuatan peta dapat cepat tersaji, tingkat akurasi yang baik, dan tingkat koreksi yang kecil. Beberapa sistem pemetaan yang mendukung program dan sistem GIS antara lain : Autocad Maping, Arc View, Arc Info, Map Info dan lain sebagainya. Data dari lapangan berupa data digital GPS dapat di down load langsung serta dapat di overlaykan dengan peta peta kerja lainnya, melalui langkah-langkah dalam proses pemetaan. 1. Proses Pemetaan
52
a. Persiapan Data Sekunder : •
Penyediaan bahan antara lain; peta dasar, peta kerja yang selanjutnya dilakukan digitasi serta data citra landsat liputan terbaru yang bersumber dari LAPAN Jakarta.
•
Pembuatan peta penafsiran RBI dan citra landsat.
b. Pembuatan Peta •
Pembuatan peta dilakukan dengan teknologi Geographic Information
System
(GIS)
yaitu
dimulai
dengan
mempersiapkan peta dasar yang berbentuk digital antara lain : •
Peta lampiran (Peta Rancangan dari Dinas dan instansi terkait) pada saat penentuan peruntukan areal. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), merupakan peta standar yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL sebagai dasar acuan pembuatan
peta
penggunaan
atau
peta
lainnya
di
Indonesia. •
Peta RTRWP/RTRWK, digunakan sebagai acuan dalam menyajikan batas-batas arahan penggunaan lahan/tanah.
•
Peta
Citra
Landsat
(satelit)
liputan
terbaru
terbitan
Lembaga Antariksa dan Penerbangan (LAPAN) Jakarta. •
Data
waypoint
hasil
pengambilan
groundcheck
dilapangan dengan perangkat GPS, berupa koordinat geodetik atau UTM. Kemudian data waypoint hasil pengambilan di lapangan di overlaykan dengan peta dasar dan
diproses secara digital
untuk menghailkan menghasilkan peta perpaduan (over lay)
53
baru, dengan memberi beberapa infformasi yang diperlukan, sehingga di dalam peta tersebut sudah termuat batas-batas beserta deskripsi berupa keterangan (legenda).
Gambar : Peta hasil pengukuran di lapangan di overlay-kan dengan citra landsat
54
RANCANGAN DESAIN BLOK AREAL PENCADANGAN PEMBANGUNAN KEBUN KELAPA SAWIT
KERANGKA ACUAN STUDI KELAYAKAN DOKUMEN STUDI KELAYAKAN
SURVEY LAPANGAN
KERANGKA ACUAN ANDAL
DESAIN BLOK DEFINITIF
DOKUMEN ANDAL, RKL DAN RPL
BLOKING AREAL
RANCANG BANGUN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT & INDUSTRI PENGOLAHANNYA
55
View more...
Comments