Buku Putih Pemasaran Par. Nus. - Buku Induk

August 10, 2016 | Author: Anonymous | Category: Documents
Share Embed


Short Description

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara sekaligus juga merupakan langkah strategis dalam menggambarkan peta persaingan...

Description

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

KATA PENGANTAR Upaya akselerasi pembangunan kepariwisataan nusantara agar memiliki daya saing dan daya penetrasi yang kuat, tentu saja akan sulit diwujudkan apabila tidak didukung oleh kebijakan strategis dan program yang mampu memecahkan berbagai persoalan dan tuntutan serta tantangan. Penyusunan Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara sangat dibutuhkan untuk memberikan arahan strategik bagi segenap pemangku kepentingan dalam melakukan pemasaran pariwisata nusantara secara lebih terfokus, komprehensif, dan berkesinambungan, baik pada tingkat Nasional maupun di Daerah. Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara sekaligus juga merupakan langkah strategis dalam menggambarkan peta persaingan yang ada, yang sangat dibutuhkan untuk menyusun perencanaan pengembangan pemasaran pariwisata di daerah yang menuntut program-program aksi yang lebih konkrit. Laporan ini merupakan Laporan Akhir yang format pelaporannya mencakup : 1) Buku Induk yang di dalamnya memuat proses pelaksanaan studi, hasil survei, dan analisisnya yang diakhiri dengan arah kebijakan, strategi dan Indikasi program pengembangan wisatawan nusantara dalam konteks nasional. 2) Buku Profil dan Analisis Pasar Wisatawan Nusantara di 33 Propinsi yang di dalamnya memuat isu strategis, profil dan analisis produk, analisis kunjungan wisatawan, pencitraan destinasi dan kelembagaan, serta arah kebijakan, strategi, dan indikasi program yang relevan ditiap-tiap propinsi Tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan laporan ini, khususnya pihak Inspektorat Jenderal serta Direktoral Jenderal Pemasaran, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Desember 2010 PT. DUA TIGA EMPAT KONSULTAN

Tim Penyusun

i

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

DAFTAR ISI I. Pendahuluan 1.1.

1.2.

Latar Belakang

I–1

1.1.1.

Potensi Wisatawan Nusantara

I–1

1.1.2.

Kebutuhan Akselerasi Pertumbuhan Perjalanan Wisnus

I–3

1.1.3.

Perlunya Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

I–4

Mandat Yuridis

I–5

1.2.1.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

I–5

1.2.2.

Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan

I–7

1.2.3.

RPJM 2010-2014 Pembangunan Pariwisata Nasional

I–8

1.2.4.

Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2010-2014

I–8

1.3.

Tujuan dan Sasaran

I – 14

1.4.

Kerangka Pemikiran

I – 16

1.5.

Teknik Pengumpulan Data

I – 17

ii

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

II. Pengertian, Lingkup, dan Paradigma 2.1.

Definisi Wisatawan Nusantara

II – 1

2.2.

Lingkup Pembahasan

II – 4

2.2.1.

Pengembangan Pasar

II – 4

2.2.2.

Pengembangan Citra dan Media Komunikasi Pemasaran

II – 6

2.2.3.

Kemitraan dan Kelembagaan Pemasaran II – 7

2.3.

2.4.

Konsep Pendekatan

II – 8

2.3.1.

Sustainable dan Responsible Tourism Marketing

II – 8

2.3.2.

Double Track Strategy

II – 15

A. Vertical Marketing dan Horizontal Marketing

II – 15

B. Offline dan Online Marketing

II – 20

C. Mass Market dan Niche Market

II – 23

Review Studi Terkait

II – 24

2.4.1.

Perihal Segmentasi Pasar

II – 24

2.4.2.

Kedudukan Studi Saat Ini dan Studi Sebelumnya

II – 29

III. Kondisi Aktual dan Analisis 3.1.

3.2.

Lingkungan Strategis

III – 1

3.1.1.

Lingkungan Internal

III – 1

3.1.2.

Lingkungan Eksternal

III – 15

Pasar Wisatawan Nusantara

III – 20

iii

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

3.3.

3.4.

3.2.1.

Potensi Pasar Wisatawan Nusantara

III – 20

3.2.2.

Jumlah Kunjungan dan Pola Pergerakan

III – 24

3.2.3.

Karakteristik Wisatawan Nusantara

III – 33

Pencitraan dan Komunikasi Pemasaran

III – 40

3.3.1.

Slogan dan Branding

III – 40

3.3.2.

Media Komunikasi Pemasaran

III – 46

Kelembagaan Pemasaran Wisatawan Nusantara

III – 62

3.4.1.

Kelembagaan

III – 62

3.4.2.

Kemitraan

III – 68

IV. Analisis Segmentasi 4.1.

Lingkup Segmentasi

IV - 1

4.2.

Segmentasi Basis Motivasi

IV – 3

4.2.1.

Silaturahmi (VFR)

IV - 3

4.2.2.

Weekenders

IV - 15

4.2.3.

Ziarah

IV - 32

4.2.4.

Hobbies

IV - 51

4.2.5.

MICE/Bisnis

IV - 64

4.3.

Segmentasi Demografis

IV - 72

4.3.1.

Ekspatriat

IV - 72

4.3.2.

Kelompok Umur

IV - 74

V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1.

Visi dan Misi Pengembangan

V-1

iv

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

5.2.

Tujuan dan Sasaran Pengembangan

V-2

VI. Arah Kebijakan, Strategi, dan Indikasi Program Pemasaran 6.1.

Landasan Pengembangan

VI - 1

6.2.

Arahan Kebijakan, Strategi, dan Indikasi Program VI - 3 6.2.1.

Umum (generik)

VI - 4

6.2.2.

Pengembangan Segmen Berdasarkan VI - 23 Motivasi 1. Kebijakan Pemantapan dan VI – 23 Pengembangan Pasar dengan Motivasi Silaturahmi (VFR) 2. Kebijakan Pemantapan dan Vi – 26 Pengembangan Pasar dengan Motivasi Weekender 3. Kebijakan Pemantapan dan VI – 30 Pengembangan Pasar dengan Motivasi Ziarah 4. Kebijakan Pemantapan dan VI – 34 Pengembangan Pasar dengan Motivasi Hobbies 5. Kebijakan Pemantapan dan VI – 36 Pengembangan Pasar dengan Motivasi MICE

6.2.3.

Pengembangan Segmen Berdasarkan VI - 38 Demografi 1. Kebijakan Pemantapan dan VI – 38 Pengembangan Pasar Ekspatriat 2. Kebijakan Pemantapan dan VI – 41 Pengembangan Pasar Berdasarkan Usia (Kelompok Umur)

v

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

VII. Implikasi Program Pengembangan di Daerah 1.

Nangroe Aceh Darussalam

VII – 3

2.

Sumatera Utara

VII – 4

3.

Sumatera Barat

VII – 5

4.

Riau

VII – 6

5.

Jambi

VII – 7

6.

Sumatera Selatan

VII – 8

7.

Bengkulu

VII – 9

8.

Lampung

VII – 10

9.

Kep. Bangka Belitung

VII – 11

10.

Kep. Riau

VII – 12

11.

DKI Jakarta

VII – 13

12.

Jawa Barat

VII – 14

13.

Jawa Tengah

VII – 15

14.

D.I Yogyakarta

VII – 16

15.

Jawa Timur

VII – 17

16.

Banten

VII – 18

17.

Bali

VII – 19

18.

NTB

VII – 20

19.

NTT

VII – 21

20.

Kalimantan Barat

VII – 22

21.

Kalimantan Tengah

VII – 23

22.

Kalimantan Selatan

VII – 24

23.

Kalimantan Timur

VII – 25

24.

Sulawesi Utara

VII – 26

25.

Sulawesi Tengah

VII – 27

26.

Sulawesi Selatan

VII – 28

vi

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

27.

Sulawesi Tenggara

VII – 29

28.

Gorontalo

VII – 30

29.

Sulawesi Barat

VII – 31

30.

Maluku

VII – 32

31.

Maluku Utara

VII – 33

32.

Papua Barat

VII – 34

33.

Papua

VII – 35

DAFTAR PUSTAKA

vii

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

DAFTAR TABEL Tabel 1.1.

Banyaknya Penduduk yang melakukan I – 2 perjalanan, Jumlah Perjalanan dan Rata-rata Perjalanan Menurut Propinsi Asal, Tahun 2008

Tabel 3.1.

Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik pada 5 III – 5 Bandara Utama

Tabel 3.2.

Perkembangan Outbound Indonesia Tahun 2004- III – 8 2009

Tabel 3.3.

Tabel Kunjungan Outbound ke Malaysia (April-Mei III – 9 2009-2010)

Tabel 3.4.

Potensi Wisnus (Data 2008)

Tabel 3.5.

Pertumbuhan Wisnus dirinci Berdasarkan Satuan III – 23 Pulau

Tabel 3.6.

Jumlah Kunjungan Wisnus, Jumlah Perjalanan, III – 24 Rata-Rata Perjalanan, dan Total Pengeluaran W isnus Tahun 2001 – 2009

Tabel 3.7.

Daerah-daerah Penyumbang (Asal) dan Penerima III – 29 (Tujuan) W isnus

Tabel 3.8.

Sepuluh Besar Provinsi Asal W isnus

III – 30

Tabel 3.9.

Sepuluh Besar Provinsi Tujuan W isnus

III – 31

Tabel 4.1.

Total Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Tahun 2009

III – 22

III – 22

viii

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Buku Putih

I – 15

Gambar 2.1. Tourist Destination Image

II – 7

Gambar 2.2. Prinsip-prinsip dalam Sustainable Tourism Development

II – 9

Gambar 2.3. Diagram Tuntutan dan Peranan Responsible Tourism dalam Membentuk Citra

II – 11

Gambar 2.4. Perubahan dari Vertical ke Horizontal Marketing

II – 18

Gambar 2.5. Contoh Aplikasi E-Magazine

II – 23

Gambar 3.1. Contoh Kampanye Mudik Bersama

III – 3

Gambar 3.2. Contoh Promosi Great Sale di Beberapa daerah

III – 4

Gambar 3.3. Rute-rute Penerbangan Domestik

III – 6

Gambar 3.4. Beberapa Rute Penerbangan Ekonomi di Indonesia

III – 7

Gambar 3.5. Jumlah Wisatawan Nasional yang Berpergian ke III – 9 Luar Negeri dan Pembelanjaannya Gambar 3.6. Top 10 Market Singapore

III – 11

Gambar 3.7. Top 10 Market Singapore Tahun 2004-2008 III – 12 dengan Indonesia sebagai Top Arrivals Gambar 3.8. Jalur-jalur Akses (Darat, Laut, dan Udara) di III – 13 Indonesia Gambar 3.9. Ragam Promosi Wisata di Singapura

III – 16

Gambar 3.10. Ragam Promosi Paket Wisata di Singapura

III – 17

Gambar 3.11. Ragam Promosi Wisata di Malaysia

III – 18

Gambar 3.12. Ragam Promosi Paket Wisata di Malaysia

III – 19

Gambar 3.13. Jumlah Wisnus dan Pergerakan Wisnus di III – 25 Indonesia Tahun 2001-2008 Gambar 3.14. Pembelanjaan Wisnus di Indonesia Tahun 2001- III – 26 2008 Gambar 3.15. Daerah Tujuan Wisnus di Indonesia Tahun 2008

III – 27

Gambar 3.16. Daerah Asal Wisnus di Indonesia Tahun 2007

III – 28

Gambar 3.17. Daerah Asal W isnus di Indonesia

III – 30

ix

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Gambar 3.18. Daerah Tujuan W isnus di Indonesia

III – 31

Gambar 3.19. Komposisi W isnus Berdasarkan Jenis Kelamin

III – 33

Gambar 3.20. Komposisi W isnus Berdasarkan Usia

III – 34

Gambar 3.21. Komposisi W isnus Berdasarkan Kegiatan

III – 35

Gambar 3.22. Komposisi W isnus Berdasarkan Lama Menginap III – 35 Gambar 3.23. Komposisi W isnus Berdasarkan Maksud Kunjungannya

III – 36

Gambar 3.24. Komposisi Pengeluaran W isnus

III – 37

Gambar 3.25. Tujuan Perjalanan W isnus

III – 38

Gambar 3.26. Jarak Perjalanan W isnus

III – 38

Gambar 3.27. Penggunaan Akomodasi W isnus

III – 39

Gambar 3.28. Logo Kenali Negerimu, Cintai Negerimu

III – 40

Gambar 3.29. Beberapa Regional Brand di Indonesia

III – 42

Gambar 3.30. Contoh Reduplikasi regional Brand yang tidak efektif

III – 43

Gambar 3.31. Beberapa Regional Brand yang Sudah Populer

III – 45

Gambar 3.32. Media Cetak berbahasa Indonesia yang sudah III – 47 populer dan dapat menjadi informasi wisata bagi segmen wisnus Gambar 3.33. Brosur-brosur yang banyak digunakan untuk III – 48 mempromosikan obyek-obyek wisata Gambar 3.34. Contoh Brosur yang menarik (komposisi warna III – 48 yang eye catching, fitur yang unik, dan informasi yang menarik Gambar 3.35. Contoh Brosur yang menarik

III – 49

Gambar 3.36. Brosur yang Menarik

III – 50

Gambar 3.37. Brosur yang Kurang Menarik (baik dari segi lay III – 51 out maupun grafis. masih minim informasi) Gambar 3.38. Program Wisata Kerjasama dengan TV

III – 52

Gambar 3.39. Produksi Film Dengan Setting Destinasi

III – 53

Gambar 3.40. Website Khusus Pariwisata

III – 54

Gambar 3.41. Contoh Komunitas Hobbies

III – 55

Gambar 3.42. Contoh Komunitas Blogger

III – 56

Gambar 3.43. Contoh Komunitas Facebook

III – 57

x

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Gambar 3.44. Contoh Komunitas Twitter

III – 58

Gambar 3.45. Contoh Komunitas Twitter dan Followernya

III – 59

Gambar 3.46. Contoh Komunitas Twitter dan Icon

III – 60

Gambar 3.47. Contoh Upload Video Pariwisata di Youtube

III – 61

Gambar 3.48. DMO Manggarai Komodo

III – 64

Gambar 3.49. DMO Pangandaran

III – 67

Gambar 3.50. Contoh Kemitraan antara Hotel dan Bank

III – 68

Gambar 3.51. Contoh Kemitraan antara Pertamina dan Bank III – 69 Mandiri Gambar 3.52. Contoh Program Travel Now Pay Later oleh III – 70 Bank Gambar 3.52. Contoh Insentif Wisata melalui CSR

III – 70

Gambar 3.53. Contoh Program Kemitraan Pemerintah dengan III – 71 Pengusaha Melalui Program Great Sale Gambar 3.54. Contoh Program Kemitraan Airlines dengan III – 71 Destinasi (Pemerintah) Juga Dunia Usaha (Bank) Gambar 3.55. SKB Kebijakan Cuti Perjalanan WIsnus

Bersama

Penggerak III – 72

Gambar 3.56. Insentif Mudik Bersama

III – 72

Gambar 4.1. Karakteristik Segmen VFR berdasarkan umur

IV – 5

Gambar 4.2. Karakteristik Segmen VFR berdasarkan Frekuensi Kunjungan

IV - 5

Gambar 4.3. Karakteristik Segmen VFR berdasarkan Moda

IV – 6

Gambar 4.4. Karakteristik Segmen VFR berdasarkan W aktu Kunjungan

IV – 6

Gambar 4.5. Karakteristik Segmen VFR berdasarkan Cara Perjalanan

IV – 7

Gambar 4.6. Karakteristik Segmen VFR berdasarkan Besaran Pembelanjaan

IV – 7

Gambar 4.7. Karakteristik Segmen VFR berdasarkan Pola Pembelanjaan

IV – 8

Gambar 4.8. Karakteristik Segmen VFR berdasarkan Profesi

IV – 8

Gambar 4.9. Karakteristik Segmen VFR berdasarkan Obyek yang dikunjungi

IV – 9

Gambar 4.10. Tingginya Motivasi Dalam Mengunjungi

IV – 10

xi

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Kerabat/Relasi/Teman Gambar 4.11. Potensi Segmen Pendidikan Di Indonesia

IV – 10

Gambar 4.12. Kantong-Kantong Segmen Pendidikan di Luar Pulau Jawa (Lokasi Perguruan Tinggi)

IV – 11

Gambar 4.13. Kantong-Kantong Segmen Pendidikan di Jawa (Lokasi Perguruan Tinggi)

IV – 12

Gambar 4.14. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Umur Gambar 4.15. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Frekwensi Kunjungan Gambar 4.16. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Moda

IV – 15

Gambar 4.17. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Waktu Kunjungan

IV – 17

Gambar 4.18. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Cara Perjalanan

IV – 17

Gambar 4.19. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Besar Pembelanjaan

IV – 18

Gambar 4.20. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Pola Pembelanjaan

IV – 18

Gambar 4.21. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Profesi

IV – 19

Gambar 4.22. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Motivasi

IV – 21

Gambar 4.23. Kota-Kota Tujuan Weekender

IV – 21

Gambar 4.24. Salah Satu Pusat Weekender di Bandung

IV – 23

Gambar 4.25. Pola Aktivitas Weekender di Bali

IV – 27

Gambar 4.26. Contoh Ilustrasi Inovasi Teknik Berpromosi di Bali

IV – 28

Gambar 4.27. Lokasi Konsentrasi Weekenders di Bali

IV – 29

Gambar 4.28. Potensi Segmen Wisata Ziarah di Indonesia

IV – 39

IV – 16 IV – 16

Gambar 4.29. Karakteristik Wisata Ziarah Berdasarkan Umur IV – 40 Wisata Ziarah Berdasarkan IV – 40 Gambar 4.30. Karakteristik Frekuensi Kunjungan Gambar 4.31. Karakteristik Wisata Ziarah Berdasarkan Moda IV – 41 Gambar 4.32. Karakteristik Wisata Ziarah Berdasarkan Waktu Kunjungan

IV – 41

xii

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Gambar 4.33. Karakteristik Wisata Ziarah Berdasarkan Cara Perjalanan

IV – 42

Gambar 4.34. Karakteristik Wisata Ziarah Berdasarkan Pembelanjaan

IV – 42

Gambar 4.35. Karakteristik Wisata Ziarah Berdasarkan Pola Pembelanjaan

IV – 43

Gambar 4.36. Karakteristik Wisata Ziarah Berdasarkan Profesi

IV – 43

Gambar 4.37. Sebaran Daya Tarik Wisata Ziarah di Jawa

IV – 45

Gambar 4.38. Sebaran Daya Tarik Wisata Ziarah di Luar Jawa Gambar 4.39. Karakteristik segmen MICE berdasarkan Cara Berkunjung ke Lokasi Event Gambar 4.40. Karakteristik segmen MICE berdasarkan Jenis Event yang diikuti Gambar 4.41. Karakteristik segmen MICE berdasarkan Motivasi Dalam Mengikuti Event MICE

IV – 46 IV – 65 IV – 66 IV – 66

Gambar 4.42. Karakteristik segmen MICE berdasarkan Pemilihan Hotel Gambar 4.43. Karakteristik segmen MICE berdasarkan Entertainment yang disukai Gambar 4.44. Karakteristik segmen MICE berdasarkan Atraksi wisata dan fasilitas rekreasi yang disukai

IV – 67

Gambar 4.45. Sebaran Daya Tarik Wisata Ziarah di Luar Jawa

IV – 69

IV – 67 IV – 68

xiii

1. Pendahuluan

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Potensi Wisatawan Nusantara Pasar wisatawan nusantara seringkali menjadi segmen yang banyak diabaikan oleh industri pariwisata nasional. Selama beberapa dekade terakhir perhatian sebagian besar usaha pariwisata, dan bahkan pemerintah, terfokus pada upaya-upaya untuk meningkatkan kunjungan wisman yang selalu dikaitkan dengan devisa. Memang secara perekonomian nasional, aktivitas wisatawan nusantara tidak begitu banyak berarti, dikarenakan besaran pembelanjaan mereka tidak menciptakan “uang masuk” atau dengan kata lain tidak menciptakan nilai ekspor bagi negara. Sehingga pembelanjaan wisnus sering disebut hanya sebagai bentuk reditsribusi pendapatan. Namun demikian, dengan melihat pada pertumbuhan pergerakan (movements) wisnus yang terjadi sejak beberapa tahun terakhir, maka dapat dikatakan pangsa pasar wisnus bukan lagi sebagai pangsa sekunder bagi pariwisata Indonesia. Khususnya di era otonomi saat ini dimana kedatangan wisnus ke suatu daerah dapat dijadikan alat untuk menggerakkan perekonomian wilayah di daerah yang bersangkutan (new money flowing into region). Perkembangan pergerakan wistawan nusantara (wisnus), khususnya dari tahun 2006 ke 2007, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS rata-rata pertumbuhan perjalanan 8,72%. Prestasi ini telah menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat, yang sampai dengan tahun 2009, jumlah absolute perjalanan mencapai 229,96 juta wisatawan. Fenomena ini merupakan salah satu indikasi bahwa citra pariwisata nusantara mengalami pertumbuhan yang positif. Di samping itu slogan “Kenali

I-1

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Negerimu Cintai Negerimu” juga telah terbukti mendapat sambutan yang positif dari wisatawan domestik di Indonesia. Perjalanan dan pengeluaran wisatawan nusantara (wisnus) terbukti terus mengalami pertumbuhan, utamanya pada dua tahun terakhir. Data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai hasil Sensus Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan bahwa pada tahun 2008 jumlah wisnus mencapai 117,21 juta orang dengan 225,04 juta perjalanan dan pengeluaran mencapai Rp. 123,17 trilyun, pada 2009 meningkat menjadi 119,15 juta orang dengan 229,96 juta perjalanan atau naik 2,19% sementara pengeluarannya mencapai 128,78 trilyun. Adapun dari sudut pandang region atau wilayah dalam satuan provinsi yang melakukan perjalanan tercatat bahwa di beberapa daerah di Indonesia perjalanan wisatawan nusantara ternyata cukup signifikan. Situasi ini terjadi misalnya di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta yang detailnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.1. Banyaknya Penduduk yang melakukan perjalanan, Jumlah Perjalanan dan Ratarata Perjalanan Menurut Propinsi Asal, Tahun 2008

Propinsi 1

NAD

2

Sumatera Utara

3

Sumatera Barat

4

Riau

5

Jambi

6

Sumatera Selatan

7

Bengkulu

8

Lampung

9

Bangka Belitung

10

Kep. Riau

11 DKI Jakarta 12 Jawa Barat 13 Jawa Tengah 14

DI Yogyakarta

15 Jawa Timur 16

Banten

17

Bali

Jml penduduk yg melakukan perjalanan

Rata-rata perjalanan

Jumlah perjalanan

735,067 4,724,565 1,823,831 1,934,619 921,584 1,467,224 738,992 3,197,048 1,119,292 742,116

1.05 1.52 1.79 1.54 1.73 1.67 1.68 1.46 1.82 1.59

768,529 7,179,697 6,067,137 2,971,522 1,591,756 2,448,493 1,238,563 4,687,244 2,032,458 1,182,607

6,598,040 21,515,860 14,897,588

1.91 1.93 1.89

12,582,526 41,565,527 28,126,629

2,567,972

1.93

4,959,914

23,373,516

1.88

43,935,875

3,270,088 1,835,464

1.68 2.08

10,554,482 3,823,492

I-2

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Propinsi 18

NTB

19

NTT

20

Kalimantan Barat

21

kalimantan Tengah

22

Kalimantan Selatan

23

Kalimantan Timur

24

Sulawesi Utara

25

Sulawesi Tengah

26

Sulawesi Selatan

27

Sulawesi Tenggara

28

Gorontalo

29

Sulawesi Barat

30

Maluku

31

Maluku Utara

32

Papua Barat

33

Papua TAHUN 2008 TAHUN 2007 *)

Jml penduduk yg melakukan perjalanan

Rata-rata perjalanan

2,226,316 1.70 1,888,932 1.71 1,443,032 1.61 779,624 1.47 1,810,160 1.42 1,939,100 1.77 762,224 1.93 1,234,888 1.68 3,052,840 1.8 883,168 1.58 643,444 1.75 447,632 1.79 460,500 1.70 587,636 1.39 215,400 1.26 645,296 1.29 80.072.925 1.90 115.334.781 1.93

Jumlah perjalanan

3,785,206 3,232,559 2,329,392 1,149,025 2,573,764 3,431,609 1,471,207 2,072,394 5,486,473 1,394,686 1,124,071 802,566 784,177 814,563 272,137 831,271 151.945.1146 222.388.788

*Bagian diarsir adalah propinisi dengan jumlah penduduk terbesar yang melakukan perjalanan Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara, 2008, BPS, 2008

1.1.2. Kebutuhan Akselerasi Pertumbuhan Perjalanan Wisnus Dengan latar belakang kondisi dan nilai penting kepariwisataan nusantara bagi pembangunan perekonomian nasional serta persaingan di tingkat nasional, maka pemerintah mempertegas komitmennya untuk berupaya meningkatkan akselerasi pemasaran pariwisata nusantara. Dengan demikian diharapkan kepariwisataan nusantara akan memiliki daya saing yang lebih tinggi dan mampu menempatkan destinasi daerah dalam kepariwisataan nusantara. Terkait dengan tekad akselerasi pembangunan kepariwisataan nusantara tersebut, berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan stakeholder terkait. Program-program tersebut antara lain mencakup pengembangan promosi pariwisata dalam negeri antara lain: Tour de Singkarak, ASEAN Jazz Festival, Sail Bunaken, serta program-program pemasaran strategis lainnya dalam bentuk kerjasama dengan daerah, sebagai program promosi yang menggiatkan wisnus.

I-3

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Namun demikian sejalan dengan perkembangan pariwisata nusantara yang sangat dinamis, perkembangan industri pariwisata serta persaingan antar destinasi pariwisata dalam konteks nasional, maka dibutuhkan rencana strategis yang mampu mengantisipasi dan menjawab tantangan dan dinamika perkembangan industri pariwisata nusantara yang sangat berkembang pesat. Rencana strategis dalam bentuk buku putih pemasaran pariwisata nusantara yang akan dihasilkan nanti sekaligus diharapkan dapat menjadi arahan strategis dalam upaya meningkatkan akselerasi pertumbuhan pariwisata nusantara. Dalam upaya menyusun arah kebijakan, strategi, dan indikasi program pemasaran wisnus yang tajam tadi terdapat sejumlah isu-isu strategis yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan penyelesaiannya yang antara lain adalah: a.

Isu keamanan dan keselamatan (safety and security)

b.

Citra dan branding yang menarik

c.

Aksesibilitas dan transportasi serta permasalahan maskapai penerbangan dalam negeri

d.

Kemitraan strategis antar berbagai sektor dan komitmen dalam upaya mendorong akselerasi pembangunan pariwisata nusantara

e.

Daya saing produk wisata dalam negeri vis a vis produk wisata pesaing

1.1.3. Perlunya Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara Upaya akselerasi pembangunan kepariwisataan nusantara agar memiliki daya saing dan daya penetrasi yang kuat, tentu saja akan sulit diwujudkan apabila tidak didukung oleh kebijakan strategis dan program yang mampu memecahkan berbagai persoalan dan tuntutan serta tantangan di atas. Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara juga sangat dibutuhkan untuk memberikan arahan strategik bagi segenap pemangku kepentingan dalam melakukan pemasaran pariwisata nusantara secara lebih terfokus, komprehensif, dan berkesinambungan, baik pada tingkat Nasional maupun di Daerah.

I-4

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Pengembangan dan penjabaran buku putih pemasaran pariwisata nusantara di dalamnya akan mencakup aspek perencanaan dan pengembangan target pasar, yang dirumuskan mendasarkan pada hasil analisis pasar. Keluaran atau output buku putih pemasaran pariwisata nusantara nantinya akan merupakan suatu rumusan kesatuan terintegrasi dengan analisis pasar dalam negeri. Penyusunan buku putih pemasaran pariwisata nusantara sekaligus juga merupakan langkah strategis dalam menggambarkan peta persaingan yang ada, yang sangat dibutuhkan untuk menyusun perencanaan pengembangan pemasaran pariwisata di daerah yang menuntut program-program aksi yang lebih konkrit. Di samping itu Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara juga disusun untuk merekomendasikan berbagai arahan kebijakan terkait dengan pemasaran pariwisata nusantara, yang dapat dijabarkan oleh instansi terkait baik pusat maupun daerah melalui berbagai programnya dalam konteks percepatan pertumbuhan perjalanan wisnus.

1.2. Mandat Yuridis 1.2.1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Mandat Pemasaran Pariwisata berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, tercantum dalam pasal-pasal berikut ini : a.

Bab IV UU No 10/ Tahun 2009 Pembangunan Kepariwisataan berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, meliputi empat aspek, salah satu diantaranya adalah Pembangunan Pemasaran Pariwisata. Hal ini dijabarkan dalam penjelasan Pasal 7 Huruf c, yaitu sebagai berikut : “Pemasaran Pariwisata bersama, terpadu dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan serta pemasaran yang bertanggung jawab dalam membangun Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang berdaya saing.”

I-5

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

b.

Bab X UU No 10/ Tahun 2009 Mandat pemasaran pariwisata Indonesia berdasarkan Bab X UU No 10/ Tahun 2009, mengenai Badan Promosi Pariwisata Indonesia : Pasal 36 (1)

Pemerintah memfasilitasi pembentukan Badan Promosi Pariwisata Indonesia yang berkedudukan di ibu kota negara.

(2)

Badan Promosi Pariwisata Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga swasta dan bersifat mandiri.

(3)

Pembentukan Badan Promosi Pariwisata Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Pasal 41 (1)

(2)

Badan Promosi Pariwisata Indonesia mempunyai tugas: a)

meningkatkan citra kepariwisataan Indonesia;

b)

meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan penerimaan devisa;

c)

meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan pembelanjaan;

d)

menggalang pendanaan dari sumber selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan

e)

melakukan riset dalam rangka pengembangan usaha dan bisnis pariwisata.

Badan Promosi Pariwisata Indonesia mempunyai fungsi sebagai:

I-6

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

a)

koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan

b)

mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

1.2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Penyelenggaraan Kepariwisataan a.

Tahun

1996

tentang

Bab I Mandat pemasaran pariwisata Indonesia berdasarkan Bab I PP No 67 Tahun 1996, mengenai Ketentuan Umum : Pasal 2 Penyelenggaraan kepariwisataan bertujuan untuk : a)

memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata;

b)

memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa;

c)

memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja;

d)

meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; dan

e)

mendorong pendayagunaan produksi nasional.

Pasal 3 Penyelenggaraan kepariwisataan dilaksanakan dengan memperhatikan : a)

kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya;

b)

nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilainilai yang hidup dalam masyarakat;

c)

kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup; dan

d)

kelangsungan usaha pariwisata.

I-7

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

1.2.3. RPJM 2010-1014 Pembangunan Pariwisata Nasional Sesuai dengan Prioritas Nasional seperti yang tercantum dalam Buku I RPJMN tahun 2010 – 2014, pembangunan di bidang kepariwisataan merupakan bagian dari Program Prioritas Nasional Lainnya di bidang Kesejahteraan Rakyat. Dalam Program diamanatkan :

Prioritas

Nasional

tersebut

antara

lain

a.

Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20 % secara bertahap dalam 5 tahun;

b.

Promosi 10 tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif;

c.

Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata;

Di dalam kebijakan tersebut juga disebutkan mengenai fokus prioritas dan kegiatan prioritas kepariwisataan dalam RPJMN 20102014 yang menyebutkan diantaranya adalah Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri 1.2.4. Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2010-2014 Di dalam kebijakan ini termuat Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang mencakup baik wisman maupun wisnus. Diantara kebijakan tersebut beberapa diantaranya memiliki implikasi langsung terhadap pengembangan segmen wisnus. Berikut adalah kutipan yang merupakan arahan atas pengembangan kepariwisataan nusantara terutama dalam kaitannya dengan pengembangan wisnus yaitu pada Arah Kebijakan dan Strategi No.7 tentang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Yang Bertanggung Jawab (Responsible Marketing).

I-8

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

1) Meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara maupun nusantara sebesar 20 (dua puluh) persen secara bertahap dalam 5 (lima) tahun. Implikasi terhadap pegembangan wisnus :  Pertumbuhan 20% progresif dalam 5 tahun

2) Meningkatkan promosi 10 (sepuluh) tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif. 3) Meningkatkan jumlah anggota jaringan situs online kepariwisataan Indonesia melalui pengembangan data dan informasi destinasi pariwisata yang dilengkapi dengan dokumentasi dan visualisasi. Implikasi terhadap pegembangan wisnus :  Pengembangan media promosi wisnus secara luas

Meningkatkan kuantitas pengguna bahan promosi kepariwisataan melalui penyediaan, penyajian dan diseminasi bahan promosi cetak, elektronik, dan publikasi kepariwisataan. 4) Meningkatkan ketersediaan rekomendasi strategi pelaksanaan promosi dan pemasaran pariwisata melalui pengembangan analisis pasar dan market intelligence kepariwisataan mancanegara dan nusantara baik di tingkat pusat maupun daerah. Implikasi terhadap pegembangan wisnus :  Pengembangan análisis pasar dan market intelligence

5) Meningkatkan jumlah pergerakan wisatawan nusantara melalui penyelenggaraan direct promotion, penyelenggaraan event pariwisata utama, serta dukungan bagi

I-9

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

penyelenggaraan event seni, budaya dan pariwisata di berbagai daerah. Implikasi terhadap pegembangan wisnus :  Meningkatkan pergerakan wisnus ke berbagai daerah

6) Meningkatkan pelaksanaan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition/MICE) nasional dan internasional melalui pengembangan kapasitas, promosi dan bidding kegiatan MICE, serta penyelenggaraan dan dukungan event MICE.  Mengembangkan kegiatan MICE di dalam negeri

7) Meningkatnya dukungan bagi partisipasi seluruh stakeholders dalam promosi pariwisata Indonesia melalui dukungan manajemen SDM, perencanaan, regulasi, evaluasi dan keuangan.  Promosi pariwisata terpadu yang melibatkan segenap stakeholders terkait

Terkait dengan kebijakan tersebut, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata juga telah merumuskan Program dan Kegiatan Prioritas Tahun 2010 -2014 yang terangkum di dalam kelompok Program 4 tentang Pengembangan Pemasaran Pariwisata yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Program 4.

PENGEMBANGAN PEMASARAN PARIWISATA

Program ini berisikan tujuan dan sasaran sebagai berikut : A. Tujuan : 1)

Menjadikan pemasaran kegiatan utama kepariwisataan yang dilakukan secara berkesinambungan.

pembangunan terpadu dan

I - 10

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

2)

Mendukung pengembangan pariwisata sebagai sektor penghasil devisa negara ketiga setelah sektor minyak dan gas, serta minyak kelapa sawit.

3)

Mewujudkan pergerakan penduduk dan perjalanan wisatawan yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia

B. Sasaran : 1)

Meningkatnya permintaan paket wisata nusantara,

2)

Meningkatnya event pariwisata Indonesia di dalam dan luar negeri,

3)

Meningkatnya keterlibatan stakeholders Indonesia dalam memasarkan pariwisata Indonesia,

4)

Meningkatnya pelayanan informasi dan kelengkapan informasi pariwisata Indonesia.

Adapun indikator pencapaian atas tujuan dan sasaran tersebut adalah sebagai berikut : 1)

Kunjungan wisatawan mancanegara

2)

Pergerakan wisatawan nusantara

3)

Penjualan paket wisata nusantara di pasar dalam negeri.

4)

Event pariwisata dalam negeri.

5)

Partisipasi pariwisata Indonesia pada bursa, sales mission dan festival di tingkat internasional.

6)

Pelayanan informasi kepariwisataan Indonesia di fokus pasar wisata.

7)

Strategi pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri.

8)

Event MICE di Indonesia yang terpromosikan.

9)

Tujuan pariwisata Indonesia yang memiliki kelengkapan bahan promosi.

10) Dukungan manajemen pemasaran (event).

I - 11

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Di dalam Dokumen Rencana Strategis ini pula telah dirumuskan kegiatan - kegiatan prioritas sebagai pelaksanaan penugasan khusus kementerian tahun 2010 - 2014 yang dilaksanakan melalui Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata yaitu : A. Meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20% secara bertahap dalam 5 tahun dengan : •

Meningkatkan upaya promosi pariwisata ke 15 negara fokus pasar internasional



Meningkatkan upaya promosi pariwisata di dalam dan di luar negeri terutama pada 10 tujuan pariwisata Indonesia



Meningkatkan aktivititas MICE nasional dan internasional di tujuan pariwisata Indonesia, melalui pelaksanaan event promosi MICE di dalam dan luar negeri

B. Mempromosikan 10 tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif dengan meningkatkan penyajian dan diseminasi data dan informasi kepariwisataan Indonesia. C. Mendorong konsolidasi akses transportasi mancanegara dan dalam negeri, terutama ke 10 tujuan pariwisata Indonesia dengan meningkatkan konsolidasi dan koordinasi lintas kementerian/ lembaga dalam peningkatan akses internasional ke 10 tujuan pariwisata Indonesia.

Sementara itu, kegiatan-kegiatan prioritas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata melalui Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata tahun 2010 - 2014 adalah sebagai berikut : 1.

Peningkatan Promosi Dalam Negeri, dengan kegiatan prioritas antara lain: a. Penyelenggaraan direct promotion keramaian dan perbelanjaan.

di

pusat-pusat

b. Penyelenggaraan event pariwisata berskala nasional dan internasional.

I - 12

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

c. Pendukungan event seni, budaya dan pariwisata daerah. d. Operasionalisasi Pusat Informasi Kepariwisataan (Tourism Information Center). e. Pemantuan dan evaluasi Peningkatan Promosi Dalam Negeri 2.

Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri, dengan kegiatan prioritas, antara lain : a. Partisipasi pada bursa pariwisata internasional. b. Pelaksanaansales mission di fokus pasar wisatawan. c. Pendukungan penyelenggaraan Festival Indonesia di mancanegara. d. Pemantuan dan evaluasi Peningkatan Promosi luar Negeri

3.

Peningkatan Informasi Pasar Pariwisata, dengan kegiatan prioritas antara lain : a. Analisis pasar dan marketing intelligence pasar wisatawan. b. Penyelenggaraan Familiarization Trip. c. Perintisan pusat promosi pariwisata Indonesia. d. Pemantuan dan evaluasi Peningkatan Informasi Pasar Pariwisata.

4.

Peningkatan Publikasi prioritas antara lain :

Pariwisata,

dengan

kegiatan

a. Pengembangan data dan informasi pemasaran pariwisata. b. Pengembangan penyajian data dan informasi pemasaran pariwisata. c. Peningkatandiseminasi data dan informasi pemasaran pariwisata. d. Pemantuan dan evaluasi Peningkatan Publikasi Pariwisata. 5.

Peningkatan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive Travel, Convention And Exhibition/MICE) dengan kegiatan prioritas antara lain : a. Pengembangan kapasitas MICE Indonesia. b. Promosi penyelenggaraan MICE di Indonesia.

I - 13

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

c. Pendukungan bidding dan penyelenggaraan MICE. d. Pemantuan dan evaluasi Peningkatan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran. 6.

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya, dengan kegiatan prioritas antara lain : a. Pendukungan promosi pariwisata daerah. b. Pendukungan manajemenpemasaran pariwisata. c. Penyusunan dokumen perencanaan, pemantuan dan evaluasi.

Dalam hal ini posisi Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara ini dengan RENSTRA tersebut adalah : 1) Sebagai pelengkap panduan yang lebih komprehensif (meliputi 33 propinsi, 2) Jabaran bentuk-bentuk program promosi yang lebih bervariasi sejalan dengan RIPPARNAS, dan 3) Adanya pilar lain sebagai tambahan yaitu aspek pengembangan kelembagaan dan kemitraan.

1.3. Tujuan dan Sasaran Penyusunan jabaran program buku putih pemasaran pariwisata nusantara bertujuan untuk : 1.

Meningkatkan akselerasi program pemasaran pariwisata nusantara dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan pariwisata nasional.

2.

Menyiapkan langkah kongkrit dan terpadu dalam rangka pemasaran pariwisata nusantara yang tanggap terhadap isuisu strategis yang berkembang, terutama untuk mendorong peningkatan kunjungan wisnus, lama tinggal, tingkat pengeluaran, serta distribusi kunjungan ke berbagai destinasi pariwisata yang ada.

3.

Mengembangkan arah kebijakan serta strategi pemasaran pariwisata nusantara dalam konteks nasional yang lebih efektif dan efisien dengan menempatkan berbagai kepentingan stakeholder pariwisata nasional (swasta, pemerintah, masyarakat) sebagai pelaku penting dalam implementasinya.

I - 14

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

4.

Menyusun dokumen yang akan menjadi acuan/ pedoman bagi pengembangan pemasaran pariwisata nusantara yang dapat ditindaklanjuti daerah dalam pengembangan kepariwisataan di daerah.

I - 15

2.

1.

Pengembangan Citra Destinasi (Branding Peningkatkan peran Media Komunikasi Pemasaran

PENGEMBANGAN CITRA DAN MEDIA KOMUNIKASI PEMASARAN

4.

3.

1. 2.

2.

1.

Pengembangan Kelembagaan Pemasaran Pariwisata Pengembangan Kemitraan yang sinergis pemasaran antar pemangku kepentingan

Mass Market Niche Market

PENGEMBANGAN PASAR

1. Pengembangan Citra Destinasi (Branding 2. Peningkatkan peran Media Komunikasi Pemasaran

PENGEMBANGAN CITRA DAN KOMUNIKASI PEMASARAN

PROGRAM REGULER

PROGRAM PRIORITAS

PROVINSI

UU No 10/2009 tentang Kepariwisataa PP No 67/1996 tentang Pembangunan Pariwisata secara Terpadu Inpres RO No 16 Tahun 2005 tentang Pembangunan Pariwisata Secara terpadu Permen Kebudayaan dan Pariwisata No 07/HK 001/MKP 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Mandat Peraturan Perundangan

KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN PEMASARAN

NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN INDIKASI PROGRAM

TUJUAN DAN SASARAN

VISI DAN MISI

BUKU PUTIH PEMASARAN PARIWISATA NUSANTARA

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Buku Putih

Pemantapan dan Pengembangan : 1. Segmen VFR 2. Segmen Weekender 3. Segmen Ziarah 4. Segmen Hobbies 5. Segmen MICE Ekstensifikasi : 1. Segmen Ekspatriat 2. Segmen Berdasarkan Kelompok Umur

PENGEMBANGAN PASAR

KONSEP DAN DEFINISI WISNUS

I - 16

2. Pengembangan Kemitraan yang sinergis pemasaran antar pemangku kepentingan

1. Pengembangan Kelembagaan Pemasaran Pariwisata

KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN PEMASARAN

Mendasarkan pada tujuan, sasaran serta keluaran yang akan dicapai dari pekerjaan Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara ini, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :

1.4. Kerangka Pemikiran

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

1.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan terkait dengan penelitian ini adalah : a.

Survei Lapangan, yaitu survei yang dilakukan secara langsung ke lapangan yaitu daerah-daerah potensial perkembangan wisatawan nusantara (Bandung, Bali, DIY-Jawa Tengah)

b.

Mengikuti paket-paket wisata yang ditujukan untuk mengetahui motivasi dan sistem pemaketan wisnus (Paket Wisata Ziarah, Paket Wisata Belanja).

c.

Wawancara mendalam, dilakukan untuk mendapatkan informasi dari pihak-pihak yang memiliki lata belakang kompetensi bidang pengembangan pemasaran pariwisata khususnya pada segmen wisatawan nusantara maupun bidang kepariwisataan secara umum misalnya pihak dari Kemenbudpar, Pemda setempat, Pelaku Industri, Asosiasi, dsb.

d.

E-Survey yaitu survei dengan menggunakan media online yang ditujukan untuk mendapatkan dukungan data yang relevan dan melihat tren terkini penggunaan media promosi secara on-line misalnya tren dalam penggunaan social media.

e.

FGD (Focus Group Discussion), dilakukan untuk menggali informasi yang lebih dalam dari berbagai nara sumber yang mewakili seluruh stakeholder yang terkait dengan kepentingan studi yang dilakukan. FGD dilakukan dengan melibatkan sejumlah ahli di bidang pariwisata, akademisi, wakil pemerintah, dan para pelaku industri pariwisata.

f.

Studi Pustaka, yaitu mendalami berbagai literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. Teknik yang digunakan adalah melalui pendalaman berbagai sumber informasi seperti buku, artikel, majalah, internet, data statistik dan sebagainya.

I - 17

2. Pengertian, Lingkup, dan Paradigma

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

II. PENGERTIAN, LINGKUP, DAN PARADIGMA 2.1. Definisi Wisatawan Nusantara Sampai saat ini batasan baku mengenai wisatawan dalam negeri (wisatawan nusantara) masih menggunakan batasan yang ditetapkan oleh BPS (Biro Pusat Statistik), yang pada dasarnya merupakan penterjemahan dari batasan yang diberikan oleh WTO (World Tourism Organization) mengenai domestic tourism. Batasan dari BPS tersebut sampai saat ini digunakan untuk pendukung dalam sistem pengumpulan data, khususnya untuk memantau pergerakan wisatawan nusantara di Indonesia. Data-data yang disajikan oleh BPS selama ini adalah mengacu pada batasan mengenai wisatawan nusantara sebagaimana ditetapkan oleh WTO. Wisatawan nusantara juga dapat disebut sebagai kegiatan perjalanan oleh penduduk Indonesia di dalam wilayah negara Indonesia. Pengertian Perjalanan disini sebagaimana digunakan oleh BPS (Susenas, BPS), adalah: “Penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan dalam wilayah geografis Indonesia (perjalanan dalam negeri) secara sukarela kurang dari 6 (enam) bulan dan bukan untuk tujuan bersekolah atau bekerja (memperoleh upah/gaji), mengunjungi obyek wisata, dan atau bukan obyek wisata dengan menginap di akomodasi komersial, dan atau jarak perjalanannya > 100 km dengan atau tanpa menggunakan alat angkutan, secara perorangan (sendiri) ataupun berkelompok (rombongan) yang bukan merupakan kegiatan rutin.”

II - 1

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat diberikan beberapa kriteria mengenai perjalanan wisatawan nusantara :

1. Penduduk Indonesia 2. Perjalanan dalam negeri secara sukarela 3. Berkelompok maupun perorangan 4. Perjalanan < 6 bulan 5. Bukan bersekolah/bekerja (memperoleh upah/gaji) 6. Sifat perjalanan tidak rutin 7. Mengunjungi ODTW (Tidak Menginap di akomodasi komersial), atau 8. Tidak mengunjungi ODTW komersial)

(Tetapi menginap

di akomodasi

9. Jarak perjalanan > 100 km pp

Sesuai dengan definisi itu pula dapat diberikan asumsi-asumsi berikut : a.

Perjalanan ke obyek wisata/tempat rekreasi yang biasanya dikunjungi umum tanpa memperhatikan jarak tempat tersebut dari rumah tempat dia bepergian dan lama bepergian.

b.

Perjalanan bukan ke obyek wisata, misalnya mengunjungi famili, dan lain-lain dengan syarat:

dinas,

1.

Jarak perjalanan lebih besar atau sama dengan 100 km (pp)

2.

Jarak perjalanan kuran dari 100 km (pp) tetapi menginap di akomodasi komersial.

Adapun komponen-komponen yang harus diperhatikan terkait dengan definisi wisnus tersebut mencakup antara lain : 1. Karakteristik geografis yaitu wisatawan dapat dianggap sebagai seseorang yagn melakukan perjalanan jauh (dalam jarak tertentu) dari wilayah daerah administratif asalnya ke wilayah daerah

II - 2

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

administratif lainnya (atau beberapa daerah) dalam lingkup wilayah Indonesia. 2. Karakteristik waktu yaitu tiap perjalanan wisata mempunyai waktu minimum tetapi bersifat sementara dan tidak menjadi pendudk tetap di tempat atau wilayah baru yang dikunjunginya. 3. Karakteristik motivasi untuk melepaskan diri (escape) dari rutinitas, bebas dari tanggungjawab sosial sehari-hari 4. Karakteristik interaksi emosional dengan tempat yang dikunjungi yaitu adanya karakter kunjungan yang melibatkan emosi antara orang tersebut dengan beberapa tempat yang dikunjunginya. Wisatawan nusantara adalah kelompok segmen wisatawan di Indonesia yang memiliki kemampuan terhadap pemerataan ekonomi ke berbagai daerah. Wisatawan nusantara juga membawa dampak yang luar biasa terhadap pemupukan rasa cinta tanah air, dalam hal ini masyarakat akan merasa bangga terhadap kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara dengan berwisata ke berbagai tempat tujuan wisata. Sejumlah faktor menjadi pemicu pergerakan wisatawan nusantara yaitu 1) Masyarakat Indonesia memiliki sifat paternalistik sehingga mudah digerakkan dari panutannya. 2) Sifat yang paternalistik akan berdampak pada ikatan emosional yang kuat yang menjadi penentu keputusan melakukan perjalanan (misalnya karena keperluan untuk mengunjungi kerabat, acara trah/clan, atau kegiatan lain yang melibatkan hubungan antar keluarga) Selain faktor-faktor tersebut, sejumlah karakteristik yang juga melekat pada segmen wisatawan nusantara adalah : 1) Terkait dengan pencarian produk seperti suvenir, cinderamata, atau produk kenangan wisatawan nusantara lebih menyukai produk-produk impor yang identik dengan harga mahal yang mencerminkan status sosial mereka, terutama pada kelompok ’Orang Kaya Baru’ (OKB) 2) Wisatawan nusantara lebih tertarik pada altifitas mencari oleh-oleh atau berbelanja dibandingkan dengan mempelajari destinasi wisata yang sedang dikunjunginya 3) Wisatawan nusantara lebih didominasi oleh karakter ’suka-suka’ dan ’bersama-sama’ berbeda dengan segmen wisatawan

II - 3

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

mancanegara yang cenderung lebih menghargai privasi dan kegiatan-kegiatan minat khusus. 4) Segmen ’high end’ untuk kelompok wisatawan nusantara identik dengan perjalanan dan belanja ke luar negeri, atau belanja di butik-butik terkenal di Jakarta dan Bali.

2.2. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan terkait dengan Penyusunan Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara dalam hal ini akan mencakup setidaknya 3 (tiga) hal pokok, yaitu : 2.2.1. Pengembangan Pasar A. Segmentasi berdasarkan Motivasi Segmentasi berdasarkan motivasi dalam hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik wisatawan nusantara yang identik dengan suatu motivasi khusus dalam melakukan perjalanannya. Motivasi tersebut diantaranya : 1) Silaturahmi (Visiting Friend and Relatives) (budaya mengunjungi kerabat atau sahabat atau relasi misalnya pada saat libur lebaran/mudik). Termasuk pula dalam kelompok ini adalah segmen pendidikan yaitu kegiatan-kegiatan perjalanan yang menyertai aktifitas pendidikan, misalnya upacara wisuda/kelulusan, liburan semester. 2) Weekenders (yaitu segmen yang melakukan aktifitas berlibur di akhir pekan untuk melepaskan diri dari rutinitas, terutama terjadi di kota-kota besar seperti masyarakat Jakarta yang pergi ke Bandung, masyarakat Surabaya berakhir pekan di Malang atau Bali, dsb) 3) Wisata Ziarah (yaitu kelompok segmen yang memiliki motivasi untuk mengunjungi tempat-tempat suci, makam, masjid, dsb dengan tujuan berziarah) 4) MICE, dalam pengertian kelompok segmen dengan motivasi MICE adalah yang melakukan atau terlibat kegiatan seperti pameran,

II - 4

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

pertemuan/meeting, juga perjalanan (Incentive Travel). Termasuk dalam kegiatan ini pula adalah ketertarikan kelompok ini pada event-event di daerah seperti festival budaya, pekan budaya dan sejenisnya. 5) Hobbies (yaitu motivasi perjalanan wisata suatu komunitas karena adanya kesamaan hobby, misalnya sesama penggemar motor, mobil, sepeda, sepeda motor, penyuka binatang, dsb)

B. Segmentasi Demografi 1. Berdasarkan Usia Selain segmentasi berdasarkan motivasi sebagaimana telah disebutkan di atas, pembahasan segmentasi dalam penelitian ini juga didasarkan pada kelompok Usia. Berdasarkan kategori ini ditemukan bahwa kelompok segmen wisnus dapat dikelompokkan ke dalam : 1) Segmen usia 18 – 25 Tahun (termasuk dalam kelompok ini adalah para pelajar, dan mahasiswa) 2) Segmen usia 26 – 35 Tahun (terdiri dari para eksekutif muda, pekerja swasta, PNS, dan profesional) 3) Segmen usia 36 – 45 Tahun (terdiri dari para eksekutif muda, pekerja swasta, PNS, wiraswasta/pengusaha, profesional, dengan beberapa diantaranya adalah segmen premium) 4) Segmen usia 46 – 55 Tahun (kelompok profesional, PNS, pekerja swasta, wiraswasta/pengusaha, dan pensiunan) 5) Segmen usia + 55 wiraswasta/pengusaha)

Tahun

(kelompok

pensiunan,

2. Ekspatriat Yaitu segmen WNA yang sedang berada di Indonesia karena alasan bekerja atau misi bisnis atau lainnya dan tinggal dalam waktu yang cukup lama. Kelompok ini juga sering melakukan kegiatan-kegiatan wisata di sekitar tempat tinggalnya atau juga ke luar kota untuk

II - 5

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

pertemuan-pertemuan dengan sesama ekspatriat (gathering) maupun juga sekedar berwisata bersama keluarga.

2.2.2. Pengembangan Citra dan Media Komunikasi Pemasaran Citra atau image di dalam kepariwisataan seringkali identik dengan brand yang dikembangkan oleh suatu destinasi untuk mencitrakan destinasi tersebut. Dengan kata lain, Brand merupakan identitas yang dimiliki suatu destinasi wisata dan juga merupakan cerminan citra destinasi wisata (brand image). Setiap destinasi wisata mempunyai citra atau image tertentu yaitu mental maps seseorang terhadap satu destinasi wisata yang mengandung keyakinan, kesan dan persepsi (I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri, 2005). Pencitraan merupakan bagian dari Positioning, yaitu kegiatan untuk membangun citra atau image dibenak pasar melalui desain terpadu antara produk, komunikasi pemasaran, kebijakan harga, dan saluran pemasaran yang tepat dan konsisten dengan citra atau image yang ingin dibangun serta ekspresi yang tampak dari sebuah produk. Positioning bertujuan membantu wisatawan untuk mengetahui perbedaan yang sebenarnya antara suatu destinasi dengan destinasi lainnya. Untuk membangun citra atau image maka perlu diketahui bagaimana persepsi wisatawan. Persepsi adalah bagaimana wisatawan melihat atau berpendapat mengenai suatu destinasi wisata. Persepsi tersebut terbentuk sejalan dengan pengalaman wisatawan terhadap suatu destinasi wisata selama berkunjung. Untuk menunjukkan perbedaan dengan destinasi lainnya, perlu dilakukan branding. Branding adalah proses komunikasi dari sebuah brand/produk. Berikut adalah ilustrasi yang menunjukkan bagaimana konsep pencitraan sebuah destinasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya :

II - 6

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Faktor-faktor dari diri wisatawan

Motivasi

Karakter Sosial Ekonomi (pendapatan, pekerjaan, umur, dll)

Persepsi

CITRA atau IMAGE

Karakter Psikologis

Biaya-biaya

Isu-isu

Pendidikan

Media (Internet, TV, koran, buku, majalah, dll)

Pemasaran Pariwisata

Faktor-faktor dari penyedia produk/ jasa pariwisata

Gambar 2.1. Tourist Destination Image, (Risk De Keyser, 1993)

Terkait dengan kegiatan ini maka, pengertian pengembangan citra adalah pemahaman atas pencitraan destinasi-destinasi pariwisata yaitu yang ada di daerah-daerah. Pada umumnya tidak ada pemisahan yang spesifik antara pengembangan citra yang ditujukan untuk wisatawan domestik dan mancanegara. Oleh karena itu, pemahaman pengembangan citra dalam studi ini lebih ditekankan sejauh mana sebenarnya upaya pencitraan destinasi dalam rangka menarik minat wisatawan, khususnya adalah pada segmen wisata domestik.

2.2.3. Kemitraan dan Kelembagaan Pemasaran Pelaku pemasaran pariwisata terdiri atas unsur pemerintah pemerintah dan unsur swasata. Pemerintah membuat kebijakan untuk pemasaran, mempasarkan dan mempromosikan destinasi, atau daerah tujuan wisata, sedangkan industri pariwisata mempromosikan produk mereka.

II - 7

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Pengertian mengenai kemitraan dan kelembagaan pariwisata dalam hal ini adalah evaluasi atas kondisi saat ini, sejauh mana kemitraan yang sudah berjalan terkait dengan promosi untuk segmen wisnus. Kemitraan tersebut dapat merupakan kemitraan yang berbentuk Government to Goverment (G2G), Business to Business (B2B), Business to Consumer (B2C), Goverment to Consumer (G2C), Goverment to Business (G2B), dan sebagainya yang orientasinya adalah untuk memasarkan produk-produk kepariwisataan untuk segmen wisatawan nusantara. Di dalamnya dapat melibatkan unsur pemerintah, konsumen, dan swasta (para pelaku bisnis pariwisata) Di lain pihak pemahaman kelembagaan dalam studi ini adalah melihat kembali bagaimana kelembagaan pemasaran pariwisata yang sudah berjalan baik di level nasional, maupun yang terjadi di masingmasing daerah. Belum semua daerah memiliki format kelembagaan yang jelas, dan mayoritas masih sangat bergantung pada intervensi pemerintah.

2.3. Konsep Pendekatan 2.3.1. Sustainable dan Responsible Tourism Marketing Adopsi kata Sustainable dalam konsep ini adalah dari kata Sustainable Tourism Development atau “Pembangunan pariwisata berkelanjutan, seperti disebutkan dalam Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995) dimana pembangunan dapat didukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Artinya, pembangunan berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan. Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan atau sustainable tourism development seperti dalam penjelasan diatas tersebut dapat dikenali melalui prinsip – prinsip Sustainable Tourism Development : a.

Quality of Experience, melingkupi rasa keingintahuan, keunikan dan daya khayal dari wisatawan (konsumen).

b.

Quality of Resources, melingkupi pemeliharaan objek wisata itu sendiri.

keutuhan,

kapasitas

dan

II - 8

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

c.

Quality of Local People, melingkupi keterlibatan masyarakat lokal, dampak sosial masyarakat dan kelangsungan kehidupan perekonomian masyarakat disekitar kawasan.

Gambar 2.2. Prinsip-prinsip dalam Sustainable Tourism Development

Responsible Marketing dalam industri pariwisata sebenarnya merupakan penjabaran dari konsep responsible tourism, khususnya terkait dengan aspek-aspek produk dan promosi. Responsible tourism sendiri merupakan hasil dari koreksi terhadap perkembangan mass tourism (pariwisata masal) yang secara nyata telah banyak memberikan dampak negatif pada masyarakat lokal dan lingkungan alam. Responsible Marketing adalah proses perencanaan, pengelolaan dan evaluasi kegiatan pemasaran serta bauran pemasaran, yang memperhatikan dan mempertimbangkan aspek lingkungan, pemberdayaan masyarakat, terpenuhinya hak-hak wisatawan, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab wisatawan selama berwisata. Definisi diatas mengandung beberapa pengertian penting, yaitu: a.

Pemasaran dipandang sebagai sebuah proses (perencanaan, pengelolaan dan evaluasi) yang berlanjut (sustainable),

b.

Upaya untuk memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan pelestarian lingkungan (nature conservation) dalam setiap aktivitas pemasaran,

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

c.

Memperhatikan dan mempertimbangkan tanggung jawab kepada masyarakat lokal (local community) sebagai tuan rumah (host) dalam setiap aktivitas pemasaran,

d.

Memperhatikan dan mempertimbangkan tuntutan, kebutuhan dan hak-hak wisatawan (tourists' rights),

e.

Mendorong wisatawan untuk turut bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan, mendukung pemberdayaan masyarakat lokal dan taat pada hukum dan aturan setempat.

Dari definisi di atas dapat dilihat adanya penekanan penting dari pemasaran bertanggungjawab dibandingkan dengan kegiatan pemasaran pada umumnya, yaitu selain ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi (unit bisnis) secara umum (penciptaan keuntungan komersial) juga diwajibkan untuk memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat serta memastikan terpenuhi hak-hak wisatawan. Pada masa lalu pembangunan pariwisata di hampir seluruh penjuru dunia (khususnya negara dunia ketiga/sedang berkembang) selalu diarahkan pada upaya mendapatkan sebanyak mungkin wisatawan untuk dapat meraup sebesar-besarnya devisa/pendapatan dari para wisatawan tersebut. Pada akhirnya beberapa permasalahan di tingkat masyarakat dan lingkungan mulai timbul dari adanya eksplorasi besar-besaran atas alam, budaya dan keunikan-keunikan lokal lainnya. Kondisi-kondisi diatas pada akhirnya disadari sebagai dampak buruk yang perlu untuk segera dicegah perkembangannya, baik melalui pembuatan rambu-rambu dalam pengembangan pariwisata yang berbasis pada lingkungan, maupun pelibatan masyarakat dalam turut menjaga aset budaya, alam dan lingkungannya sebagai aset penting bagi berlangsungnya kegiatan pariwisata. Penerapan Responsible Marketing di masa mendatang akan menjadi salah satu faktor penentu dalam pengembangan citra pariwisata dari suatu negara/daerah tujuan wisata. Dari penerapan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Responsible Marketing, akan terlihat negara/daerah tujuan wisata mana yang sangat memperhatikan aspek lingkungan alam, sosial dan budaya, memberikan dukungan pada pemberdayaan masyarakat dan memperhatikan kebutuhan wisatawan, yang pada gilirannya akan mendorong terbentuknya citra positif dari negara/daerah tujuan wisata yang bersangkutan.

II - 10

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Beberapa pertanyaan mendasar yang coba diakomodasikan dalam Responsible Marketing adalah: 1.

Bagaimana proses pemasaran dan perencanaan serta pengelolaan atas bauran pemasaran (marketing mix) pariwisata mampu mengakomodir tuntutan atas kelestarian lingkungan (alam, sosial dan budaya)?

2.

Bagaimana proses pemasaran dan perencanaan serta pengelolaan atas bauran pemasaran (marketing mix) mampu menempatkan masyarakat lokal sebagai pelaku dan penerima manfaat dari kegiatan pariwisata melalui upaya pemberdayaan masyarakat dalam aktivitas pemasaran?

3.

Bagaimana proses pemasaran dan perencanaan serta pengelolaan atas bauran pemasaran (marketing mix) mampu memenuhi tuntutan pasar untuk terpenuhi dan terlindunginya hak-hak mereka?

CR : Consumer Rights CD : Community Development SD : Sustainable Development

SD sosial, budaya, ekonomi, alam

CR

Image & Reputasi Pariwisata Indonesia

CD

Informasi,

Pelibatan

Pelayanan

pelatihan

Gambar 2.3. Diagram Tuntutan dan Peranan Responsible Tourism dalam Membentuk Citra

Diagram di atas memberikan gambaran bagaimana Responsible Marketing sebagai sebuah konsep dan prinsip-prinsip untuk mengakomodasikan tuntutan pembangunan berkelanjutan (SD), pemberdayaan masyarakat (CD), dan perlindungan hak wisatawan (CR).

II - 11

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Secara konseptual pengembangan dan pelibatan masyarakat didasarkan pada model pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development), yang mendasarkan pada hubungan dari tiga komponen yang membentuk iklim pariwisata, yaitu wisatawan (tourist), daerah tujuan wisata (destination environment), dan masyarakat lokal sebagai tuan rumahnya (the host community). Sementara pembangunan pariwisata berwawasan lingkungan berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan potensi lokal (unsur dan material lokal), jauh dari upaya pengrusakan lingkungan dan partisipasi aktif masyarakat lokal dalam setiap proses perencanaan pengembangannya. Selanjutnya dalam perwujudannya, konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan yang berwawasan lingkungan akan meliputi empat aspek pengembangan yaitu ekologis, estetika, ekonomi dan sosial. Terpenuhinya tuntutan atas ketiga aspek diatas (SD, CD dan CR) melalui penerapan responsible marketing secara konsisten, diharapkan dapat membentuk citra dan reputasi positif kepariwisataan Indonesia di mata internasional.

Prinsip – Prinsip Dasar Responsible Marketing Responsible Marketing memiliki tahapan dan proses yang detilnya adalah sebagai berikut : a) Setiap tahapan dalam proses pemasaran dan perencanaan bauran pemasaran harus mampu menciptakan dimensi yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan. Dalam hal ini lingkungan yang dimaksud meliputi, lingkungan biotik (lingkungan alam) dan lingkungan abiotik (sosial budaya, masyarakat, adat istiadat, dan sejenisnya). b) Setiap tahapan dalam proses pemasaran dan perencanaan bauran pemasaran harus mampu menciptakan dimensi yang bertanggung jawab terhadap pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat yang dimaksud meliputi, pelibatan masyarakat lokal dalam setiap kegiatan perencanaan dan operasional kegiatan pariwisata, peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan peluang usaha dan pendapatan, dan penguatan kapasitas organisasi di tingkat masyarakat lokal.

II - 12

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

c) Setiap tahapan dalam proses pemasaran dan perencanaan bauran pemasaran harus mampu menciptakan dimensi bertanggung jawab untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan dasar wisatawan serta menjamin hak-hak mereka selama berwisata. Dalam hal ini hak-hak wisatawan meliputi di dalamnya hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama (non diskriminasi), perlindungan hukum, keamanan, kesehatan, dan kemudahan aksesibilitas bagi para wisatawan dengan keterbatasan fisik

Tolok Ukur Responsible Marketing a.

Menumbuhkan peran serta pariwisata di wilayahnya.

masyarakat

dalam

kegiatan

Pemberdayaan masyarakat dalam arti luas dapat diartikan sebagai upaya untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, implementasi dan evaluasi kegiatan pariwisata di wilayahnya. Untuk itu diperlukan adanya sistem yang dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan antara pelaku pariwisata dengan masyarakat lokal. Dalam hal ini mekanisme komunikasi dan penciptaan kolaborasi kegiatan antara pelaku pariwisata (swasta dan pemerintah) dengan masyarakat menjadi sangat berpengaruh. Selain aspek pelibatan, pemberdayaan masyarakat juga perlu mencakup aspek ekonomis, dimana keuntungan yang diperoleh dari aktivitas pariwisata di sebuah komunitas harus dikembalikan secara proporsional kepada masyarakat yang bersangkutan. Dalam hal ini keberadaan sistem yang dapat mengakomodasi pengembalian keuntungan kepada masyarakat sangat diperlukan. Selanjutnya, untuk menjamin terlaksananya pemberdayaan masyarakat dalam proses dan bauran pemasaran, maka diperlukan adanya mekanise pengawasan dan evaluasi.

b.

Mendukung upaya-upaya alam, sosial dan budaya.

konservasi/kelestarian

lingkungan

Salah satu tujuan utama dari penerapan Pemasaran Bertanggung jawab atau responsible marketing adalah, terciptanya keseimbangan antara penggunaan/pemanfaatan dengan pelestarian. Hal ini dapat diartikan sebagai upaya untuk melakukan investasi ulang dari hasil pendapatan yang diperoleh melalui kegiatan pariwisata, terhadap

II - 13

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

aset-aset lingkungan alam, sosial dan budaya yang telah digunakan untuk kegiatan pariwisata. Secara ekonomis, keuntungan yang diperoleh dari aktivitas pariwisata di suatu obyek wisata alam, harus disisihkan untuk merevitalisasi lingkungan alam di sekitarnya yang telah menjadi obyek kunjungan. Demikian halnya dengan keuntungan yang diterima dari suatu kunjungan ke obyek wisata budaya (misal, desa wisata, museum, candi, dan sebagainya), harus didistribusikan dalam prosentase tertentu untuk pelestarian dari obyek budaya yang bersangkutan Selain redistribusi keuntungan, yang perlu dilakukan dalam menjaga menjaga kelestarian lingkungan alam, sosial dan budaya adalah, mendorong tumbuhnya perilaku positif wisatawan terhadap alam, menjaga perilaku terhadap masyarakat lokal dan menghargai adat istiadat setempat.

c.

Mengembangkan persepsi positif wisatawan sebagai tanggapan atas terpenuhinya tuntutan, kebutuhan dan hak-hak mereka dalam berwisata. Salah satu indikator penting dari konsep Pemasaran Bertanggung jawab adalah, terciptanya kepuasan wisatawan atas pengalaman berwisata yang dikonsumsinya. Kepuasan disini dapat tercipta manakala produk dan layanan yang diterima oleh wisatawan sesuai dengan harapan dan kebutuhannya. Persepsi positif wisatawan dapat diciptakan melalui upaya untuk menjamin terlindunginya hak-hak asasi wisatawan, khususnya terkait dengan aspek kebutuhan dasar wisatawan (keamanan dan kesehatan), perlindungan hukum dan kesamaan hak (non diskriminasi). Dengan semakin tingginya motivasi untuk melakukan kegiatan berwisata, maka tumbuh pula pasar wisatawan yang memiliki keterbatasan fisik, sehingga untuk menciptakan kemudahan dalam berwisata sekaligus mengembangkan citra pariwisata yang aksesibel untuk semua, maka perlu adanya jaminan bagi kemudahan wisatawan dengan keterbatasan fisik tersebut, baik dalam aspek produk, informasi maupun distribusinya.

II - 14

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

d.

Menciptakan sistem yang mampu menjamin diaplikasikannya konsep Pemasaran Bertanggung jawab pada proses dan bauran pemasaran oleh seluruh stakeholder periwisata. Untuk menjamin berjalannya konsep dan penerapan prinsip-prinsip Pemasaran Bertanggung jawab oleh stakeholder pariwisata, baik di tingkat pusat maupun daerah, maka diperlukan adanya manajemen informasi Pemasaran Bertanggung jawab yang mampu mengakomodasikan berbagai kepentingan dan peran serta kewenangan masing-masing stakeholder tersebut diatas. Sebagai upaya untuk mendorong para stakeholder pariwisata menerapkan konsep dan prinsip-prinsip Pemasaran Bertanggung jawab diperlukan adanya sistem yang dapat mengakomodasikan pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment) bagi para pelaku yang terlibat dalam kegiatan pemasaran pariwisata. Sistem ini sekaligus dapat menjadi alat kontrol bagi penilaian atas keberhasilan atau penyimpangan yang dilakukan oleh pelaku pariwisata dalam pelaksanaan kegiatan pemasarannya.

2.3.2. Double Track Strategy Penggunaan istilah Double Track Strategy dalam hal ini sebenarnya mengacu pada penggunaan 2 (dua) konsep pendekatan pemasaran sekaligus. Strategi ini adalah strategi pemasaran yang menggabungkan kekuatan-keuatan strategis pemasaran konvensional dan strategi baru (termasuk new wave marketing). Mengingat keragaman latar belakang masyarakat Indonesia dan variasi media dan cara memasarkannya, maka secara optimal perlu memanfaatkan berbagai strategi yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penggabungan strategi tersebut adalah vertical marketing dan horizontal marketing, on-line dan off line, serta mass market dan niche market.

A.

Vertical Marketing dan Horizontal Marketing

Vertical marketing is a term used to define a company's (institutional organization) approach towards targeting that focuses on specific industries. Atau dapat diartikan sebagai bentuk peristilahan dalam

II - 15

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

pemasaran yang ditargetkan untuk sekelompok target segmen yang spesifik (khusus). Pendekatan vertical marketing dapat dibedakan ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu : 1)

Above The Line (ATL) yaitu pemasaran dan promosi yang dilakukan dengan menggunakan media, baik cetak maupun elektronik seperti pemasangan iklan, pemuatan artikel di majalah atau surat kabar, iklan di televisi, dsb. Contoh-contoh media yang digunakan dalam Above The Line (ATL) :

2)

a)

Alat-alat promosi dengan menggunakan media cetak antara lain : koran, majalah, tabloid, buletin, leaflet, brosur, poster, buku panduan wisata, peta, katalog, baliho, booklet.

b)

Alat-alat promosi dengan menggunakan media elektronik antara lain : TV, radio, internet, CD, film, VCD, DVD, e-mail, promotional video.

Below The Line (BTL) yaitu pemasaran dan promosi dalam bentuk penyelenggaraan event yang ditujukan langsung terhadap segmen pasar yang disasar. Harapannya adalah untuk lebih mendekatkan diri kepada pasar, misalnya : sponsorship, pameran, penyelenggaraan event/festival, lomba, show performance, public relations, pameran dagang, pasar wisata, dsb.

Berbagai macam event pariwisata dalam rangka memasarkan produk pariwisata dalam negeri telah banyak dilakukan di Indonesia.

II - 16

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Event promosi pariwisata di dalam negeri merupakan aktifitas atau kegiatan penyelenggaraan suatu kegiatan promosi pariwisata di salah satu daerah di Indonesia, dalam suatu kerangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk mempromosikan potensi pariwisata daerah, meningkatkan kerjasama promosi pariwisata antar daerah, forum diskusi antar daerah, dan upaya bagi peningkatan kualitas dan daya saing produk-produk wisata di daerah. Skala event promosi dalam negeri tersebut dapat mencakup baik skala lokal maupun nasional. Beberapa kegiatan yang secara reguler telah dilaksanakan di Indonesia seperti Kemilau Sumatera atau Sumatera Expo (SUMEX), Majapahit Travel Fair (MTF), dan Borneo Extravaganza merupakan bentuk event promosi pariwisata yang ditujukan untuk suatu region atau wilayah tertentu misalnya se-Sumatera atau se-Kalimantan.

Contoh Kegiatan Promosi Dalam Negeri Oleh Depbudpar (2008)

Promosi Pariwisata Dalam Negeri A

Promosi Pariwisata Dalam Negeri WILAYAH I

1 2 3 B

Promosi Pariwisata Dalam Negeri WILAYAH II

1 2 3 4 5 C

- Dukungan Kemilau Nusantara - Ragam Pernikahan Nusantara - Wisata Remaja - Festival Busana Nusantara - Festival Perkusi di Banten Promosi Pariwisata Dalam Negeri WILAYAH III

1 2 3 4 5 D

- Wisata Kampus - Monitoring Event Wilayah I - 5 - Kemilau Sulawesi 2008 - Festival Pasar Terapung - Borneo Extravaganza Promosi Pariwisata Dalam Negeri WILAYAH IV

1 2 3 4 E

- Siaran TV Gebyar Wisata Nusantara - Kemilau Sumatera - Promosi Pariwisata di Mall (3 Kota)

- Kemilau Bali - Nusa Tenggara - Partisipasi Pada Pameran di Daerah - Dukungan Event Daerah - Koordinasi Promosi Pariwisata Dalam Negeri Wilayah I - V Promosi Pariwisata Dalam Negeri WILAYAH V

II - 17

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

1 2 3 4 F

- Peliputan Media Massa Wilayah I - V - Dukungan Festival Budaya Papua - Dukungan Festival Keraton Maluku Utara 2008 - Dukungan Festival Maluku 2008 Promosi Pariwisata Dalam Negeri Lainnya

1 2 3 4

- Press Gathering - Tourism Industry Gathering - Promosi Pada Event Sektoral - Dukungan Event Promosi Dalam Negeri di 10 Destinasi Unggulan

Sumber : Depbudpar, 2008

Horizontal marketing

is when you single out a target audience that shares other characteristics, yet can be found in all industries. Common ways to horizontally market are by company size, by geography or by job title title. Horizontal Marketing merupakan pendekatan pemasaran baru. Pendekatan vertical above the line dan below the line menuju pendekatan horizontal offline dan online. Off line melalui intimacy, mendekati komunitas untuk membuat kesaksian tentang destinasi dan produk pariwsata Indonesia. On line melalui excitement, menggunakan teknologi informasi, komunitas internet misal blog, facebook, millist, memberikan cerita atau kesaksian tentang Indonesia.

Gambar 2.4.. Perubahan dari Vertical ke Horizontal Marketing Sumber : Strategi Pemasaran Budpar 2010

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Dalam suatu komunitas online internet biasanya mempunyai anggota dengan ketertarikan dan kepentingan yang sama seperti gaya hidup, hobi, spiritual. Apabila ada seseorang anggota mailist atau facebook menyampaikan testimoni tentang pengalaman berwisata ke Indonesia maka informasi ini akan mempunyai dampak berganda karena para anggota komunitas akan meneruskan testimoni tersebut kepada temannya atau kepada komunitas lainnya lagi, sehingga dapat terjadi interaksi antar anggota bahkan antar komunitas. Hukum Reed yang dikemukakan oleh David Reed, seorang profesor asal MIT Amerika Serikat, menyatakan bahwa dengan memanfaatkan jaringan antar komunitas terutama sicial networking secara exponensial meningkatkan nilai jaringan tersebut, kalau audience dalam komunitas berjumlah N, maka nilainya adalah 2N. Kalau anggota aktif suatu komunitas pemain golf dalam mailist atau facebook berjumlah N = 30 orang, kemudian menerima testimoni berwisata ke Indonesia dari salah satu anggotanya, maka nilai jaringannya meningkat menjadi 230 atau sebesar 1.073.741.824. Hukum Reed ini diharapkan berlaku pula untuk suatu komunitas dalam masyarakat (offline). Dalam horizontal marketing berbagai komunitas didorong untuk memberikan cerita (word of mouth) tentang Indonesia menyangkut produk pariwisata, keamanan, keunikan, harga, iklim, alam, budaya, dan lainnya kepada komunitasnya secara langsung (off line) dengan emosi keakraban, kekeluargaan, persahabatan, satu pekerjaan, satu profesi, satu hobi. Selain itu, offline dapat berupa kegiatan mendorong pelaksanaan promosi oleh pihak lain sebagai co-sponsor, mendukung acara kesenian, peluncuran produk, peluncuran pelayanan penerbangan, event olah raga, kampanye kesehatan, lingkungan, dan kebersihan. Cara lain menceritakan tentang Indonesia adalah melalui media elektronik (online) yang menimbulkan rasa suka cita melalui internet, blog pribadi, facebook, mailist,intranet, televisi, surat kabar, majalah, buku, novel. Berikut ini adalah contoh-contoh komunitas di masyarakat : 1) Komunitas keluarga 2) Komunitas asal 3) Komunitas pecinta alam 4) Komunitas rekan seprofesi

II - 19

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

5) Komunitas alumni sekolah dan universitas 6) Komunitas hobi, dll.

B.

Off Line dan On Line Marketing

Offline

marketing

merupakan kegiatan komunikasi pemasaran dengan menggunakan media cetak maupun elektronik seperti pemasangan iklan, iklan di majalah atau surat kabar, iklan di televisi, dsb. Seperti halnya yang dilakukan pada strategi above the line dalam strategi Vertical Marketing. Iklan merupakan setiap bentuk komunikasi non-personal dan dibayar melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, travel guides, billboard, dsb. Iklan dipakai untuk mencapai beragam tujuan, termasuk mengubah perilaku konsumen, membangun image, dan mencapai penjualan yang diinginkan. Contoh–contoh media cetak yang dapat digunakan dalam melakukan offline marketing adalah koran, majalah, tabloid, buletin, leaflet, brosur, poster, buku panduan wisata, peta, katalog, baliho, booklet. Sedangkan contoh media elektronik yang dapat digunakan dalam melakukan offline marketing adalah televisi, radio, CD, film, VCD, DVD.

Online

marketing

merupakan kegiatan komunikasi pemasaran dengan menggunakan media internet. Pada awalnya menggunakan halaman-halaman statis berformat HTML yang bisa diakses oleh pengguna internet. Itulah awal dari website yang kemudian menjadi semacam ‘brosur online’. Pada perkembangannya online marketing tidak hanya menggunakan media website, namun juga e-mail dan aplikasiaplikasi lain yang berjalan di atas protokol internet. Pada awalnya periklanan di media internat adalah memindahkan materi iklan yang sudah berjalan di media konvensional (televisi, majalah, surat kabar) ke dalam website. Namun, pada perkembangannya, pemanfaatan karakteristik media internet mampu memaksimalkan hasil yang didapat melalui aktivitas periklanan di internet. Hal tersebut menjadikan media internet kini dipakai sebagai bagian dari bauran pemasaran (marketing

II - 20

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

mix) dengan pendekatan yang berbeda sesuai dengan karakteristik media dan pasar yang ingin dicapai. Berikut ini adalah beberapa alasan perlunya penggunaan online marketing sebagai media promosi pariwisata : 1) Internet dan protokolnya (TCP/IP) telah menciptakan landasan bentuk (platform) baru yang secara universal diaplikasikan untuk aktivitas komunikasi dan penyampaian presentasi secara mudah ke seluruh penjuru dunia, yang disebabkan oleh sifat dari teknologi ini yang benar-benar terbuka, memiliki jaringan global dan dalam masa mendatang akan mampu diakses melalui berbagai bentuk peralatan – TV, alat-alat komunikasi bergerak, telepon seluler, dan sebagainya. 2) Hal lain yang menyebabkan teknologi internet semakin mendunia adalah, semakin rendahnya biaya untuk melakukan akses melalui teknologi ini (download maupun upload) serta semakin tingginya kecepatan akses yang mampu diberikan. Kondisi inilaih yang menjadikannya sebagai kombinasi kekuatan untuk menjadi teknologi yang semakin akrab diminati dan diaplikasikan oleh banyak pihak di seluruh penjuru dunia. 3) Pariwisata dan internet disadari merupakan paduan yang ideal di masa kini dan masa mendatang. Bagi sebagian besar konsumen, kesulitan untuk mendapatkan informasi secara rinci, aktual, dan cepat, serta rumitnya proses pembelian suatu produk wisata (booking, reservation, dll.) dapat dihilangkan melalui akses ke situs-situs internet dari para penyedia produk dan layanan pariwisata. 4) Bagi daerah tujuan wisata atau institusi pariwisata suatu negara atau daerah, internet memberikan kemudahan bagi updating informasi secara cepat dan real time, penciptaan komunikasi dua arah secara cepat dengan konsumen dan efisiensi biaya bagi promosi secara on-line. 5) Namun demikian, sekali lagi perlu disadari bahwa pariwisata memiliki perbedaan utama dengan sektor-sektor lainnya yang

II - 21

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

juga memanfaatkan promosi dan penjualan melalui internet (e-commerce), dimana konsumennya baru dapat menikmati produk yang ditawarkan di lokasi produk berada, dalam hal ini adalah di destinasi atau daerah tujuan wisata. Hal inilah yang kadang menimbulkan banyak ketidakpuasan dari wisatawan selaku konsumen manakala produk yang dipromosikan pada kenyataannya tidak sesuai dengan kondisi aslinya ketika mereka berkunjung. 6) Terlepas dari kondisi diatas - dengan berbagai pembenahan pada produk dan layanan di destinasi atau daerah tujuan wisata oleh para pengelolanya – internet telah berkembang secara revolusioner menjadi media untuk mendistribusikan informasi dan aktivitas penjualan pariwisata. Bukan saja sebagai media yang mampu menghubungkan antara calon wisatawan dengan obyek/layanan wisata di suatu negara/daerah tujuan wisata, namun telah berkembang pula untuk kegiatan bisnis dan komunikasi antar pemasok industri pariwisata di seluruh dunia.

II - 22

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Gambar 2.5. Contoh aplikasi e-magazine

C.

Mass Market dan Niche Market

Dalam pendekatan terhadap target pasar, di dalam pemasaran dikenal adanya konsep mass market dan niche market. Mass market adalah kegiatan berkunjung ke suatu destinasi oleh sejumlah orang dalam jumlah besar pada saat yang sama atau populer dikenal sebagai mass tourism. Mass tourism juga dapat berarti studi mengenai dampak kunjungan sejumlah besar orang terhadap suatu destinasi. Biasanya ini terjadi

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

karena destinasi tersebut over-exposed oleh seorang wisatawan yang berulang kali mengunjugi destinasi dimaksud. Sementara itu, Niche Market adalah bagian dari sektor pasar yang terfokus dan dapat ditargetkan. A niche market is the subset of the market on which a specific product is focusing; therefore the market niche defines the specific product features aimed at satisfying specific market needs, as well as the price range, production quality and the demographics that is intended to impact (www.wikipedia.com) Niche market biasanya memiliki target pasar yang jelas dan karakteristiknya lebih homogen. Di dalam pariwisata bentuk-bentuk niche market dikenal dengan special interest tourism atau wisata minat khusus. Dalam konteks studi ini keduanya merupakan pertimbangan utama dalam menentukan target pasar yang akan disasar. Sejauh ini segmen pasar wisnus di Indonesia sebenarnya masih didominasi oleh segmen mass market atau mass tourism. Sementara itu, niche market masih belum populer. Dominasi niche market masih dikuasai oleh segmen wisatawan mancanegara. Pendekatan melalui pengembangan segmen-segmen khusus diharapkan akan dapat meningkatkan kelompok special interest untuk wisatawan domestik. Pemahaman niche market (Depbudpar, 2005) dalam konteks ini adalah : a) Individu dalam kelompok yang memiliki kesamaan minat dan kebutuhan khusus (mencari benefit/manfaat atas suatu produk) b) Memiliki hasrat yang kuat terhadap suatu produk c) Individu dalam kelompok tetap dapat dicapai/diakses dengan mudah d) Kelompok tersebut cukup besar untuk menghasilkan volume bisnis, tapi e) Cukup kecil sehingga kebanyakan penyedia produk pariwisata mengabaikannya.

II - 24

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

2.4. Review Studi Terkait 2.4.1. Perihal Segmentasi Pasar Studi yang pernah dilakukan dalam jangka waktu terdekat sebelumnya (24 Tahun)

5

1.42



Keluarga anak usia dewasa (terpisah) tanggungan

4

1.14

Orang tua tunggal

5

1.42



Rumah kosong / Empty Nest (pasangan, >45 Tahun berpenghasilan, anak dewasa di luar rumah dan bukan tanggungan)

16

4.55



Survivor (>54 tahun ditinggal mati pasangan)

2

0.50

352

100

Total Sumber : Depbudpar, 2005

Berdasarkan segmentasi tersebut, diindikasikan bahwa segmen lajang merupakan segmen yang paling banyak melakukan perjalanan terutama di wilayah Jawa- Bali. Temuan lainnya mengindikasikan adanya hubungan antara kelompok keluarga yang berpergian untuk berwisata dengan beban ekonomi yang mereka tanggung. Semakin ringan beban ekonomi semakin tinggi peluang untuk melakukan kegiatan wisata.

C. Segmentasi Psikografis Segmentasi psikografis yang dikaji dalam studi ini adalah segmentasi psikografi hasil studi dari PT LOWE Indonesia dan Prompt terhadap konsumen Indonesia dengan pengelompokkan sebagai berikut : 1. Pria mapan percaya diri (bapak baik-baik) – 15,2%

II - 26

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

2. Pria muda yang menanti perubahan (si Anak Nongkrong) – 10,5% 3. Pria Penakluk yang jago/orang kota (yang main untuk Menang) – 16% 4. Pria pecinta kegembiraan yang spontan (si Bintang Panggung) – 13,6% 5. Perempuan optimis pecinta keluarga (ibu PKK) – 13.5% 6. Perempuan penyayang yang gembira (si Lembut hati) – 12.1% 7. Perempuan wallflower yang tertutup (si Pasrah) – 8,1% 8. Perempuan pengembang jaringan/Pencari kesenangan (si GaulGlam) – 11% Masing-masing kelompok tersebut memiliki karakteristik dan cirriciri tersendiri, dimana dari hasil survey diperoleh bahwa Pria Mapan Percaya diri paling banyak dijumpai atau dominan, dan diperkirakan menjadi kelompok kedua terbesar dari konsumen di Indonesia. Selain pengelompokkan psikografis seperti di atas, juga diperoleh pengembangan pada psikografis segmen remaja yang berusia 15 – 24 tahun dengan macam-macam pengelompokkan sebagai berikut : a. Remaja putra conformist (si Konvensional/tradisional) (26,67%) b. Remaja putra Funkster (si Modern, bergaya) (23.33%) c. Remaja putri aspirasional (yang berhasrat/berambisi kuat) (21.67%) d. Remaja putri konservatif (yang kurang suka perubahan drastic) (20%) e. Remaja putrid nester (anak rumahan) – 8.33%

II - 27

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

D. Segmentasi Occasional Keadaan Segmentasi ini dibagi berdasarkan lama perjalanan yang ditempuh, yaitu : a. Lama perjalanan 1 – 3 hari (67%) b. Lama perjalanan 4 – 7 hari (26%) c. Lama perjalanan 8 – 14 hari (3%) d. Lama perjalanan 15 – 21 hari (1%) e. Lama perjalanan 21 – 30 hari (2%) f. Lama perjalanan >30 hari (1%)

E. Segmentasi Manfaat Segmentasi ini didasarkan pada hierarki kebutuhan hidup manusia seperti halnya yang dikemukakan oleh Maslow dimana kebutuhan relaksasi dan bersantai (32,5%), berinteraksi dengan keluarga (12,9%), menambah wawasan/pengetahuan (11.8%), memberikan kesegaran rohani/spiritual (10,9%), dan jasmani (8,3%). Dari hasil segmentasi tersebut secara umum dapat digambarkan sebagai berikut : No

Manfaat

Presentase

1

Memenuhi kebutuhan makan dan minum

5,11

2

Memberikan kesempatan relaksasi

32,10

3

Memberikan kesegaran jasmani/kesehatan

8,24

4

Memberikan kesegaran rohani

10,80

5

Memberi kesempatan berinteraksi dengan keluarga

12,78

6

Kesempatan berinteraksi dengan orang seminat

0,57

7

Kesempatan berinteraksi dengan orang beragam

0,85

8

Memberikan status/prestise

0,28

9

Merangsang/membangkitkan minat

2,56

10

Menjadi tempat untuk menyalurkan hobby

3,41

II - 28

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

No

Manfaat

Presentase

11

Menawarkan tantangan

4,55

12

Menambah wawasan

11,65

13

Memberi kesempatan mengapresiasi keindahan

5,68

14

Lainnya

0,28

15

Tidak menjawab

1,14

JUMLAH

100

F. Segmentasi Wisatawan Minat Khusus (Niche Market) Segmentasi minat khusus yang dalam hal ini dispesifikasikan berdasarkan minat sebagai berikut : 1. Kelompok minat khusus ziarah 2. Kelompok minat khusus cultural oriented heritage walk/tour 3. Kelompok minat khusus fotografi 4. Kelompok minat khusus bersepeda 5. Kelompok minat khusus memancing di laut lepas 6. Kelompok minat khusus spelunking 7. Kelompok minat khusus bermotor 8. Kelompok minat khusus bermobil 9. Kelompok minat khusus diving 10. Kelompok minat khusus birdwatching 11. Kelompok minat khusus golfing 2.4.2. Kedudukan Studi Saat Ini dan Studi Sebelumnya Fokus studi saat ini maupun studi sebelumnya adalah pada upaya pementaan (segmentasi) pasar. Berikut beberapa pokok hasil review studi sebelumnya bila dibandingkan dengan studi saat ini : 1) Jenis Segmentasi Studi sebelumnya : jenis segmentasi sangat banyak dengan berbagai macam kategori,

II - 29

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Studi saat ini : terfokus pada pengelompokkan berbasis motivasi. 2) Penetapan Target Segmen Studi Sebelumnya : target segmen yang dibidik adalah kelompok Segmen Lajang Tanpa Penghasilan (Pelajar dan Mahasiswa), Segmen Keluarga, Segmen Senior Citizen dan Survivors, dan Kelompok wisatawan minat khusus Studi Saat ini : target segmen sesuai dengan kerangkanya adalah segmen wisnus secara umum (sebagaimana definisi dari BPS), target niche market yang terdiri dari Segmen VFR, Weekender, Ziarah, Hobbies, MICE, dan Ekspatriat. 3) Keterkaitan dengan Wisnus sebagai Bagian Integral Pariwisata Studi sebelumnya : berdasarkan segmentasi yang dijelaskan, wisnus sangat terfragmentasi sehingga belum secara spesifik mengenai pada target-target minat terhadap daya tarik wisata Studi saat ini : berusaha menjelaskan segmentasi wisnus didasarkan pada preferensinya terhadap produk di destinasi khususnya di level propinsi. 4) Implikasi Kebijakan dan Strategi Pemasaran Pariwisata di Daerah Studi sebelumnya : penjabaran kebijakan - strategi didasarkan pada aspek pengelompokkan motivasi, tanpa implikasi strategi yang lebih luas terutama kaitannya dengan pengembangan pasar wisatawan nusantara di daerah Studi Saat ini : penjabaran kebijakan - strategi dibedakan antara generik dan fokus yaitu yang berbasis motivasi. Penjabaran arah kebijakan, strategi, dan indikasi program untuk daerah di tuangkan dalam buku daerah yang terdiri dari 33 propinsi.

II - 30

3. Kondisi Aktual dan Analisis

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

III. KONDISI AKTUAL DAN ANALISIS 3.1. Lingkungan Strategis Perkembangan wisatawan nusantara juga mengalami berbagai dinamika yang berkaitan dengan berbagai permasalahan strategis yang terkait dengan sisi internal (dalam negeri) maupun juga sisi eksternal (luar negeri) yang dapat ditemukenali dalam beberapa isu sebagai berikut :

3.1.1. Lingkungan Internal Beberapa isu yang terkait dengan keberadaan wisatawan nusantara secara internal dapat dijelaskan dalam butir-butir berikut ini : 1) Potensi ledakan penduduk dan meningkatnya kepadatan di Kota-Kota Besar Pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia tercatat sebesar 237,6 Juta populasi dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 1,49% (BKKBN, 2011). Angka pertumbuhan tersebut melampaui angka pertumbuhan ideal yang hanya 0,5%. Tren ini diperkirakan akan terus berlangsung, dan pada tahun 2045 penduduk Indonesia diperkirakan penduduk Indonesia akan mencapai angka 450 juta populasi atau hampir dua kali lipat dari kondisi saat ini. Sisi positif dari pertumbuhan penduduk ini dari konsep wisatawan nusantara tentunya merupakan potensi yang luar biasa. Terlebih dari total populasi yang ada kurang lebih 150 juta orang dari 237,6 juta atau

III - 1

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

total penduduk Indonesia berada pada usia 15 tahun – 60 tahun atau usia ekonomi produktif. Sehingga diperkirakan kondisi ini akan memicu terus meningkatnya pergerakan penduduk ke berbagai daerah di Indonesia. Di lain pihak disebutkan pula bahwa berdasarkan data distribusi demografi, mayoritas dari jumlah penduduk Indonesia berada di kotakota besar, dan setidaknya saat ini sudah ada 6 (enam) kota besar yang sudah overpopulasi : yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Bandung, dan Makassar. Hal ini berarti akan terjadi pergerakan penduduk ke daerah-daerah sekitarnya, tidak semata-mata ‘escape’ seperti yang dilakukan oleh para weekender tetapi juga memungkinkan pola pergerakan permanen seperti halnya para commuter (perjalanan pulang – pergi langsung) Berbalik dengan kondisi kota-kota besar yang sudah mulai padat khususnya di Jawa, di bagian daerah lain di Indonesia terhadap potensi kota-kota besar yang setara dengan populasi yang masih rendah (54Th

11.03% 14.33% 19.17% 23.07% 18.49% 13.91%

Gambar 3.20. Komposisi Wisnus Berdasarkan Usia Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008 (Survei Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan), BPS & Depbudpar

c.

Kegiatan

Pada tahun 2008, mayoritas wisnus di Indonesia mempunyai latar belakang kegiatan bekerja. Wisnus yang bekerja telah mempunyai penghasilan dan menjadi penentu keputusan pembelian terhadap produk wisata. Berdasarkan data dapat ditunjukkan bahwa sebanyak 68% adalah pekerja, 10,51% adalah pelajar/mahasiswa, 9,53% mengurus rumah tangga, dan 12,36% melakukan kegiatan lainnya.

III - 34

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Bekerja 67.59% Pelajar/Mhsw 10.51% Mengurus RT 9.53% Lainnya 12.36%

Gambar 3.21. Komposisi Wisnus Berdasarkan Kegiatan Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008 (Survei Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan), BPS & Depbudpar

d.

Lama Tinggal Wisatawan

Dilihat dari lama tinggalnya, wisatawan nusantara tergolong dalam wisatawan dengan lama tinggal yang pendek 1-3 hari, yaitu sebanyak 63,86% wisnus menginap selama 1-3 hari. Atau paling lama wisnus tinggal hingga 1 minggu saja. Hal ini sangat terkait erat dengan jumlah pengeluaran yang harus mereka keluarkan serta kemampuan masyarakat untuk melakukan pembelian terhadap produk pariwisata.

1 – 3 Hari 4 – 7 Hari 8 – 14 Hari 1– 20 Hari 21– 30 hari >30 hari

Gambar 3.22. Komposisi Wisnus Berdasarkan Lama Menginap Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008 (Survei Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan), BPS & Depbudpar

63.86% 22.80% 7.60% 2.40% 1.99% 1.34%

III - 35

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

e.

Motivasi Kunjungan

Motivasi mengunjungi teman/keluarga (visiting friends and relatives) masih menjadi tujuan utama dari wisatawan nusantara dalam melakukan perjalanan, yaitu sebanyak 50,78%, yang disusul dengan motivasi berlibur/rekreasi keluarga, sebanyak 26,54%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa budaya silaturahmi penduduk Indonesia sangat tinggi. Beberapa alasan yang mendasari pergerakan wisatawan nusantara diantaranya meliputi: 1) Kedekatan objek wisata dengan lokasi tempat tinggal, 2) Biaya murah, 3) Bernuansa rekreasi keluarga, 4) Terkait dengan pendidikan sekolah.

Berlibur Profesi/ Bisnis/ MICE Pendidikan Kesehatan Berziarah/ Keagamaan Mengunjungi Teman/ Keluarga Olahraga/ Kesenian Lainnya

26.54% 8.18% 2.48% 1.51% 3.85% 50.78% 0.53% 6.13%

Gambar 3.23. Komposisi Wisnus Berdasarkan Maksud Kunjungannya Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008 (Survei Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan), BPS & Depbudpar

III - 36

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

f.

Pola Pengeluaran dan Pengeluaran Per Perjalanan

Pola pembelajaan wisnus di Indonesia masih didominasi oleh pengeluaran untuk angkutan/transportasi yaitu sebesar 42% dari total pengeluaran, yang diikuti oleh pengeluaran untuk belanja cinderamata, makanan dan minuman. Sementara itu, rata-rata pengeluaran wisnus per orang per perjalanan (Data 2008) adalah sebesar Rp 547.330,-

Akomodasi Makanan&Minuman Angkutan Paket Perjalanan Pramuwisata Pertunjukan Seni Museum dan Budaya Hiburan/Rekreasi Belanja/Cinderamata Lainnya

11.99% 19.30% 42.00% 2.27% 0.03% 0.04% 0.15% 2.39% 16.64% 5.20%

Gambar 3.24. Komposisi Pengeluaran Wisnus Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008 (Survei Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan), BPS & Depbudpar

g.

Tujuan (Dalam dan Luar Propinsi)

Berdasarkan tujuannya, wisnus di Indonesia lebih memilih untuk melakukan perjalanan di dalam provinsi daripada provinsi lain, yaitu sekitar 69.52% dari total wisnus yang melakukan perjalanan di dalam provinsi dan hanya 31.48% yang melakukan perjalanan ke luar propinsi. Hal ini menginformasikan bahwa perjalanan wisnus adalah tipe perjalanan jarak pendek (short trip).

III - 37

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Dalam Provinsi Provinsi lain

69.52% 31.48%

Gambar 3.25. Tujuan Perjalanan Wisnus Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008 (Survei Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan), BPS & Depbudpar

h.

Jarak Perjalanan

Berdasarkan jarak yang ditempuh, sebagian besar wisnus yang melakukan perjalanan dengan jarak antara 100-500 km yaitu sebanyak 60.40% dan hanya 14,2% wisnus yang melakukan perjalanan dengan jarak yang jauh (lebih dari 1000 km) yang kemungkinan ke luar propinsi.

< 100 km 100 - 500 km 501 - 1.000 km > 1.000 km

11.61% 60.40% 13.79% 14.20%

Gambar 3.26. Jarak Perjalanan Wisnus Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008 (Survei Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan), BPS & Depbudpar

III - 38

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

i.

Penggunaan Akomodasi

Berdasarkan penggunaan akomodasinya, sebagian besar wisnus menggunakan rumah teman/keluarga sebagai tempat menginap. Hal ini sejalan motivasi mereka yang didominasi pada motivasi mengunjungi kerabat/keluarga. Selain faktor biaya juga budaya silahturahmi yang masih kuat.

< 100 km 100 - 500 km 501 - 1.000 km > 1.000 km

11.61% 60.40% 13.79% 14.20%

Gambar 3.27. Penggunaan Akomodasi WIsnus 3.3. dan Nusantara Komunikasi Pemasaran SumberPencitraan : Statistik Wisatawan 2008 (Survei Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan), BPS & Depbudpar

III - 39

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

3.3.Pencitraan dan Komunikasi Pemasaran 3.3.1. Slogan dan Branding Salah satu upaya dalam meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara di Indonesia adalah dengan membuat slogan yang menimbulkan rasa cinta tanah air. Sebagai bentuk wujud kepedulian dan upaya menggalang kecintaan akan tanah air, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah membuat slogan : ”Kenali Negerimu Cintai Negerimu, Ayo Tamasya Jelajahi Nusantara” yang telah disosialisasikan secara luas dan dengan berbagai program promosi di berbagai media (cetak dan elektronik).

Gambar 3.28. Logo Kenali Negerimu, Cintai Negerimu

III - 40

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Dalam gambar logo tersebut, secara simbolis dimaknai sebagai perpaduan antara kecintaan tanah air dan wujud baru sebagai upaya untuk membantu program pemerintah. Slogan tersebut merupakan himbauan dan ajakan dari Pemerintah c.q Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk melakukan wisata dalam negeri. Dengan dampak yang diharapkan dapat memunculkan upaya mencintai negeri sendiri atau mencintai tanah air. Adapun tujuan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata membuat slogan tersebut adalah (www.budpar.go.id): 1.

Mengingatkan masyarakat akan wisata (budaya dan alam) di dalam negeri.

2.

Mengajak turis domestik untuk lebih aktif melakukan wisata dalam negeri.

3.

Mengaktifkan sektor wisata domestik yang sangat berpengaruh terhadap dinamika wisata Indonesia.

Tidak terlepas dari upaya Branding tersebut, beberapa destinasi pariwisata di Indonesia kini juga telah mengembangkan brand dan slogan daerahnya masing-masing. Beberapa contoh brand-brand regional yang muncul ke permukaan adalah brand dan slogan pariwisata Solo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bandung, Bintan, Padang, Bali, dan lain-lain. Bahkan di beberapa daerah juga telah berusaha mengembangkan brand yang dikaitkan dengan event tertentu yang diselenggarakan oleh daerah tersebut. Fenomena kedua ini ditandai dengan adanya strategi branding seperti “Visit Musi”, “Visit Aceh,” “Sail Banda”, “Visit Lombok,” dan sejenisnya. Strategi branding pertama dan kedua tersebut menggunakan bahasa Inggris yang menunjukkan bahwa brand dikembangkan untuk meraih pasar wisatawan nusantara dan sekaligus menciptakan citra destinasi di mata wisatawan mancanegara.

SLOGAN VISIT MUSI

III - 41

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

SLOGAN VISIT LOMBOK

Gambar 3.29. Beberapa Regional Brand di Indonesia

III - 42

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

PERMASALAHAN BRANDING Beberapa brand regional yang muncul seringkali ditandai inkonsistensi penciptaan citra pariwisata suatu daerah tujuan wisata tertentu. Beberapa kota memiliki brand sendiri di samping brand tingkat provinsi yang juga dikomunikasikan sebagai semacam “umbrella brand”. Sebagai contoh, kota Semarang memiliki brand “Semarang Pesona Asia” sementara Jawa Tengah juga mengembangkan brand “Passion, Strength, and Heritage”. Selain isu inkonsistensi yang muncul dari berbagai brand yang diluncurkan, hal lain yang perlu dikaji lebih lanjut adalah fungsi brand yang seharusnya bisa menciptakan citra yang positif, unik, dan konsisten dalam persepsi wisatawan. Brand juga harus mempunyai kekuatan untuk membedakan (menyatakan keunikan) suatu daerah tujuan wisata dibandingkan dengan destinasi wisata lainnya. Akan tetapi, beberapa brand regional kurang dapat mengkomunikasikan dengan jelas produk wisata/potensi wisata yang dimiliki dan citra unik yang merupakan kekuatan suatu wilayah. Beberapa brand regional tampak terlalu generik dan akibatnya kurang berhasil dalam membentuk citra destinasi.

Gambar 3.30. Contoh Reduplikasi Regional Brand yang tidak efektif

Selanjutnya, banyak brand yang dikembangkan tanpa mendapat dukungan program pemasaran yang cukup. Dalam hal ini, tampak bahwa di beberapa daerah proses branding dianggap hanya meliputi penciptaan logo dan slogan. Padahal, brand yang dikembangkan harus terus dipasarkan dan didukung berbagai program yang memperkuat brand

III - 43

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

tersebut. Beberapa brand regional bahkan belum tentu dikenal oleh masyarakat di daerah tersebut dan tidak secara konsisten dipasarkan kepada wisatawan melalui semua event dan promosi pariwisata daerah yang bersangkutan.

III - 44

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Berikut ini adalah contoh beberapa regional branding yang telah dimiliki beberapa daerah :

Gambar 3.31. Beberapa Regional Brand yang sudah populer

III - 45

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

3.3.2. Media Komunikasi Pemasaran Berbagai program termasuk slogan tidak akan mampu menjamin keberhasilan tanpa adanya strategi komunikasi yang tepat. Salah satu cara menentukan strategi komunikasi yang baik adalah dengan memiliki media komunikasi yang relevan, dan prosesnya disebut dengan promosi. Promosi (promotion) itu sendiri, adalah suatu cara menginformasikan atau memberitahukan kepada calon wisatawan tentang produk yang ditawarkan dengan memberitahukan tempat-tempat dimana orang dapat melihat atau melakukan kunjungan ke suatu destinasi wisata secara tepat. Cara berpromosi akan berbeda-beda, tergantung dimana akan berpromosi, target promosi, dan media promosi yang digunakan. Media promosi yang digunakan selama ini (untuk segmen domestik/ atau wisnus) sebenarnya tidak dapat secara spesifik dipisahkan dengan media promosi yang digunakan oleh wisman kecuali dalam hal penggunaan bahasa yang spesifik (bahasa Indonesia), baik berupa media cetak, maupun media elektronik. Contoh media cetak dan media elektronik yang dapat digunakan dalam melakukan promosi adalah : a)

Alat-alat promosi dengan menggunakan media cetak antara lain : koran, majalah, tabloid, buletin, leaflet, brosur, poster, buku panduan wisata, peta, katalog, baliho, booklet.

b)

Alat-alat promosi dengan menggunakan media elektronik antara lain : TV, radio, internet, CD, film, VCD, DVD, e-mail, promotional video.

Dalam konsep horizontal marketing, promosi yang dilakukan untuk segmen wisnus adalah dengan memanfaatkan komunitas yang ada di masyarakat. Ada dua metode pendekatan dalam melakukan promosi, yaitu off line melalui intimacy dan on line melalui excitement. Off line melalui intimacy adalah mendekati komunitas untuk membuat kesaksian tentang destinasi dan produk pariwisata Indonesia (testimonial). Sedangkan on line melalui excitement, menggunakan teknologi informasi, komunitas internet misal blog, facebook, millist, memberikan cerita atau kesaksian tentang Indonesia. Dalam konsep horizontal marketing, promosi yang dilakukan untuk segmen wisnus adalah dengan memanfaatkan komunitas yang ada di masyarakat. Ada dua metode pendekatan dalam melakukan promosi, yaitu off line melalui intimacy dan on line melalui excitement. Off line melalui intimacy adalah mendekati komunitas untuk membuat kesaksian tentang destinasi dan produk pariwisata Indonesia (testimonial). Sedangkan on line melalui excitement, menggunakan teknologi informasi, komunitas internet misal blog, facebook, millist, memberikan cerita atau kesaksian tentang Indonesia.

III - 46

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Berikut ini adalah contoh-contoh promosi pemasaran pariwisata nusantara dengan menggunakan media cetak, media elektronik, maupun dengan pendekatan komunitas :

Media Cetak

Gambar 3.32. Media Cetak berbahasa Indonesia yang sudah populer dan dapat menjadi informasi wisata bagi segmen wisnus

III - 47

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Gambar 3.33. Brosur-brosur yang banyak digunakan untuk mempromosikan obyek-obyek wisata

Gambar 3.34. Contoh Brosur yang menarik (komposisi warna yang eye catching, fitur yang unik, dan informasi yang menarik)

III - 48

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Informasi Program yang beragam

Gambar 3.35. CONTOH BROSUR YANG MENARIK (informasi yang menarik dengan penawaran khusus, promosi atraksi baru)

Ragam Obyek yang terkesan variatif

Harga paket yang kompetitif dan ‘murah’

III - 49

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Gambar 3.36. BROSUR YANG MENARIK (fitur yang menggambarkan suasana segmen yang dibidik – Segmen keluarga di Ancol Water Park)

III - 50

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

brosur yang kurang menarik baik dari grafis : - Komposisi Warna - Materi - Tema

Gambar 3.37. brosur yang kurang menarik, baik dari segi lay out maupun grafis. masih minim informasi

III - 51

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Media Elektronik Berikut adalah contoh-contoh promosi yang secara tidak langsung juga menjangkau segmen wisnus : 1. Kerjasama dengan stasiun televisi untuk mengadakan program acara wisata, seperti : Wisata Kuliner, Jelajah, Archipelago, Koper dan Ransel, Jejak Petualang, dll untuk mempromosikan pariwisata dalam negeri. Program ini ditayangkan di TV nasional, sehingga memungkinkan menjangkau berbagai kelompok segmen di berbagai daerah.

Program ini sudah berjalan, walau belum terukur dampaknya dalam menggerakkan perjalanan wisata (wisnus maupun wisman) Gambar 3.38 Program Wisata Kerjasama dengan TV

III - 52

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

2. Pembuatan film nasional yang bersetting keindahan alam Indonesia, seperti : Denias Senandung di Atas Awan, Laskar Pelangi.

Contoh dari upaya-upaya mengangkat tema keindahan destinasi pariwisata di Indonesia

Gambar 3.39. Produksi Film Dengan Setting Destinasi

III - 53

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

3. Pembuatan website pariwisata, misalnya : www.yogyes.com, www.jakarta-tourism.go.id, www.bandungtourism.com, dll. Sebagai penunjang informasi wisata di berbagai destinasi di Indonesia

Gambar 3.40. Website Khusus Pariwisata

III - 54

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Community Marketing 1. Kerjasama dengan komunitas di masyarakat agar memberikan cerita (word of mouth) tentang destinasi dan produk pariwisata Indonesia, kepada komunitasnya secara langsung dengan emosi keakraban, kekeluargaan, persabatan, satu pekerjaan, satu profesi, satu hobi (off line melalui intimacy).

Contoh keberadaan komunitas hobi yang dapat Gambar 3.41. Contoh Komunitas Hobbies

menjadi salah satu media menyebarluaskan informasi dan kegiatan pariwisata : komunitas pecinta alam, komunitas pengguna sepeda, komunitas motor, dsb.

III - 55

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

2. Promosi menggunakan teknologi informasi dan komunitas internet untuk menceritakan tentang pariwisata Indonesia (on line melalui excitement), misalnya : komunitas blogger, komunitas di facebook , dll. (Blog Tempat Wisata Indonesia, Blog Ayo Tamasya Jelajahi Nusantara, Blog Solo Agregator, dll)

Contoh komunitas blogger :

Gambar 3.42. Contoh Komunitas Blogger

III - 56

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Contoh komunitas di facebook :

Gambar 3.43. Contoh Komunitas Facebook

III - 57

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Contoh komunitas di TWITTER:

Gambar 3.44. Contoh Komunitas Twitter

III - 58

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Contoh komunitas di TWITTER dan Jumlah Follower nya:

Mendapatkan Follower bukan suatu hal yang mudah !

Dibutuhkan setidaknya : - Informasi yang selalu upto date - Fitur yang unik - Slogan yang menarik - Variasi dalam materi (konten)

Gambar 3.45. Contoh Komunitas Twitter dan Followernya

III - 59

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Contoh komunitas di TWITTER DENGAN ICON (ROLE MODEL)

Mendapatkan Follower bukan suatu hal yang mudah !

Gambar 3.46. Contoh Komunitas Twitter dan Icon

III - 60

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Gambar 3.47. Contoh Upload Video Pariwisata di Youtube

Contoh Penggunaan Upload Video Pariwisata dan Jumlah Viewer

III - 61

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

3.4. Kelembagaan Pemasaran Wisatawan Nusantara 3.4.1. Kelembagaan Dengan berjalannya sistem otonomi daerah, telah membawa dampak yang sangat luas kepada perubahan peran dan fungsi lembagalembaga administrasi pusat dan daerah. UU No. 32/2004 yang memberikan otonomi pada hampir semua bidang kegiatan ke daerah, telah membawa reposisi institusi pusat ke pemerintah daerah. Demikian pula dengan dampaknya pada pembangunan bidang pariwisata, yang telah menempatkan Pemerintah pada fungsinya sebagai fasilitator melalui perumusan kebijakan-kebijakan nasional dan koordinasi-koordinasi pembangunan. Peran ini menuntut Pemerintah untuk menghasilkan berbagai perangkat yang mampu mengakomodasikan tugasnya sebagai pengarah (directing) dan pengkoordinasi (coordinating) melalui kebijakankebijakan strategis, yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman oleh instansi teknis di pusat dan daerah melalui berbagai program pembangunan, demikian halnya dengan kegiatan pemasaran pariwisata. Era otonomi memang tidak sepenuhnya menjadi media pendistribusian kewenangan, dalam konteks ini otonomi adalah sebuah kebijakan politis yang memuat unsur mendidik kemandirian daerah. Era otonomi masih tetap memerlukan intervensi pemerintah khususnya dalam perumusan berbagai kebijakan-kebijakan strategis pembangunan yang bersifat makro dan jangka panjang, demikian pula halnya dengan industri pariwisata, khususnya di dalam kegiatan pemasaran pariwisata. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai institusi yang menangani kepariwisataan nasional dihadapkan pula pada tuntutan sebagai agen pengembang citra pariwisata nasional (country image). Peran sisi eksternal dalam membentuk country image, dan peran internal sebagai program directing dan coodinating perlu dijawab melalui perumusan kebijakan yang tepat sasaran dan terarah, baik untuk aspek produk, pemasaran, SDM, teknologi, kemitraan, hubungan dengan luar negeri dan lain sebagainya. Tuntutan lain yang tidak kalah penting adalah, menyiapkan kerangka kerja dan kerangka tindak yang dapat menjadi acuan untuk bersaing. Pada saat ini beberapa destinasi di Indonesia telah memiliki Badan Pariwisata yang merupakan otorita di bawah kerjasama pemerintah dan swasta, seperti: Badan Pariwisata Batam ataupun Bali Tourism Board

III - 62

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

(BTB), yang memiliki kewenangan dalam mengupayakan percepatan pembangunan pariwisata di daerahnya masing-masing. Peran sentral Badan Pariwisata tersebut adalah yang menjembatani kebijakan pemerintah di bidang pariwisata dengan aspirasi kalangan industri pariwisata. Badan ini berfungsi untuk membantu promosi dan pengembangan pariwisata baik di tingkat regional bahkan nasional. Kegiatan pemasaraan hingga saat ini sering dilakukan secara langsung oleh masing-masing daerah, baik di tingkat Nasional, Provinsi, maupun di tingkat Kabupaten/Daerah. Pada tahun 2009 Jumlah anggaran Departemen Pariwisata adalah 1,1 Triliun dengan alokasi anggaran sebanyak Rp.289 Milliar untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sangat diperlukan pembangunan pemasaran akan sangat efektif dan efisien apabila dilakukan secara co-operative. Sedangkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah masih menjadi ujung tombak bagi kegiatan pemasaran daerah dengan anggaran dengan jumlah sedikit yang diambil dari APBN. Disisi lain, pariwisata telah memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan perekonomian daerah melalui PAD. Selain itu, hal penting lainnya adalah adalah diperlukannya suatu wadah yang bersifat mandiri untuk peningkatan pemasaran pariwisata Indonesia. Beberapa contoh kelembagaan pariwisata adalah seperti yang sudah dilaksanakan di beberapa daerah : 1. MANGGARAI - KOMODO Area project : Labuhan Bajo dan Komodo, Manggarai Barat Labuhan bajo merupakan titik utama kedatangan ke Taman nasional komodo, yang dikenal dengan adanya dragon komodo dan berada di lokasi diving terbaik. Dengan infrasturktur pariwisata yang baik dan jumlah atraksi yang lebih luas maka akan lebih menarik jumlah kunjugan wisatawan.

Tujuan pembentukan proyek wisata 

Menciptakan keterlibatan UKM dalam sektor pariwisata



Meningkatkan pelayanan dan fasilitas pariwisata



Menentukan fungsi- fungsi promosi yang efektif

III - 63

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara



Pembentukan DMO Lokal (Labuhan Bajo) dan Regional (berpusat di Bali)

Gambar 3.48. DMO Manggarai Komodo

Target Group  UKM pada sektor pariwista flores barat  Pemerintah lokal pada kabupaten manggarai barat  Masyarakat desa yang memiliki aktivitas potensi eko wisata  Organisasi – organisasi bisnis  Asosiasi jasa dan pelayanan pariwisata  Media Pers

III - 64

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Komponen Proyek WiSATA Destination Organization (DMO) Manggarai Barat

Management

-

Lingkungan yang kondusif : penerapan mekanisme triple A bersama dengan pemerintah daerah dan pihak lokal yang berkepentingan

-

Mutu pelayanan : mendukung peningkatan keterampilan ekowisata, pelayanan yang diberikan serta penyedia jasa setempat

-

Pemasaran eko – wisata : memperbaiki strategi promosi dan pemasaran pariwista manggarai barat di Bali, Indonesia dan internasional

-

Akses keuangan : meningkatkan akses terhadap sumber pembiayaan alternatif dan skema pinjaman

Sasaran Proyek WiSATA - Destination Organization (DMO) Manggarai Barat

Management

Meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan bagi kelompok masyarakat tertentu di manggarai barat. Hal ini dapat dicapai melalui promosi eko-wisata yang lebih selektif, peningkatan mutu usaha kecil dan menengah serta upaya meningkatkan kemampuan daearh secara intensif Fungsi utama DMO lokal melakukan koordinasi lintas sektor, lintas pemangku kepentingan yang berhubungan dengan semua aktivitas pengembangan destinasi secara internal. Sedangkan DMO regional lebih berfokus pada aktivitas promosi pemasaran destinasi Flores Evaluasi Kritis  Pembentukan DMO yang berorientasi pada Manajemen Pemasaran, Manajemen Lingkungan (dengan memusatkan pada perencanaan dan konservasi lingkungan TN Komodo dan Pengembangan UKM industri kepariwistaan  Orientasi pada Manajemen Pemasaran terkesan dominan dalam DMO Manggarai kareana salah satu tujuan dari proyek WiSATA adalah mengkoordinasi perencanaan pemasaran ekowisata dan promotional website www.floreskomodo.com (keluaran pemasaran)

III - 65

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

 Tidak menjadikan masyarakat sebagai stakeholder utama  Sasaran utama yang diberikan hanya berpusat pada kontribusi meningkatkan kualitas dari penyedia eko-wisata yang ada dengan cara menggalakan pelatihan – pelatihan dan seminar eko-wisata  Keberpihakan kepada masyarakat sangat minim. 2. PANGANDARAN (LP3) Tujuan Pembentukan Pangandaran (LP3)

Lembaga

Pengelola

a. Optimalisasi, efisien, dan peningkatan pengelolaan Pariwisata Pangandaran. b. Menciptakan mekanisme yang sektoral yang jelas dalam berkelanjutan.

Pariwisata akuntabilitas

efektif, koordinasi lintas pengelolaan pariwisata

c. Mengembangkan dan mempromosikan berkelanutan di Pangandaran sebagai pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Ciamis.

pariwisata pendorong

d. Meningkatkan peran aktif masyarakat dengan memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat dari kegiatan pariwisata. e. Menjaga kelestarian keanekaragaman hayati laut dan darat serta jasa lingkungan ekosistem Pangandaran. Berikut struktur Pangandaran:

organisasi

Dewan

Pengelola

Pariwisata

III - 66

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

DEWAN PENGELOLA PARIWISATA PANGANDARAN

DEWAN PENASIHAT PARIWISATA PANGANDARAN

KETUA

SEKRETARIS

Eksekutif & Legislatif Nasional, Propinsi, Kabupaten

BENDAHARA

ANGGOTA (para pihak terkait)

STAKEHOLDER UTAMA STAKEHOLDER PENDUKUNG

BADAN PELAKSANA PARIWISATA PANGANDARAN (ditetapkan oleh Dewan Pengelola) DIREKTUR EKSEKUTIF

SEKRETARIS

BIDANG USAHA WISATA

KEUANGAN & ADMIN

BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BIDANG PELESTARIAN SDA & BUDAYA

BIDANG …..

Gambar 3.49. DMO Pangandaran

Pada dasarnya kelembagaan tersebut sebenarnya tidak spesifik diperuntukkan bagi wisatawan domestik, tetapi mencakup wisatawan manca maupun domestik. Keberadaan model kelembagaan tersebut masih belum berjalan optimal karena berbagai kendala.

KONDISI (PERMASALAHAN) KELEMBAGAAN 1. Kelembagaan pemasaran secara umum belum memiliki format yang spesifik terutama dari segi Desain Organisasi. Tidak semua daerah memiliki badan-badan promosi pariwisata 2. Beberapa badan pariwisata yang ada belum dapat berjalan optimal karena berbagai kendala terutama biaya operasional 3. Badan promosi yang sudah berjalan di Indonesia misalnya Manggarai – Komodo, Lembaga Pengelola Pariwisata Pangandaran, Badan Promosi Pariwisata Yogyakarta, Java Promo 4. Kemitraan terkait dengan program pengembangan wisnus dapat dikatakan belum optimal terutama partisipasi yang masih rendah dari berbagai pihak, kurangnya koordinasi, dan inisiatif kerjasama.

2

III - 67

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

3.4.2. Kemitraan Kemitraan pariwisata yang sudah berjalan selama ini sebenarnya relatif sudah beragam yang dapat ditunjukkan pada model-model kerjasama promosi, walaupun dalam penyelenggaraanya seringkali kurang terkoordinasi dan belum spesifik membidik segmen wisatawan.

Gambar 3.50. Contoh Kemitraan antara Hotel dan Bank

-

Bersifat Business to Business (B2B)

-

Hotel menawarkan diskon khusus bagi pengguna credit card dari bank-bank tertentu

III - 68

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Gambar 3.51. Contoh Kemitraan antara Pertamina dan Bank Mandiri

-

Bersifat Business to Business (B2B)

-

Pertaminan bekerjasama dengan Bank menawarkan liburan bersama, dengan beberapa door prize yang menarik

III - 69

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

B2C (Liburan dengan Credit Card – Travel Now Pay Later)

Gambar 3.52. Contoh Program Travel Now Pay Later oleh Bank

B2C (Insentif dari swasta)

Gambar 3.53. Contoh Insentif Wisata melalui CSR

III - 70

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

G2B (Program Great Sale dengan Dukungan Pemerintan untuk mendorong pergerakan wisnus dari berbagai daerah sekitar)

Gambar 3.54. Contoh Program Kemitraan Pemerintah dengan Pengusaha Melalui Program Great Sale

B2B2C (Airlines-Bank-Consumer) dengan penawaran tiket murah ke berbagai destinasi di Indonesia

Gambar 3.55. Contoh Program Kemitraan Airlines dengan Destinasi (Pemerintah) Juga Dunia Usaha (Bank)

III - 71

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

G2C : Keputusan Cuti Bersama yang sudah dihapuskan sejak 2009 karena menuai pro dan kontre

Gambar 3.56. SKB Kebijakan Cuti Bersama Penggerak Perjalanan WIsnus

G2B/G2C : Insentif Mudik bersama, Mudik

10

Gambar 3.57. Insentif Mudik Bersama

III - 72

4. Analisis Segmentasi

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

IV. ANALISIS SEGMENTASI

4.1. Lingkup Segmentasi Sebelum pembahasan secara terfokus lingkup segmentasi, sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab2. Pengertian, Lingkup, dan Paradigma. Perlu terlebih dahulu dikemukakan bahwa BPS memiliki tipologi segmentasi tersendiri mengenai wisatawan nusantara Selaku selaku otoritas yang secara rutin melaksanakan kegiatan penelitian, terutama dalam kaitannya dengan data base Statistik Wisatawan Nusantara, BPS membagi lingkup segmentasi wisatawan nusantara (wisnus) ke dalam beberapa kelompok berikut ini : 1) Berdasarkan daerah asal Segmentasi ini kemudian memunculkan karakteristik-karakteristik dari wisnus yang dapat diperinci atas dasar : jenis kelamin,kelompok umur, status perkawinan, pendidikan, akomodasi yang digunakan 2) Berdasarkan daerah tujuan Seperti halnya segmentasi berdasarkan daerah asal ini, tipe segmentasi ini juga memunculkan karakteristik-karakteristik dari wisnus yang dapat diperinci atas dasar : jenis kelamin,kelompok umur, status perkawinan, pendidikan, akomodasi yang digunakan. 3) Berdasarkan rata-rata pengeluaran perjalanan yang dibedakan pada pengeluaran akomodasi, makanan dan minuman, angkutan,

IV - 1

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

pertunjukkan seni, museum, dan jasa kebudayaan, jasa hiburan/rekreasi, jasa pariwisata lainnya, cinderamata belanja, lainnya. 4) Berdasarkan lama berpergian (dengan satuan hari) dan lama menginap (dengan satuan malam) 5) Berdasarkan karateristik lain : a. Kegiatan utama : bekerja, pelajar/mahasiswa, mengurus rumah tangga b. Maksud kunjungan : berlibur, profesi/Bisnis/MICE, pendidikan, kesehatan, berziarah/keagamaan, mengunjungi teman/keluarga, olah raga/kesenian, lainnya. c. Jarak tempuh perjalanan : terdiri dari perjalanan 1000km. d. Status pekerjaan utama : berusahan tanpa bantuan, berusaha dengan bantuan, buruh, PNS/TNI, pekerja tidak dibayar. Berdasarkan hasil observasi data yang diperoleh selama proses penelitian berlangsung, dan setelah melalui beberapa tahap diskusi dengan pakar dalam forum-forum Focus Group Discussion (FGD) disimpulkan bahwa tidak semua kategori segmentasi sebagaimana dikeluarkan BPS akan digunakan. Dalam hal ini, penentuan segmen dilakukan pada kelompokkelompok yang dinilai memiliki keterkaitan signifikan dengan strategi promosi dan pemasaran yang akan dilakukan. Kelompok segmen tersebut dikelompokkan sebagai berikut : 1) Segmentasi Basis Motivasi : a. Segmen Silahturahmi (VFR), termasuk dalam segmen ini adalah segmen pendidikan b. Segmen Wekeenders c. Segmen Ziarah d. Segmen Hobbies

IV - 2

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

e. Segmen MICE 2) Segmentasi Demografis a. Segmen Ekspatriat b. Segmen Berdasarkan Usia Pada lingkup kebijakan, selain didasarkan pada segmentasi sebagaimana dikelompokkan di atas, kebijakan yang terbagi kedalam kebijakan pengembangan pasar, pengembangan citra, dan pengembangan kelembagaan dan kemitraan. Akan dijabarkan pula kebijakan yang sifatnya generik yang merupakan tindak lanjut maupun inovasi program-program reguler yang sudah berjalan selama ini.

4.2. Segmentasi Basis Motivasi Wisatawan nusantara sejauh ini belum memilki segmentasi yang jelas. Namun demikian, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, setidaknya diindikasikan adanya 5 (lima) jenis motivasi yang lekat dengan tipologi pergerakan wisatawan nusantara, yaitu : 1) Motivasi Silaturahmi (Visiting Friend and Relatives/VFR) 2) Motivasi Weekenders 3) Motivasi Ziarah 4) Motivasi Hobbies 5) Motivasi MICE/Bisnis Secara lebih jelas, masing-masing kelompok motivasi dapat diperinci sebagai berikut :

4.2.1. Silahturahmi (VFR) A. Pengertian dan Lingkup VFR atau yang populer dikenal dengan istilah mengunjungi teman, kerabat, atau relasi merupakan budaya yang sangat melekat

IV - 3

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

dengan kebiasaan orang Indonesia. Budaya ini tercermin dari berbagai tradisi seperti mudik lebaran, kegiatan wisuda, hingga menyempatkan diri ke luar kota untuk mengunjungi kerabatnya yang lama bertemu. VFR atau yang populer dikenal dengan istilah mengunjungi teman, kerabat, atau relasi merupakan budaya yang sangat melekat dengan kebiasaan orang Indonesia. Budaya ini tercermin dari berbagai tradisi seperti mudik lebaran, pulang basamo, hingga menyempatkan diri ke luar kota untuk mengunjungi kerabatnya yang lama tidak bertemu misalnya acara hajatan keluarga, kumpul keluarga (family gathering), arisan keluarga ‘trah’, clan dsb Termasuk dalam segmen ini adalah segmen pendidikan yang mencakup kegiatan-kegiatan seperti kunjungan keluarga dalam rangka wisuda, liburan sekolah/semester, pendaftaran sekolah baru, dsb.

B. Karakteristik VFR Karakteristik segmen VFR dapat dibedakan dengan beberapa kriteria sebagai berikut : 1.

Segmen VFR Berdasarkan Umur Berdasarkan umurnya, segmen VFR banyak didominasi oleh usia 45 – 54 tahun (35%). Kelompok usia ini biasanya relatif sudah mapan, sehingga memiliki kemampuan ekonomi lebih untuk melakukan perjalanan ke daerah lain.

IV - 4

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Segmen VFR berdasarkan UMUR 5%

>54 Tahun

39%

45-54 Tahun 27%

25-34 Tahun 22%

14-24 Tahun 7%

< 15 Tahun 0%

10%

20%

30%

40%

Gambar 4.1. Karakteristik Segmen VFR Berdasarkan Umur Sumber : Survei, 2010

2.

Segmen VFR Berdasarkan Frekwensi Kunjungan Berdasarkan frekwensi kunjungannya, segmen VFR banyak didominasi oleh kelompok repeater (58%). Mayoritas segmen VFR pada umumnya telah melakukan kunjungan ulang (rutin/berkala) datang kepada kerabat atau relasinya.

Segmen VFR berdasarkan Frekwensi Kunjungan

42% Pertama

58% Ulang

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Gambar 4.2. Karakteristik Segmen VFR Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Sumber : Survei, 2010

IV - 5

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

3.

Segmen VFR Berdasarkan Moda Berdasarkan moda angkutan sebagian besar menggunakan kendaraan pribadi (67%). Segmen VFR berdasarkan Moda

33% Angk. Umum

67% Pribadi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Gambar 4.3. Karakteristik Segmen VFR Berdasarkan Moda Sumber : Survei, 2010

4.

Segmen VFR Berdasarkan Waktu Kunjungan Berdasarkan waktu kunjungannya, segmen VFR melakukan kunjungan pada waktu-waktu khusus yaitu akhir pekan atau libur panjang (long weekend) Segmen VFR berdasarkan Waktu Kunjungan

28% Setiap Saat

72% Waktu Khusus

0%

20%

40%

60%

80%

Gambar 4.4. Karakteristik Segmen VFR Berdasarkan Waktu Kunjungan Sumber : Survei, 2010

IV - 6

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

5.

Segmen VFR Berdasarkan Cara Perjalanan Berdasarkan cara perjalanannnya, segmen VFR banyak melakukan kunjungan bersama keluarga (38%), dengan teman (26%), dengan rombongan (19%), sendiri (11%), dan lainnya (6%).

Segmen VFR berdasarkan Cara Perjalanan

6%

Tidak Diketahui Paket Tour

0% 11%

Sendiri

38%

Dengan Keluarga 26%

Dengan Teman 19%

Rombongan 0%

Gambar 4.5. Perjalanan

10%

Karakteristik

20%

Segmen

30%

VFR

Berdasarkan

40%

Cara

Sumber : Survei, 2010

6.

Segmen VFR Berdasarkan Besaran Pembelanjaan Berdasarkan besaran pembelanjaannya, segmen VFR berbelanja rata-rata antara 200 - 500 ribu rupiah dalam sekali kunjungan (39%). Segmen VFR berdasarkan Besar Pembelanjaan

35% > 500.000 Rp 39%

200.000 - 500.000 Rp 13%

SMU), moda transportasi yang digunakan lebih beragam.

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

E. SW Analisys Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, dapat dilakukan analisis atas keunggulan (potensi) dan kelemahan segmen ini sebagai berikut : KEUNGGULAN 1. Menjadi motivasi utama pergerakan wisnus di Indonesia 2. Karakter budaya yang kuat yang mendukung berkembangnya segmen VFR 3. Terjadi di hampir setiap daerah di Indonesia 4. Tidak memiliki batas-batas waktu khusus, atau dapat terjadi sepanjang tahun (walaupun meningkat tajam pada hari-hari libur panjang)

KELEMAHAN 1. Bersifat musiman 2. Belum memiliki pola aktifitas pergerakan yang jelas terutama dalam kaitannya dengan obyek-obyek wisata 3. Minim penggunaan fasilitas wisata seperti akomodasi dan kunjungan ke obyek 4. Pembelanjaan rendah karena lebih banyak difasilitasi keluarga

F. Kebutuhan Pengembangan Berdasarkan kondisi-kondisi di atas, kebutuhan pengembangan pada kelompok segmen VFR (dan pendidikan) antara lain adalah : 1. Paket-paket wisata keluarga (theme park : water boom, kebun binatang, family outbound, dsb) 2. Penyelenggaraan event di DTW saat liburan (Lebaran, NatalTahun Baru, libur sekolah, dll) 3. Pengembangan paket-paket wisata mudik bersama untuk komunitas, seperti komunitas klan keluarga, komunitas asal daerah, komunitas hobi, komunitas bikers 4. Pemberian insentif berupa mudik gratis bagi karyawan/ konsumen/ nasabah bank/ pengguna kartu kredit / membercard tertentu

IV - 13

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

5. Pemberian diskon dan sistem kredit (travel now pay later) untuk pembelian tiket mudik bus/kerata api/ pesawat melalui bank/ perusahaan kartu kredit 6. Pengembangan media promosi untuk segmen VFR/Pendidikan, secara vertikal (TV program, radio, majalah surat kabar, dan event) dan horisontal (community, facebook, twiter, blog) 7. Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antara pelaku usaha pariwisata dengan perusahaan kartu kredit/ provider telepon selular /provider membercard 8. Penyelenggaraan event-event khusus di universitas atau sekolah pada saat-saat musim liburan sekolah ujian masuk, atau wisuda (pameran kerajinan, pameran pendidikan, book fair) yang ditujukan bagi siswa maupun orang tua siswa

IV - 14

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

4.2.2. Weekenders A. Pengertian dan Lingkup Weekenders merupakan wisatawan yang melakukan perjalanan wisata pada hari libur di akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu Pada umumnya mereka memanfaatkan hari libur di akhir pekan untuk melepaskan kejenuhan selama bekerja dengan berlibur Segmen weekenders terdiri dari family, pekerja, dan remaja

B. Karakteristik Segmen Weekender Karakteristik segmen ini dapat dibedakan dengan beberapa kriteria sebagai berikut : 1. Segmen Weekender Berdasarkan Umur Berdasarkan umurnya, segmen weekender banyak didominasi oleh usia 45 – 54 tahun (35%) yang merupakan kelompok-kelompok pebisnis atau eksekutif perusahaan, juga kelompok usia 25-34 tahun (32%) para eksekutif muda atau karyawan perusahaan, selain juga segmen pelajar 14 – 24 Tahun (22%). Segmen Weekender berdasarkan UMUR

>54 Tahun

4% 35%

45-54 Tahun

32%

25-34 Tahun 22%

14-24 Tahun 7%

< 15 Tahun 0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Gambar 4.14. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Umur Sumber : Survei, 2010

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

2. Segmen Weekenders Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Berdasarkan frekwensi kunjungannya, segmen weekenders banyak didominasi oleh repeater (68%). Mayoritas segmen weekender yang pada umumnya telah melakukan kunjungan ulang (rutin/berkala). Segmen Weekender berdasarkan Frekwensi Kunjungan

32% Pertama

68% Ulang

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Gambar 4.15. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Frekwensi Kunjungan Sumber : Survei, 2010

3. Segmen Weekenders Berdasarkan Moda Berdasarkan moda angkutan sebagian besar menggunakan kendaraan pribadi karena biasanya mengendarai sendiri dari Jakarta menuju Bandung atau Bogor. Segmen Weekender berdasarkan Moda

36% Angk. Umum

64% Pribadi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Gambar 4.16. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Moda Sumber : Survei, 2010

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

4. Segmen Weekenders Berdasarkan Waktu Kunjungan Berdasarkan waktu kunjungannya, segmen weekenders melakukan kunjungan pada waktu-waktu khusus yaitu akhir pekan, libur panjang. Segmen Weekender berdasarkan Waktu Kunjungan

32% Setiap Saat

68% Waktu Khusus

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Gambar 4.17. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Waktu Kunjungan Sumber : Survei, 2010

5. Segmen Weekenders Berdasarkan Cara Perjalanan Berdasarkan cara perjalanannnya, segmen weekender banyak melakukan kunjungan bersama keluarga (32%), dengan rombongan (27%), dengan teman (18%), sendiri (13%), paket (2%), dan lainnya (8%). Segmen Weekender berdasarkan Cara Perjalanan

8%

Tidak Diketahui Paket Tour

2% 13%

Sendiri

32%

Dengan Keluarga 18%

Dengan Teman

27%

Rombongan 0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Gambar 4.18. Karakteristik Segmen Weekender Berdasarkan Cara Perjalanan Sumber : Survei, 2010

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

6. Segmen Weekenders Berdasarkan Besaran Pembelanjaan Berdasarkan besaran pembelanjaannya, segmen weekender berbelanja rata-rata lebih dari 500 ribu rupiah dalam sekali kunjungan (61%). Jumlah pembelanjaan ini relatif besar. Segmen Weekender berdasarkan Besar Pembelanjaan

61% > 500.000 Rp 37%

200.000 - 500.000 Rp 5x) 2. Berusia 15 – 45 tahun 3. Berprofesi pegawai swasta/pengusaha/pelajar/mahasiswa 4. Berpendapatan minimum 2 juta per bulan 5. Pengeluaran belanja per kunjungan rata-rata 200 ribu – 1 juta rupiah 6. Rata-rata menggunakan kendaaraan pribadi, datang secara berombongan/grup, maupun sekeluarga 7. Rata-rata tinggal 2 – 3 hari 8. Menginap di hotel Bintang/Non Bintang, dan Rumah Saudara 9. Kelompok Menengah – Atas, Menengah – Bawah 10. Berasal dari JABODETABEK, juga ada dari Yogyakarta, Tasikmalaya, Majalengka, Garut, Medan, Padang, dsb

Sumber : Survei, 2010

IV - 24

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

G. Kasus Weekenders di Bali Kasus weekender di Bali memiliki pola tersendiri, dari jumlah wisatawan yang datang melalui bandara Ngurah Rai 50% diantaranya diperkirakan weekenders (Survei, 2010) : Jumlah Penumpang Melalui Pelabuhan Gilimanuk dan Terminal Domestik Ngurah Rai

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Perkiraan Jumlah Wisnus

Pelabuhan Gilimanuk 231,832 177,025 217,527 211,695 227,661 267,837 376,443 263,330 219,281 364,394 195,845 275,942 3,028,812 57.10% 1,729,452

Bandara Ngurah Rai 167,520 160,514 173,555 153,508 172,451 185,323 204,981 195,381 143,418 175,727 163,901 197,241

2,093,520 55.90% 1,170,278

Sumber : Dinas Kebudayaan dan pariwisata, Bali, 2009

Berdasarkan data jumlah penumpang yang masuk melalui pelabuhan Gilimanuk dan Bandara Ngurah Rai, sangat dimungkinkan bahwa penumpang yang melalui Bandara adalah wisatawan asal Jakarta, Medan, Bandung atau kota-kota besar lainnya di Indonesia. Sedangkan yang berasal dari Pelabuhan kemungkinan adalah wisatawan yang datang secara berombongan dari kota-kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat lainnya.

IV - 25

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

KARAKTERISTIK WEEKENDERS DI BALI Dilihat dari karakteristiknya, terdapat dua kelompok wisatawan nusantara di Bali yaitu kelompok menengah – atas (Mid – Up) dan kelompok Menengah – Bawah (Mid Low). Berikut adalah perbedaan karakteristik kedua kelompok segmen tersebut : Jumlah Total Wisnus : 2,8 Juta (2008)

Sumber : Dinas Kebudayaan dan pariwisata, Bali, 2009 Catatan : Data ini merupakan karakteristik wisatawan secara umum, termasuk di dalamnya adalah weekenders

POLA AKTIVITAS WISATAWAN Dari segi aktifitas dan pergerakannya, wisatawan Nusantara di Bali pada umumnya menyukai hal-hal : 1) Beraktifitas di malam hari karena tidak mau terbakar matahari, atau lebih menyukai kegiatan ‘suka-suka’ (kuliner, clubbing)

IV - 26

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

2) Pada umumnya berbelanja untuk kerabat atau teman di pasarpasar tradisional, dan sebagai di kawasan perbelanjaan elit di daerah Seminyak – Oberoi atau Ubud 3) Untuk kelompok segmen yang datang dengan keluarga (family) cenderung menyukai kegiatan rekreasi misalnya pantai, watersport, atau taman safari

POLA AKTIVITAS WISATAWAN (Weekender) DI BALI

Gambar 4.25. Pola Aktivitas Weekender di Bali Sumber : Survei, 2010

Berdasarkan pola tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara umum wisnus di Bali khususnya segmen weekenders, adalah kelompok wisatawan yang menyukai kemudahan, kegiatan yang bisa dilakukan secara bersama-sama, dan sifatnya ‘suka-suka’.

IV - 27

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

TEKNIK BERPROMOSI Bali merupakan tempat tujuan wisata yang paling maju di Indonesia dari segala aspek. Terkait dengan strategi berpromosi, Bali telah melakukan berbagai teknik dan strategi dalam mempromosikan produk-produk kepariwisataanya, selalu memunculkan kemasan produk yang inovatif, bahkan juga sama sekali baru. Media yang digunakan sangat variatif mulai dari aneka brosur yang diletakkan di hampir setiap sudut dan tempat-tempat strategis, internet dengan segala fitur dan kontent promosi yang menarik, televisi, radio, hingga sistem penjualan langsung yang dilakukan bahkan oleh Supir Taksi, Jasa persewaan kendaaraan, langsung kepada konsumen/wisatawan.

Gambar 4.26. Contoh Ilustrasi Inovasi Teknik Berpromosi di Bali Sumber : Studio, 2010

IV - 28

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

KONSENTRASI WEEKENDER DI BALI Konsentrasi wisatawan weekender di Bali setidaknya ada di beberapa lokasi strategis, berikut ini :

Gambar 4.27. Lokasi Konsentrasi Weekenders di Bali Sumber : Survei, 2010

H. SW Analisys Berdasarkan atas apa yang telah diuraikan di atas, berikut terdapat beberapa nilai keunggulan dan kelemahan pada kelompok segmen weekenders sebagai berikut : KEUNGGULAN 1. Segmen potensial karena perjalanannya bersifat reguler (tiap weekend) 2. Rata-rata berasal dari kelompok menengah – atas

KELEMAHAN 1. Masih terbatas pergerakannya utamanya di Jawa (Bandung, Bogor, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Malang, Bali)

IV - 29

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

KEUNGGULAN

KELEMAHAN

dengan kemampuan pendapatan yang memadai

2. Masih sedikitnya paketpaket wisata weekend

3. Terjadi di banyak kota-kota besar di Indonesia khususnya di Jawa (Jakarta Bandung, SurabayaMalang, dsb)

3. Kemacetan di daerahdaerah tujuan weekenders 4. Sarana dan pendukung

prasarana

I. Kebutuhan Pengembangan Berdasarkan hasil analisis di atas, pengembangan pada segmen weekender setidaknya dapat memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pengembanngan paket wisata weekend untuk segmen mid low 2. Intensifikasi promosi wisata weekend di kota-kota pusat weekenders (Sale, Obyek Wisata Baru) 3. Pengembangan produk-produk baru night market, Sunday market, antiqueing, kuliner, khususnya untuk segmen menengah – atas (penggemar barang antik, pemburu pernakpernik) 4. Pengembangan paket-paket wisata weekend untuk komunitas, misalnya paket touring saat weekend bagi komunitas bike to work, komunitas HDCI, dll 5. Pengembangan paket murah weekend, misalnya paket murah masuk ke obyek-obyek wisata bagi keluarga, paket murah outbound untuk perusahaan / komunitas, yang mengadakan tour weekend untuk karyawannya / anggotanya 6. Pemberian fasilitas Traveller Card dan One Entry Ticket pada saat weekend

IV - 30

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

7. Pemberian diskon dan sistem kredit wisata (travel now pay later) melalui bank/ perusahaan kartu kredit pada saat weekend (spa, penerbangan) , serta kredit modal usaha bagi travel agent 8. Pemanfaatan fasilitas kartu kredit dengan sasaran wisatawan melalui brosur promosi

IV - 31

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

4.2.3. Ziarah A. Pengertian dan Lingkup •

Wisata ziarah dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat peribadatan (masjid, candi), bekas kerajaan, makam, gua, atau lainnya yang dinilai memiliki kekuatan magis/religis



Aktivitas ini banyak terjadi di sebagian wilayah di Indonesia, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur – Madura, Sumatera, dan Sulawesi Utara



Pada umumnya dilakukan secara berombongan (valume besar) dan pengunjung umumnya telah melakukan ziarah lebih dari sekali (repeater

Ziarah merupakan salah satu praktik sebagian besar umat beragama yang memiliki makna moral yang penting. Kadangkadang ziarah dilakukan ke suatu tempat yang suci dan penting bagi keyakinan dan iman yang bersangkutan. Tujuannya adalah untuk mengingat kembali, meneguhkan iman atau menyucikan diri. Orang yang melakukan perjalanan ini disebut peziarah. Ziarah atau sering disebut juga sebagai wisata spiritual (spiritual tourism) merupakan salah satu tipe wisata yang sudah berjalan lama bahkan dapat dikatakan sebagai tipe wisata tertua. Sebelum orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi, bisnis, olahraga dan sebagainya, orang sudah mengadakan perjalanan untuk berziarah (wisata ziarah) atau untuk keperluan keagamaan. Tempat-tempat ziarah di Palestina, Roma, Mekah dan Madinah merupakan tempat tujuan perjalanan pariwisata yang sangat populer. Di Indonesia, tipe wisata spiritual merupakan salah satu tipe wisata yang penting, bahkan pada hari-hari besar nasional salah satu acara rutin adalah berziarah ke makan pahlawan. Bulan Syaban oleh orang Jawa dianggap sebagai bulan para arwah (disebut bulan Ruwah), yang secara khusus disediakan untuk berziarah ke makam leluhur. Aktivitas seperti ini dapat dianggap sebagai suatu kegiatan ziarah/religi. Kelompok wisatawan ziarah/religi saat ini mulai dipertimbangkan sebagai kelompok wisatawan yang cukup penting dalam industri

IV - 32

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

pariwisata dilihat dari aspek ekonomi dan finansiil. Misalnya pada tahun 1987 – hampir 20 tahun yang lalu – diperkirakan oleh A. Jackowshi (1987) bahwa jumlah wisatawan yang berpartisipasi dalam suatu ziarah sebesar 130 juta orang atau sekitar 9% dari jumlah total pada tahun itu. Harapan dan perilaku peziarah berubah dalam tahun-tahun terakhir. Kegiatan ziarah tidak lagi terbatas hanya orang yang mengunjungi tempat suci atau sakral (sacred sites) saja, tetapi juga termasuk kegiatan wisata lain, khususnya kegiatan wisata budaya. Sehingga kegiatan ziarah sering dipahami sebagai bentuk wisata yang secara dominan didorong oleh motivasi religi atau berkenaan dengan agama merupakan bentuk wisata yang secara dominan didorong oleh motivasi religi atau berkenaan dengan agama. Ziarah dapat dikategorikan dalam kategori jangka pendek (short term religious tourism) yang merupakan perjalanan sehari (excursions) ke pusat ziarah yang berada di dekat rumah dan wisata jangka panjang (long term) menggambarkan perjalanan atau kunjungan selama beberapa hari atau minggu ke situs ziarah atau konferensi nasional atau internasional. Selain itu, bentuk ziarah dapat dibedakan berdasarkan atas jumlah peserta, pilihan jenis alat transportasi, musim perjalanan, dan struktur sosial. Secara tradisional dan historis, wisatawan religi berjalan dari lingkungan familiar dekat rumah untuk mencari beberapa pengalaman rohani atau spiritual yang baru khususnya, yang akan memperbaharui hidup mereka. Sebetulnya keinginan ini sama dengan semua wisatawan modern karena mereka ingin melarikan diri dari pengalaman sehari yang sudah menjadi terlalu rutin dan membosankan. Ahli pariwisata dari bidang antropologi pernah menunjukkan aspek religius dari wisata modern dan sering menggunakan istilah right of passage experience. Wisatawan berjalan melalui suatu tahap transisional selama perjalanan ke tahap incorporation (inkorporasi) pada saat kembali ke hidup biasa di tempat asalnya. Sebetulnya hidup biasa kelihatan tetap dilanjutkan lagi tetapi dalam keadaan atau suasana yang berbeda dan diubah. Sebagian wisatawan modern secara eksplisit mencari pengalaman di tempat-tempat atau lokasi ziarah yang berkaitan dengan agama

IV - 33

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

tertentu. Perjalanan tersebut mempunyai tujuan religius dan sering kali merupakan bagian dari pengajaran agama, seperti halnya kegiatan Haji untuk umat Islam. Salah satu dampak samping dari perjalanan ini adalah pembentukan identitas diri sebagai anggota komunitas keagamaan yang sering mempunyai dimensi internasional. Tempat atau lokasi ziarah memiliki kekayaan dan kepentingan historis, artistik dan spiritual/rohani, dan mampu menarik ribuan atau jutaan wisatawan setiap tahun. Objek tersebut menjadi tempat tujuan wisata yang penting. Hubungan antara warisan religi (religious heritage) dan pariwisata merupakan hal yang penting. Di beberapa daerah jumlah bangunan yang dipakai untuk upacara agama (places of worship) cukup banyak dan bervariasi. Objek tersebut merupakan tempat ibadat/ziarah dan mempunyai posisi yang sentral dalam masyarakat dan menjadi bagian pemandangan (landscape) di lingkungan kehidupan masyarakat sekitar. Selain peranan keagamaan dan spiritual, bangunan-bangunan dan monumen religi juga sudah menjadi atraksi wisata budaya yang populer. Banyak wisatawan dari berbagai negara atau dunia datang sehingga objek ini mempunyai potensi ekonomis yang sangat besar dan dapat dipasarkan sebagai atraksi wisata budaya. Bangunanbangunan seperti ini juga merupakan objek konservasi oleh lembaga-lembaga konservasi peninggalan sejarah purbakala. Upaya konservasi dilaksanakan karena fungsi dan peranan objek juga sebagai museum dan atraksi yang ada dirasa kurang bervariasi karena aspek religi membatasi pengembangannya. Berdasarkan jenisnya, objek ziarah dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu: •

Tempat Ibadah Tempat ibadah merupakan tempat untuk melakukan kegiatan peribadatan umat beragama sesuai dengan agama dan kepercayaan yang mereka anut. Tempat ibadah dapat berupa mesjid, gereja, pura, kelenteng/vihara, atau varian-varian lainnya. Tempat ibadah yang ada tidak hanya digunakan untuk tempat beribadah sehari-hari, namun juga digunakan sebagai tempat diselenggarakannya perayaan atau kegiatan hari besar

IV - 34

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

keagamaan. Beberapa tempat ibadah di Indonesia sering dikunjungi oleh wisatawan karena nilai sejarah yang dimilikinya. •

Makam Makam merupakan tempat disemayamkannya jasad seseorang ketika sudah meninggal. Makam seringkali dikeramatkan dan dijadikan tempat mencari berkah (ngalap berkah) terutama makam tokoh keagamaan, dan makam leluhur atau pemimpin yang dianggap memiliki kharisma. Dalam beberapa kasus, seringkali terjadi tumpang tindih antara makam dengan petilasan. Hal ini disebabkan adanya tradisi masyarakat untuk membangun makam di atas petilasan seorang tokoh, sehingga terkadang satu orang tokoh memiliki beberapa bangunan makam. Sebagai contoh Syekh Jumadil Qubro, memiliki petilasan dalam bentuk makam di beberapa tempat yaitu di Semarang, Trowulan, dan di Desa Turgo (dekat Plawangan), Kecamatan Turi, Yogyakarta, namun tidak diketahui di mana beliau dimakamkan.



Pesantren Pesantren atau pondok pesantren (biasanya juga disebut pondok saja) adalah sekolah Islam berasrama (Islamic boarding school). Para santri (pelajar pesantren) belajar pada sekolah ini sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan pesantren. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang kiai/kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menujuk seorang santri senior untuk mengatur adik kelasnya, mereka biasanya disebut Lurah Pondok. Pesantren adalah sekolah pendidikan umum yang persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada ilmu umum atau bahkan ada pula pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja atau yang disebut dengan Pesantren Salaf.



Petilasan Petilasan merupakan istilah yang diambil dari bahasa Jawa yang menunjuk pada suatu tempat yang pernah disinggahi atau

IV - 35

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

didiami oleh seseorang (yang penting). Dalam bahasa Arab, petilasan disebut maqam. Istilah 'makam' dalam bahasa Indonesia dengan demikian tidak berarti sama dengan 'maqam'. Pengerian petilasan dalam kaitannya dengan wisata religi, maka petilasan diartikan sebagai suatu tempat yang dianggap keramat, suci atau bertuah oleh sekelompok masyarakat oleh sebab memiliki keterkaitan dengan ketokohan seseorang, nilai sejarah, atau legenda yang dipercaya oleh sekelompok masyarakat. Bentuk petilasan yang saat ini sering berkembang dalam masyarakat, diantaranya adalah :

o Goa keramat, seperti goa Kiskendo, goa Kreo, dan goa Jatijajar (Jawa Tengah), goa Cerme dan goa Selarong (Yogyakarta), goa Loyang Pukes (Aceh). Goa Selomangleng o Tempat peristiwa sejarah keagamaan atau kepercayaan masyarakat, seperti Padang Kurusetra dalam agama Hindu, Parangkusumo dalam masyarakat Yogyakarta. o Makam petilasan, seperti makam Brawijaya di Trowulan dan Gunung Lawu, Syekh Jumadil Qubro di Semarang, Trowulan, dan di Desa Turgo (dekat Plawangan), Kecamatan Turi, Yogyakarta. o Bentang alam yang disucikan terkait dengan kepercayaan atau kosmologis dalam masyarakat, seperti gunung Batur di Bali, gunung Tengger di Jawa Timur, juga laut Selatan di Yogyakarta.



Tempat ziarah umat Katholik / Gua Maria Dalam tradisi Katolik, Goa Maria adalah tempat yang dipusatkan untuk melakukan ziarah dan devosi kepada Maria. Tempattempat tersebut dapat ditetapkan sebagai tempat ziarah karena pertimbangan penampakan supranatural Maria ataupun faktor sejarah sebagai tempat devosi dan ziarah umat Katolik. Goa Maria di Indonesia umumnya berupa tempat ziarah dengan makna historis bagi perkembangan Gereja Katolik di Indonesia ataupun Gereja Katolik setempat. Goa Maria Sendangsono misalnya, adalah tempat dibaptisnya orang Jawa pertama kalinya.

IV - 36

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Bangunan utama dibentuk seperti gua tetapi ada juga yang berada pada gua alam asli. Disebut Goa Maria karena ditempatkannya patung Bunda Maria, ibunda Yesus, di gua tersebut. Tempat itu kemudian menjadi tempat ziarah umat Katolik untuk mendekatkan diri pada Allah Bapa dengan berdoa melalui perantaraan Bunda Maria dan Yesus Kristus.



Tempat retret Tempat retret dapat diartikan sebagai suatu tempat untuk memperoleh pengalaman menyendiri ataupun mengasingkan diri bersama dengan sebuah kelompok/komunitas dengan tujuan belajar mengolah hidup rohani sehingga bisa menyadari diri, menemukan jati diri dan bisa mengenal diri lebih jauh juga mengenal Tuhan dan sesama. Beberapa retret dilakukan dalam kesunyian, sementara yang lainnya dilakukan dalam suasana berbagi rasa, tergantung dari pengetahuan dan praktek yang dilakukan oleh fasilitator dan/atau pesertanya. Retret sering kali dilakukan di daerah pedesaan atau pedalaman, atau di tempat-tempat retret khusus seperti sebuah biara. Retret religius/spiritual menyediakan waktu untuk berefleksi, berdoa, atau bermeditasi. Hal-hal ini dianggap penting dalam Budhisme, dan juga populer di kalangan gereja-gereja Kristen, termasuk Protestan, Katolik Roma, dan Anglikan.



Bangunan bersejarah keagamaan Bangunan ini merupakan bangunan yang dinilai memiliki nilai sejarah yang terkait dengan perjalanan atau perkembangan suatu agama. Penyebutan bangunan bersejarah keagamaan ini seringkali tumpang tindih dengan bangunan keagamaan tertentu yang juga merupakan peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih tetap digunakan oleh komunitas. Namun demikian, jenis objek ini difokuskan pada bangunan bersejarah yang sekarang tidak difungsikan untuk kegiatan ibadah keseharian, tetapi terkadang masih difungsikan pada hari-hari

IV - 37

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

atau peristiwa tertentu saja. Bentuk bangunan semacam ini antara lain seperti candi Borobudur, Pambanan, dan Mendut. Karena nilai sejarah yang dimilikinya, bangunan ini kerapkali dikeramatkan dan dijadikan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan kontemplasi bagi pemeluk agama sesuai dengan agama yang mereka anut.



Festival/ Event Adat dan Tradisi Festival/even adat dan tradisi merupakan acara yang mengemukakan kegiatan-kegiatan yang mengekspresikan perilaku religius yang seringkali diwujudkan dalam berbagai pertunjukan kesenian, baik seni rupa, seni tari, seni suara, seni musik, maupun bentuk-bentuk seni lainnya. Bentuk kegiatan ini dapat berupa arak-arakan, karnaval, atau bentuk-bentuk lain yang melibatkan banyak orang, berlangsung meriah, tetapi sekaligus menggetarkan dan membangkitkan perasaan religius.

IV - 38

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

B. Karakteristik Pasar Wisata Ziarah 1. Kecenderungan Motivasi Ziarah Secara Nasional Berdasarkan ragam motivasi kunjungan, secara umum wisnus yang memiliki motivasi wisata Ziarah adalah sebesar 5%. Jumlah ini sebenarnya relatif kecil, setidaknya dibandingkan dengan segmen mengunjungi teman (VFR) dan Berlibur (27%). Namun demikian. Kelompok segmen wisata ziarah adalah kelompok segmen spesifik yang keberadaanya dapat diperhitungkan sebagai salah satu market niche wisatawan nusantara, dan mampu memberikan nilai tambah terhadap komponen pendapatan wisatawan nusantara. Lainnya 4% Olahraga/Kes enian 0%

Berlibur 27%

Profesi/Bisnis 4%

MICE 1%

Mengunjungi Teman 57%

Pendidikan 1% Kesehatan 1% Berziarah 5%

Gambar 4.28. Potensi Segmen Wisata Ziarah di Indonesia Sumber : Depbudpar, 2008

2. Segmen Wisata Ziarah Berdasarkan Umur Berdasarkan umurnya, segmen wisata ziarah banyak didominasi oleh usia 45-54tahun (45%). Pada umumnya orang yang tertarik pada wisata ziarah adalah mereka yang sudah berada pada usia tersebut, walaupun banyak pula yang berusia lebih muda yang berkunjung secara berombongan.

IV - 39

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Segmen Ziarah berdasarkan UMUR

11%

>54 Tahun

45%

45-54 Tahun 20%

25-34 Tahun 16%

14-24 Tahun 8%

< 15 Tahun 0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

Gambar 4.29. Karakteristik Wisata Ziarah Berdasarkan Umur Sumber : Depbudpar, 2008

3. Segmen Wisata Ziarah Berdasarkan Frekwensi Kunjungan Berdasarkan frekwensi kunjungannya, segmen wisata ziarah banyak didominasi oleh repeater (64%). Mayoritas segmen wisata ziarah pernah melakukan kunjungan sebelumnya. Hal ini menunjukan b bahwa ahwa kegiatan wisata ziarah cukup popular bagi sebagian masyarakat. Segmen Ziarah berdasarkan Frekwensi Kunjungan

36%

Pertama

64%

Ulang

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Gambar 4.30.. Karakteristik Wisata Ziarah Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Sumber : Survei,, 2010

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

4. Segmen Wisata Ziarah Berdasarkan Moda Berdasarkan moda angkutan menggunakan baik umum maupun pribadi, dengan prosentase yang menggunakan kendaraan umum lebih besar (55%). Banyak diantara pengunjung obyek wisata ziarah tinggal lebih dari 1 hari dan lebih menyukai memanfaatkan angkutan umum Segmen Ziarah berdasarkan Moda

55%

Angk. Umum

45%

Pribadi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Gambar 4.31. Karakteristik Wisata Ziarah Berdasarkan Moda Sumber : Survei, 2010

5. Segmen Wisata Ziarah Berdasarkan Waktu Kunjungan Berdasarkan waktu kunjungannya, segmen wisata ziarah melakukan kunjungan pada waktu-waktu khusus, artinya mereka meluangkan waktu khusus (82%) dan tidak bisa melakukan setiap saat. Misalnya saat ada upacara tertentu, atau perayaan/ritual tertentu. Segmen Ziarah berdasarkan Waktu Kunjungan

18%

Setiap Saat

82%

Waktu Khusus

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Gambar 4.32. Karakteristik Wisata Ziarah Berdasarkan Waktu Kunjungan Sumber : Survei, 2010

IV - 41

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

6. Segmen Wisata Ziarah Berdasarkan Cara Perjalanan Berdasarkan cara perjalanannnya, segmen wisata ziarah banyak melakukan kunjungan secara berombongan (24%), dan sebagian lainnya dengan sendiri (20%), dengan teman (19%), Paket (15%), keluarga (14%), dan lainnya (8%). Segmen Ziarah berdasarkan Cara Perjalanan

8%

Tidak Diketahui

15%

Paket Tour

20%

Sendiri 14%

Dengan Keluarga

19%

Dengan Teman

24%

Rombongan 0%

Gambar 4.33. Perjalanan

5%

10%

15%

Karakteristik

Wisata

Ziarah

20%

25%

Berdasarkan

Cara

Sumber : Survei, 2010

7. Segmen Wisata Ziarah Berdasarkan Besaran Pembelanjaan Berdasarkan besaran pembelanjaannya, segmen wisata ziarah berbelanja rata-rata kurang dari 200 ribu rupiah dalam sekali kunjungan (64%). Segmen Ziarah berdasarkan Besar Pembelanjaan

14%

> 500.000 Rp 200.000 - 500.000 Rp

22%

64%

5 Tahun

Kemenbudpar

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

PEMANTAPAN SEGMEN PASAR WISATAWAN MASSAL (MASS MARKET) DAN PENGEMBANGAN SEGMEN CERUK PASAR (NICHE MARKET) DALAM MENGOPTIMALKAN PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DAN DINAMIKA PASAR GLOBAL

ARAH KEBIJAKAN – 1

A. PENGEMBANGAN PASAR WISATAWAN

6.2.1. Umum (Generik)

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Akselerasi programprogram promosi wisnus secara lebih terfokus

Pengembangan program pemasaran dan promosi untuk meningkatkan ceruk pasar (niche market)

3

4

2

Pengembangan segmen pasar wisnus berbasis komunitas

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

3.3. Pengembangan dan penguatan market research khususnya di daerah-daerah dalam rangka membidik segmen yang lebih terfokus dan implementasi program secara efektif dan efisien Pengenalan dan sosialisasi Market intelligence untuk segmen wisnus khususnya didestinasi-destinasi berkembang (Jakarta, Bandung, Bali) untuk mendukung kemudahan berwisata

3.5. Pembuatan Desain website khusus untuk domestik misalnya dengan bahasa Indonesia dan mengedepankan obyek-obyek utama wisnus 3.6. Mengoptimalkan penggunaan social media marketing (Facebook, Twitter, Youtube) sebagai media komunikasi pemasaran untuk segala segmen dan beragam jenis program promosi wisnus 4.1. Sosialisasi dan promosi produk-produk minat khusus seperti birdwatching, trekking, canoeing, kayaking, rafting, lifestyle, health, golf, marine tourism,dll melalui program outbound di sekolah-sekolah, penggunaan social media (FB, Twitter, Blogger)

3.4.

Kemenbudpar & Kemendiknas

VI - 5

 Dinpar  Dinas Pendidikan  industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

Kemenbudpar

3.2. Pengembangan co-marketing dengan travel related industries setempat dalam aneka program promosi yang bertujuan menarik minat wisnus berwisata

3.1. Penerapan prinsip pembangunan relasi dengan pelanggan (customer relationship) di segenap pelaku retail usaha pariwisata dalam bentuk special program, sales calls, bulettin khusus, membership, dsb

Kemenbudpar

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Masyarakat/Komunitas Hobbies  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

3.1. Pengembangan paket-paket wisata bagi komunitas (klan keluarga, hobbies, keilmuan, dll) misalnya touring dan family gathering ke obyek-obyek wisata

Kemenbudpar

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

6

5

Akselerasi pergerakan wisatawan nusantara

Pengembangan promosi berbasis tema tertentu

4.2. Pengembangan pasar sasaran (target market) yang tepat bagi produk wisata minat khusus berdasarkan pendekatan variable segmentasi: a. Geografis b. Sosiodemografis c. Produk yang terkait (related product) d. Motivasi perjalanan e. Psikografis – gaya hidup 5.1. Program pemasaran dan promosi berbasis tema tertentu melalui community marketing dan kampanye pemasaran secara terencana dan terpadu dengan pengembangan produk sesuai tema. (Contoh : Tahun Kunjungan Museum, Tahun Kunjungan Bahari, dll) 5.2. Program pemasaran dan promosi bertema khusus untuk mendatangkan wisatawan massal (misalnya direct selling atau penyelenggaraan event-event di pusat perbelanjaan) – juga dalam bentuk consumer show 5.3. Penggunaan icon atau figure public sebagai duta wisata (dapat merupakan atlit, artis, actor, penyanyi) untuk berkampanye mengenai “Cinta Indonesia” atau CInta Jakarta, atau Cinta Manado, dst 6.1. Peningkatan kecenderungan berwisata dan gaya hidup berwisata, melalui: a. Kampanye Program Wisata Nusantara (“Kenali Negerimu Cintai Negerimu”) b. Penyelenggaraan event promosi pariwisata di sumber pasar wisnus (mal, hotel, bandara, pusat perbelanjaan, dll) 6.2. Penciptaan program pemasaran dan promosi produk terpadu meliputi: penciptaan skema-skema promosi silang di sepanjang mata rantai industri pariwisata dan yang terkait (co-marketing, joint promotion)

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait Kemenbudpar

Kemenbudpar

VI - 6

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait Kemenbudpar

Kemenbudpar

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

b. Pengembangan insenfif dan kerjasama antar pelaku industri pariwisata dengan institusi pendidikan Intensifikasi pemasaran paket wisata dan event 6.5. tematik tertentu (tradisi kelokalan, religious, weekenders, dan sebagainya, seperti: paket wisata untuk keluarga, kerabat, klan, dll,) Contoh :“Pulang Kampung”, “Pulang Basamo”, Ziarah/ Pilgrimage) 6.6. Peningkatan kemudahan akses dan skema pembiayaan perjalanan wisata, melalui: a. Potongan harga terusan (circuit discount) b. Keuntungan ganda atas jasa tertentu (double benefit) c. Kartu keanggotaan (traveller/expatriate card) d. One entry ticket (tiket terusan) yang berlaku untuk beberapa destinasi/obyek wisata e. Kredit wisata (“travel now, pay later”)

6.3. Intensifikasi program promosi dan pemasaran berbasis komunitas (community marketing), melalui: a. Promosi wisata pada media khusus komunitas tertentu (tagihan kartu kredit, majalah hobi, buletin organisasi, dll). b. Pemanfaatan pertemuan/event komunitas tertentu sebagai media promosi (pertemuan keluarga, komunitas hobi, ekspatriat dll). 6.4. Intensifikasi pemasaran pada segmen remaja dalam rangka meningkatkan rasa cinta tanah air, melalui: a. Penyebaran informasi di institusi pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, lembaga bimbingan belajar, dll)      Kemendiknas dan Kemenbudpar

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait Kemenbudpar

VI - 7

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait Kemenbudpar

Kemenbudpar Kemen perind Kemendag Dinpar industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

Kemenbudpar, Kemkominfo

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

7

Public Relation dan Experience Marketing

Kemenbudpar

Kemenbudpar

7.3. Special Program melalui kerjasama dengan TV Lokal/Nasional

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

7.2. Pembuatan Film/Film Dokumenter dengan mengambil setting destinasi wisata tertentu

7.1. Penyelenggaraan Event-Event Besar di Pusat-Pusat Kunjungan Wisnus di Berbagai Daerah/Destinasi

6.7. Penyiapan pusat-pusat informasi wisata di mal-mal di berbagai kota dengan melibatkan para pelaku setempat dan pemerintah daerah (e-kios, mesin pintar, atau counter informasi) 6.8. Penyelenggaraan marketing award untuk para pelaku industri pariwisata khususnya dalam rangka pengembangan segmen wisnus

VI - 8

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Pemda  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Pemda  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Pemda  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Pemda  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Pemda

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Pengembangan dan pemantapan positioning

Pengembangan Program Perlindungan Hak-Hak Konsumen

1

2

NO STRATEGI

2.2. Penetapan Sistem Ticketing (penetapan harga maksimal harga tiket, parkir) dalam rangka melindungi hak-hak wisatawan

1.1. Pengembangan destination branding dan brand image untuk destinasi-destinasi wisata sesuai dengan potensinya 1.2. Pengembangan program pemasaran dan promosi yang bermuara pada brand image yang telah ditetapkan secara konsisten dan berkelanjutan 1.3. Pengembangan social media sebagai media komunukasi utama dalam menyebarluaskan brand image daerah 2.1. Penetapan Do’s & Don’t di destinasi-destinasi wisata

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

Jangka Panjang > 5 Tahun

PENGEMBANGAN DAN PEMANTAPAN CITRA DESTINASI PARIWISATA (DESTINATION BRANDING)

ARAH KEBIJAKAN – 1

B. PENGEMBANGAN CITRA DAN KOMUNIKASI PEMASARAN

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

TERKAIT

VI - 9

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  Dinas PU  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  Dinas Perhubungan  industri pariwisata/ asosiasi terkait

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

1

Optimalisasi pemanfaatan media komunikasi pemasaran, baik media cetak maupun elektronik

NO STRATEGI

1.2. Intensifikasi promosi wisata nusantara melalui program acara televisi dan radio, baik lokal maupun nasional 1.3. Pengembangan pemasaran dan promosi wisata nusantara melalui website pariwisata misalnya mengenalkan pada destinasi atau daya tarik wisata minat khusus 1.4. Pengembangan pemasaran dan promosi wisata nusantara melalui media khusus komunitas misalnya facebook, twitter, blog dll

1.1. Intensifikasi promosi paket-paket wisata melalui brosur-brosur, majalah, surat kabar, dll yang populer dibaca masyarakat Indonesia (misalnya majalah gaya hidup untuk masyarakat perkotaan)

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

Jangka Panjang > 5 Tahun

VI - 10

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Masyarakat / Komunitas netter Kemenbudpar

Kemenbudpar

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

TERKAIT

Kemenbudpar

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI

PENINGKATAN PERAN MEDIA KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMASARKAN DAN MEMPROMOSIKAN WISATA NUSANTARA

ARAH KEBIJAKAN – 2

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Masyarakat / Komunitas netter

Kemenbudpar

1.6. Pengembangan linkage jaringan e-marketing pariwisata

VI - 11

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Masyarakat / Komunitas netter

Kemenbudpar

1.5. Pengembangan Indonesia tourism cyber campaign, melalui: 1) E-Magazine, E-Brochure, E-Tourism Guide, interactive tools, dll 2) Social networking machines (facebook, twitter, youtube, my space, flickr, dll) 3) Online events (contest, blogging events, dll)

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

1

Pengembangan kemitraan promosi antar pemangku kepentingan

NO STRATEGI

1.2. Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antar pelaku usaha pariwisata, misalnya pemilik akomodasi, pengelola obyek wisata, agen perjalanan, maskapai penerbangan, dll 1.3. Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antara pelaku usaha pariwisata dengan lembagalembaga terkait, misalnya lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, dll 1.4. Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antara pelaku usaha pariwisata dengan perusahaan kartu kredit/ provider telepon selular /provider membercard

1.1. Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antara pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

PENGEMBANGAN KEMITRAAN SECARA SINERGIS

ARAH KEBIJAKAN – 1

Jangka Panjang > 5 Tahun

C. PENGEMBANGAN KEMITRAAN DAN KELEMBAGAAN PEMASARAN

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

Kemenbudpar

Kemenbudpar

VI - 12

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

TERKAIT

Kemenbudpar

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Pengembangan strategi pemasaran berbasis pada pemasaran yang bertanggung jawab (responsible marketing), yang menekankan tanggung jawab terhadap masyarakat, sumber daya lingkungan dan wisatawan

Pengembangan Destination Managemet Organization (Kelembagaan Pariwisata)

2

3

3.2. Pengembangan skema kerjasama pemasaran, promosi, dan peningkatan investasi dengan DMO

2.2. Pengembangan pola-pola sanksi (punishment ) untuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip pemasaran yang bertanggungjawab. 3.1. Fasilitasi pembentukan DMO di destinasi-destinasi utama (misal: DIY, Bali, dll)

2.1. Pengembangan misii edukasi melalui berbagai bentuk media kepada wisatawan, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), seperti pengembangan panduan do’s and don’t , interpretation kit, dan film iklan responsible tourism behavior

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

VI - 13

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Pemberlakuan Kembali SKB 3 Menteri mengenai Cuti Bersama

Penyelenggaraan aneka program pendukung penerapan Cuti bersama

Pemberian insentif khusus wisata bagi wisnus

1

2

3

NO STRATEGI

3.2. Pemberian diskon dan sistem kredit wisata (travel now pay later) melalui bank/ perusahaan kartu kredit bagi wisnus

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

1.2. Pergeseran hari libur mendekati akhir pekan

2.1. Peningkatan kerjasama dengan para pelaku industri pariwisata dan dunia usaha (misalnya dengan mengadakan Great Sale Promo, Bazaar, Event, dsb) terkait dengan program cuti bersama 2.2. Penggunaan berbagai media komunikasi pemasaran sebagai media sosialisasi program-program pendukung Cuti 3.1. Pemberian fasilitas Traveller Card dan One Entry Ticket bagi wisnus

PENANGGUNG JAWAB

TERKAIT

VI - 14

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait  Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

 Dinpar  industri pariwisata/ asosiasi terkait

INSTANSI

Kemenbudpar, Kementerian Agama Kemen Tenaga Kerja & Imigrasi KemenPAN Kemenbudpar

Jangka Panjang > 5 Tahun

1.1. Penetapan hari kerja di antara hari libur menjadi hari libur

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

PENGEMBANGAN KEGIATAN PENGGERAK WISATAWAN NUSANTARA

ARAH KEBIJAKAN – 2

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

1.3. Kredit wisata untuk para pelaku usaha pariwisata dalam bentuk soft loans (pinjaman lunak) atau dana substitusi misalnya pelatihan ketrampilan

Kemenbudpar

   

VI - 15

Dinpar Bank Perindag industri pariwisata/ asosiasi terkait

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

VI - 16

Ilustrasi Promosi Wisata Shopping di berbagai Daerah di Indonesia, untuk menekan motivasi shopping ke luar negeri

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

VI - 17

Ilustrasi Promosi Wisata Shopping khususnya untuk weekender di berbagai Daerah, untuk menekan motivasi shopping ke luar negeri

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

VI - 18

Ilustrasi Promosi Wisata melalui Kredit Wisata

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

VI - 19

Ilustrasi Promosi Wisata melalui Kredit Wisata

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

VI - 20

Ilustrasi Promosi dengan mengadakan event-event khusus seperti Bazaar, Night Market, Pasar barang Antik

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

VI - 21

Ilustrasi Promosi Inovasi kuliner dengan menggelar festival, lomba, atau bazaar

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

VI - 22

Ilustrasi pemasangan tanda (sign & post) di obyek-obyek wisata tertentu dengan warna yang mencolok

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

1

NO

1.6.

1.5.

1.4.

1.3.

1.2.

Revitalisasi dan 1.1. diversifikasi produkproduk wisata di daerah tujuan mudik/wisata

STRATEGI

Pemda, Dinpar, Dinhub, ASITA, PHRI Pemda, Dinpar, DinPU, ASITA, PHRI

Kemenbudpar

Kemenbudpar

VI - 23

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, DinPU, ASITA, PHRI

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya

TERKAIT

Pengembangan produk-produk wisata keluarga baru di daerah tujuan mudik, seperti theme park : water boom, kebun binatang, family outbound, dsb yang mampu menampung segmen wisnus dalam jumlah besar Penyelenggaraan event di obyek-obyek wisata pada saat liburan, seperti libur Lebaran, libur Natal-Tahun Baru, libur sekolah, dll Perbaikan dan pengembangan akses darat (misalnya : penambahan jalur alternatif, rest area) pada jalur mudik : Jalur Pantura (DKI Jakarta-Jawa Timur), Jalur Pantai Selatan, Jalur Lintas Sumatera, dll Peningkatan kualitas dan kuantitas / kapasitas transportasi umum, seperti bus, kerata api, ferry / kapal laut, pesawat Peningkatan kualitas & kuantitas akomodasi di daerah tujuan mudik

PENANGGUNG JAWAB Kemenbudpar

Jangka Panjang > 5 Tahun

Pengembangan tema promosi sebagai “reminder” untuk motivasi VFR, termasuk didalamnya pengembangan paket, mudik bersama, pulang basamo, paket liburan keluarga lainnya dll

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

INSTANSI

KEBIJAKAN PEMANTAPAN DAN PENGEMBANGAN PASAR DENGAN MOTIVASI – SILATURAHMI / VFR

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

1.

6.2.2. Pengembangan Segmen Berdasarkan Motivasi

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

5.2.

Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antara pelaku usaha pariwisata dengan perusahaan kartu kredit/ provider telepon selular /provider membercard

Kemenbudpar

Kemenbudpar

VI - 24

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank, Provider Telepon Selular/ Membercard

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya

Pengembangan 5.1. kemitraan promosi antar pemangku kepentingan

5

4.3.

Kemenbudpar

Intensifikasi promosi paket-paket wisata liburan di daerah tujuan mudik melalui brosur-brosur, majalah, surat kabar, televisi, radio, website, dll Pengembangan media promosi untuk segmen VFR, secara vertikal (TV program, radio, majalah surat kabar, dan event) dan horisontal (community, facebook, twiter, blog) Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi pariwisata antara pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata di daerah tujuan mudik

4.2.

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

Optimalisasi pemanfaatan media komunikasi pemasaran, baik media cetak maupun elektronik

4

Kemenbudpar

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

Pemberian diskon dan sistem kredit (travel now pay later) untuk pembelian tiket mudik bus/kerata api/ pesawat melalui bank/ perusahaan kartu kredit Pengembangan promosi langsung segmen VFR melalui event-event khusus eksibishi (pameran) terutama untuk segmen menengah atas : pameran batik, pameran kerajinan, dll pada saat musim wisuda, mudik, atau libur panjang

3.2.

4.1.

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank, Provider Telepon Selular/ Membercard Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank

Kemenbudpar

Pemberian insentif berupa mudik gratis bagi karyawan/ konsumen/ nasabah bank/ pengguna kartu kredit / membercard tertentu

3.1.

Pemberian insentif khusus kepada para pemudik

3

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya

TERKAIT

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

Pengembangan paket-paket wisata mudik bersama untuk komunitas, seperti komunitas klan keluarga, komunitas asal daerah, komunitas hobi, komunitas bikers, dll

INDIKASI PROGRAM

INSTANSI

Pengembangan segmen 2.1. pasar dengan motivasi silaturahmi / VFR berbasis komunitas

STRATEGI

Jangka Panjang > 5 Tahun

2

NO

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

NO

STRATEGI

5.3.

Kerjasama dengan perusahaan (sebagai program Corporate Social Responsibility / CSR) misalnya mudik bersama Sidomuncul, Mudik Bersama Indomie, Mudik bersama Telkomsel

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun Jangka Panjang > 5 Tahun PENANGGUNG JAWAB

TERKAIT

VI - 25

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank, Provider Telepon Selular/ Perusahaan terkait

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

1

NO

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

1.4.

VI - 26

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

1.3.

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Lembaga Pendidikan

Kemenbudpar

Pengembangan produk-produk wisata di kota-kota pendidikan, antara lain di Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta seperti produk-produk wisata pendidikan (outbound, alam, dan tema-tema edukasi lainnya) Penambahan atraksi di obyek-obyek wisata : − arena permainan anak − sepeda air − banana boat & speed boat (pantai) − arena outbound − wisata pedesaan yang atraktif (menanam padi di sawah, memancing ikan, memandikan kerbau, memanen buah&sayuran, dll) Penyelenggaraan event-event di obyek-obyek wisata pada saat weekend

1.2.

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya

TERKAIT

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

Pengembangan produk-produk baru yang diminati weekenders, misalnya wisata malam, Sunday market, antiqueing, kuliner, khususnya untuk segmen menengah – atas (penggemar barang antik, pemburu pernak-pernik)

INDIKASI PROGRAM

INSTANSI

Revitalisasi dan 1.1. diversifikasi produkproduk wisata untuk menarik weekenders, terutama pasar utama weekenders, yaitu family, pekerja, remaja

STRATEGI

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun Jangka Panjang > 5 Tahun

KEBIJAKAN PEMANTAPAN DAN PENGEMBANGAN PASAR DENGAN MOTIVASI – WEEKENDERS

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

2.

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

3

2

NO

1.6.

1.5.

Pemberian insentif khusus kepada weekenders

3.2.

3.1.

2.2.

Pengembangan segmen 2.1. pasar wisata weekend berbasis komunitas, seperti komunitas klan keluarga, hobi, keilmuan, dll

STRATEGI

Promosi khusus di berbagai kota besar asal segmen weekender seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Bandung – misalnya dalam bentuk Mall Promotion dengan aneka event dan tokoh yang digemari publik (artis, selebrities, tokoh film, dsb) Pengembangan paket murah di obyek-obyek wisata pada saat weekend, misalnya : − Paket murah masuk waterboom bagi keluarga − Paket murah outbound untuk perusahaan / komunitas, yang mengadakan tour weekend untuk karyawannya / anggotanya Pemberian fasilitas Traveller Card dan One Entry Ticket pada saat weekend

Perbaikan dan pengembangan akses darat menuju obyek-obyek wisata yang sering mengalami kemacetan pada saat weekend, misalnya di jalur: − Jakarta-Puncak (Bogor) − Kota Bandung − Kota Bukittinggi − Kota Malang − Kuta (Bali), dll Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana di obyek wisata, seperti transportasi umum, akomodasi, kios souvenir, toilet, dll Pengembangan paket-paket wisata weekend untuk komunitas, misalnya paket touring saat weekend bagi komunitas bike to work, paket touring saat weekend bagi komunitas HDCI, dll

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun Jangka Panjang > 5 Tahun

Pemda, Dinpar, Dinhub, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI

Kemenbudpar

VI - 27

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Pemda, Dinpar, DinPU, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya

TERKAIT

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

5

4

NO

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Pengembangan pemasaran dan promosi wisata weekend melalui website pariwisata Pengembangan pemasaran dan promosi wisata weekend melalui media khusus komunitas misalnya facebook, twitter, blog dll Penetapan hari kerja di antara hari libur menjadi hari libur

Pergeseran hari libur mendekati akhir pekan

4.3.

4.4.

Cuti Bersama

5.2.

5.1.

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Intensifikasi promosi wisata weekend melalui program acara televisi dan radio, baik lokal maupun nasional

4.2.

Kemenbudpar

VI - 28

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Kementerian Agama Indonesia, Kemen. Tenaga Kerja & Imigrasi, KemenPAN Kementerian Agama Indonesia, Kemen. Tenaga Kerja &

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank, Dunia Usaha Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Pemilik Tempat Perbelanjaan Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

TERKAIT Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank, Dunia Usaha

INSTANSI

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

Kemenbudpar

Pemberian diskon dan sistem kredit wisata (travel now pay later) melalui bank/ perusahaan kartu kredit pada saat weekend (Spa, air asia) , serta kredit perusahaan – modal usaha Pemanfaatan fasilitas kartu kredit dengan sasaran weekender melalui brosur promosi atau include dalam promo kartu kredit Penyelenggaraan sale di pusat-pusat perbelanjaan pada saat weekend

INDIKASI PROGRAM

Jangka Panjang > 5 Tahun

Intensifikasi promosi paket-paket wisata weekend melalui brosur-brosur, majalah, surat kabar, dll (majalah Weekenders)

3.5.

3.4.

3.3.

Optimalisasi 4.1. pemanfaatan media komunikasi pemasaran, baik media cetak maupun elektronik

STRATEGI

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

6

NO

6.2.

Pengembangan 6.1. kemitraan promosi antar pemangku kepentingan

STRATEGI

Kemenbudpar

Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antara pelaku usaha pariwisata dengan perusahaan kartu kredit/ provider telepon selular /provider membercard /Bank

PENANGGUNG JAWAB

Kemenbudpar

Jangka Panjang > 5 Tahun

Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi pariwisata antara pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata di daerah tujuan weekenders

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

TERKAIT

VI - 29

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank, Provider Telepon Selular/ Membercard

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, asosiasi terkait lainnya

Imigrasi, KemenPAN

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

1

NO

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Intensifikasi pengembangan jalur wisata ziarah, misalnya ziarah Walisongo (Cirebon-Demak-KudusTuban-Gresik-Surabaya), ziarah Gua Maria (Purwokerto-Jogja- Ambarawa-Salatiga- Solo-Kediri), ziarah Kerajaan Hindu Kuno (Jogja-Bali-Lombok), dll Penyelenggaraan event-event besar keagamaan (MTQ, Tablig Akbar, Pengajian Akbar, Retreat, dsb) di lokasi-lokasi pusat wisata ziarah misalnya di Jawa Tengah, Jawa Timur Pembuatan SIGN & POST dengan desain khusus yang berbeda dengan sign & post yang sudah ada pada umumnya. Misalnya khusus untuk segmen ziarah (warna, tulisan) dan dapat dengan mudah dijumpai di sepanjang jalur-jalur wisata Inovasi paket-paket wisata baru misalnya dengan tema tertentu (nilai rukum iman dalam Islam, wisata ke Gereja kuno) yang berlaku untuk segmen menengahatas, atau menengah-bawah. Perbaikan dan pengembangan akses darat menuju obyek-obyek wisata ziarah Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan

1.2.

1.3.

1.4.

1.5.

1.6.

1.7.

PENANGGUNG JAWAB Kemenbudpar

INDIKASI PROGRAM Revitalisasi dan diversifikasi produk-produk wisata ziarah sehingga lebih ‘iconic’

Revitalisasi dan 1.1. diversifikasi produkproduk wisata ziarah

STRATEGI

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun Jangka Panjang > 5 Tahun

KEBIJAKAN PEMANTAPAN DAN PENGEMBANGAN PASAR DENGAN MOTIVASI – ZIARAH

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

3.

TERKAIT

VI - 30

Kemenhub, Pemda, Dinpar, Dinhub, ASITA, PHRI Kemenhub, Pemda,

Pemda, Dinpar, DinPU, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, Dinhub, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Lembaga Agama

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI , Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

4

3

2

NO

4.2.

Pemberian insentif 4.1. khusus wisata ziarah

3.2.

Pengembangan segmen 3.1. pasar wisata ziarah berbasis komunitas, seperti komunitas keagamaan, klan keluarga, hobi, dll

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Pengembangan pemasaran dan promosi wisata ziarah melalui pertemuan/event khusus komunitas, misalnya pertemuan keluarga, pertemuan keagaamaan, kongres yang dihadiri oleh para pemuka agama, dll

Pengembangan paket-paket wisata ziarah untuk komunitas Pengembangan paket murah wisata ziarah pada harihari besar agama, seperti : • Islam : Haul, Maulud Nabi Muhammad SAW, Bulan Ramadhan, Bulan Syawal, Hari Idul Adha, Hari Idul Fitri, Tahun Baru Islam • Kristiani : Bulan Maria, Natal, Paskah • Buddha : Hari Waisak • Hindu : Galungan, Kuningan Pemberian fasilitas Traveller Card dan One Entry Ticket untuk wisata ziarah

VI - 31

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Lembaga Agama

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Lembaga Agama

Pengembangan program pemasaran dan promosi melalui kerja sama dengan pemuka agama

2.2.

Kemenbudpar

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Lembaga Agama

Kemenbudpar

Pengembangan program pemasaran dan promosi melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, misalnya pengajian, kebaktian, dll

TERKAIT

Pemfokusan program 2.1. pemasaran dan promosi pada pasar utama wisata ziarah

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI

Dinpar, Dinhub, ASITA, PHRI

INDIKASI PROGRAM

Jangka Panjang > 5 Tahun

prasarana di obyek wisata, seperti transportasi umum, akomodasi, kios souvenir, toilet, dll

STRATEGI

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

7

6

5

NO

4.3.

Pengembangan pemasaran dan promosi wisata ziarah melalui media khusus komunitas misalnya facebook, twitter, blog dll

6.4.

7.2.

Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi

Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antar a pemerintah daerah dan pelaku usaha wisata ziarah

Pengembangan pemasaran dan promosi wisata ziarah melalui website pariwisata

6.3.

Pengembangan 7.1. kemitraan promosi antar pemangku kepentingan wisata ziarah

Intensifikasi promosi wisata ziarah melalui program acara televisi dan radio, baik lokal maupun nasional

Intensifikasi promosi paket-paket wisata ziarah melalui brosur-brosur, majalah, surat kabar, dll

Penetapan Sistem Ticketing (penetapan harga maksimal harga tiket, parkir)

Penetapan Do’s & Don’t di destinasi-destinasi wisata ziarah

Pemberian diskon dan sistem kredit wisata (travel now pay later) melalui bank/ perusahaan kartu kredit untuk wisata ziarah

INDIKASI PROGRAM

6.2.

Optimalisasi 6.1. pemanfaatan media komunikasi pemasaran, baik media cetak maupun elektronik

5.2.

Pengembangan Program 5.1. Perlindungan Hak-Hak Konsumen

STRATEGI

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun Jangka Panjang > 5 Tahun

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

TERKAIT

VI - 32

Pemda, Dinpar, ASITA,

Pemda, Dinpar, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

8

NO

8.2.

Visitor Management dan Peningkatan Mutu Pelayanan pada obyek-obyek wisata ziarah

Optimalisasi fungsi POKDARWIS (Program Sadar Wisata)

Kemenbudpar

Kemenbudpar

VI - 33

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank, Provider Telepon Selular/ Membercard

Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antara pelaku usaha wisata ziarah dengan perusahaan kartu kredit/ provider telepon selular /provider membercard

7.4.

Kemenbudpar

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Lembaga Agama

Kemenbudpar

Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antara pelaku usaha wisata ziarah dengan lembaga keagamaan

TERKAIT

7.3.

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI

PHRI, Asosiasi terkait lainnya

INDIKASI PROGRAM

Jangka Panjang > 5 Tahun

antar pelaku usaha wisata ziarah, misalnya pengelola obyek wisata ziarah, agen perjalanan

Pengembangan 8.1. Kelembagaan Pengelola Destinasi

STRATEGI

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

3

2

1

NO

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Pengembangan pemasaran dan promosi wisata hobbies melalui media khusus komunitas hobbies,

3.3.

VI - 34

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

Publikasi dan promosi event-event para hobbies melalui program acara televisi, radio, website, dll

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank

3.2.

Optimalisasi 3.1. pemanfaatan media komunikasi pemasaran, baik media cetak maupun elektronik

2.2.

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Pemberian diskon dan sistem kredit wisata (travel now pay later) bagi pemilik membercard komunitas hobbies Intensifikasi promosi bagi komunitas hobbies melalui brosur-brosur, majalah, surat kabar, dll (Majalah otomotif, majalah gaya hidup, majalah khusus hobbies)

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

Penyelenggaraan event-event besar komunitas hobbies di kota-kota tujuan Hobbies, misalnya family gathering, touring, lomba modifikasi otomotif, pameran, Bikers Competition dll Pemberian fasilitas Traveller Card dan One Entry Ticket melalui komunitas hobbies

1.3.

Pemberian insentif 2.1. khusus bagi komunitas hobbies

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

Pengembangan paket-paket wisata dengan harga yang lebih kompetitif untuk para komunitas hobbies

1.2.

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

TERKAIT

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

Pengembangan produk-produk baru di daerah yang memiliki obyek-obyek wisata yang berpotensi menjadi tujuan para komunitas hobbies (Bali, Yogyakarta, Bandung,Makassar, Medan)

INDIKASI PROGRAM

INSTANSI

Revitalisasi dan 1.1. diversifikasi produkproduk wisata untuk komunitas hobbies

STRATEGI

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun Jangka Panjang > 5 Tahun

KEBIJAKAN PEMANTAPAN DAN PENGEMBANGAN PASAR DENGAN MOTIVASI – HOBBIES

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

4.

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

4

NO

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antara pelaku usaha pariwisata dengan komunitas hobbies Pemberian penghargaan kepada komunitas Hobbies tertentu karena prestasinya dalam mengembangkan kepariwisataan

4.3.

4.4.

Kemenbudpar

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antar pelaku usaha pariwisata bagi komunitas hobbies

misalnya Kerjasama promosi dengan para bikers community : outdoor printed material, stiker, event, dan online community Memanfaatkan/ bekerja sama dengan komunitas hobbies untuk menjadi “pionir” sebagai pembuka destinasi-destinasi baru

INDIKASI PROGRAM

Jangka Panjang > 5 Tahun

4.2.

Pengembangan 4.1. kemitraan promosi antar pemangku kepentingan

STRATEGI

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

TERKAIT

VI - 35

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

lainnya

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

2

1

NO

Pemberian insentif 2.1. khusus bagi perusahaan yang mengadakan incentive travel

1.6.

1.5.

1.4.

1.3.

1.2.

Revitalisasi dan 1.1 diversifikasi produkproduk wisata tujuan MICE

STRATEGI

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, DinPU, ASITA, PHRI, INCCA Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

VI - 36

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Kemenbudpar

Penyelenggaraan event berbasis kebudayaan tradisional khas daerah (upacara adat khas daerah), misalnya Upacara Adat Garebeg Keraton Yogyakarta, Pekan Budaya Sumatera Barat, Sedekah Laut, Ritual Ngaben (Bali), Upacara Penguburan Mayat di Toraja, Upacara Adat Hanta Ua Pua (NTB), dll Penyelenggaraan event olahraga bertaraf internasional secara rutin, seperti perahu, kapal layar, balap sepeda, lari, renang di obyek-obyek wisata, misalnya Sail Bunaken, Sail Banda, Tour de Singkarak, dll Penyelenggaraan event musik/konser bertaraf internasional secara rutin, misalnya Jakarta International Java Jazz Festival Penyelenggaraan festival, karnaval daerah secara rutin, misalnya Solo Batik Carnival, Festival Malioboro, Jember Fashion Carnaval, Kuta Carvival, dll. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana MICE (Expo Center, Convention Center) Pengembangan paket murah perusahaan untuk : − Paket wisata kota − Paket wisata belanja − Paket wisata outbound

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

TERKAIT

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI

Penyelenggaraan event-event besar bertema indutri, bisnis, di kota-kota tujuan MICE khususnya di luar Jakarta dan Bali (Bandung, Yogyakarta, Padang, Makassar)

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun Jangka Panjang > 5 Tahun

KEBIJAKAN PEMANTAPAN DAN PENGEMBANGAN PASAR DENGAN MOTIVASI – MICE

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

5.

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

5

4

3

NO

2.2.

Pengembangan 5.1. kemitraan promosi MICE antar Daerah (melibatkan segenap pelaku usaha)

4.3.

4.2.

Optimalisasi 4.1. pemanfaatan media komunikasi pemasaran, baik media cetak maupun elektronik

3.3.

3.2.

Pengembangan 3.1. destination branding wisata

STRATEGI

Pembuatan kalender event tiap-tiap daerah secara rutin Intensifikasi promosi penyelenggaraan event melalui iklan di televisi dan radio, baik lokal maupun nasional Peningkatan promosi MICE antara pemerintah dan pelaku usaha (termasuk kalangan perusahaanperusahaan besar yang biasa memberikan paketpaket insentif tour kepada karyawannya)

Pengembangan branding image untuk event terutama di daerah dengan mencantumkan nama destinasi / obyek wisata tempat penyelenggaraan event, misalnya Sail Bunaken, Sail Banda, Tour de Singkarak, Solo Batik Carnival, Kuta Carnival,dll Pengembangan program pemasaran dan promosi yang bermuara pada brand image yang telah ditetapkan Intensifikasi promosi paket-paket wisata MICE melalui brosur-brosur, majalah, surat kabar, dll

Paket wisata bertema (industri dan bisnis, sejarah, budaya, alam, dll) Pemberian diskon dan sistem kredit wisata (travel now pay later) melalui bank/ perusahaan kartu kredit Pengembangan destination branding dan brand image untuk destinasi-destinasi utama tujuan MICE (Yogyakarta, Solo, Makassar, Padang, Bandung) −

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun Jangka Panjang > 5 Tahun

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

VI - 37

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA

TERKAIT

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

NO

STRATEGI

5.7.

5.6.

5.5.

5.4.

5.3.

5.2.

Menyertakan kegiatan wisata insentif sebagai bagian dari kepedulian dari perusahaan / sekolah terhadap karyawan/murid dalam kurikulum untuk pendidikan, dan bagian dari CSR untuk perusahaan Optimalisasi dukungan pemerintah dalam penyelenggaraan event, seperti dukungan pemkot, pemkab, dinas tertentu dalam bidding untuk menjadi penyelenggara event tingkat international Kerjasama dengan organisasi profesi, universitas, pusat studi, dll untuk penyelenggaraan event Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi event antara penyelenggara event dengan pelaku usaha wisata, pengelola obyek wisata, agen perjalanan, pengusaha hotel, maskapai penerbangan domestik, dll Co-promotion dengan pihak swasta dalam promosi event antara penyelenggara event , seperti dengan perusahaan kartu kredit/ provider telepon selular /provider membercard Penetapan daerah-daerah penyelenggara MICE untuk event internasional secara bergilir

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun Jangka Panjang > 5 Tahun

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

VI - 38

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, INCCA

TERKAIT

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Optimalisasi pemanfaatan media komunikasi pemasaran, baik media cetak maupun elektronik

Public Relation

2

STRATEGI

1

NO

Road show di sekolah-sekolah internasional untuk ekspatriat

2.3.

VI - 39

Pemda, Asosiasi/Komunitas Ekspatriat Pemda, Asosiasi/Komunitas Ekspatriat

Kemenbudpar

2.2.

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Promosi destinasi dengan menggunakan media massa populer bagi ekspat : Majalah Gaya Hidup berbahasa asing, Harian The Jakarta Post, Herald Tribun Pemasaran secara horizontal dengan menggunakan jaringan atau komunitas ekspatriat yang ada di Indonesia (di daerah-daerah seperti Jakarta, Kep. Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur) khususnya asosiasi wanita ekspatriat Pendistribusian materi promosi CD, DVD, Guide Book kepada komunitas ekspat khususnya di Jakarta

1.3.

2.1.

Pemda, Asosiasi/Komunitas Ekspatriat Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi/Komunitas Ekspatriat Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi/Komunitas Ekspatriat

Kemenbudpar

Promosi dengan memanfaatkan media komunikasi jaringan : Facebook, Twiiter, Blog

1.2.

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi/Komunitas Ekspatriat

TERKAIT

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

Pengembangan media promosi dengan menggunakan bahasa-bahasa yang relevan sesuai dengan target segmen yang disasar (Brosur, Guide Book, CD, DVD tentang destinasi pariwisata di Indonsia)

Jangka Panjang > 5 Tahun

INSTANSI

1.1.

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

1. KEBIJAKAN PEMANTAPAN DAN PENGEMBANGAN PASAR EKSPATRIAT

6.2.3. Pengembangan Segmen Berdasarkan Demografi

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Pengembangan 4.1. kemitraan promosi antar pemangku kepentingan

4.2.

3.2.

4

3.1.

Pemberian insentif khusus kepada para ekspatriat

STRATEGI

3

NO Pemberian insentif khusus berupa promosi (diskon) berkunjung ke tempat-tempat wisata tertentu (dapat dibarengkan dengan moment liburan sekolah nasional) Pemberian diskon dan sistem kredit wisata (travel now pay later) Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi pariwisata antara pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata di daerah khususnya di daerahdaerah komunitas ekspatriat (Jakarta, Papua, Kalimantan Timur, Riau, Kep.Riau) Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antara pelaku usaha pariwisata dengan perusahaan kartu kredit/ provider telepon selular /provider membercard /Bank

INDIKASI PROGRAM

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun Jangka Panjang > 5 Tahun

VI - 40

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank, Provider Telepon Selular/ Membercard

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank, Provider Telepon Selular/ Membercard Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

TERKAIT

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Optimalisasi pemanfaatan media komunikasi pemasaran, baik media cetak maupun elektronik

Public Relation

2

STRATEGI

1

NO

2.1.

1.6.

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

18 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – 55

Promosi dengan memanfaatkan media komunikasi jaringan : Facebook, Twiiter, Blog Promosi dengan media cetak outdoor (billboard, baliho, stiker di mobil/taxi/bus) dengan tema umum/segmen remaja misalnya stiker tema Kebun Binatang, Stiker Tema DTW petualangan Penggunaan ICON (Public Figure) misalnya artis, atlit, tokoh remaja untuk mempromosikan berbagai kegiatan di obyek-obyek wisata/meramaikan acara

1.5.

Jangka Panjang > 5 Tahun

Kemenbudpar

18 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – 55 >55 18 – 25 26 – 35

Penerbitan advertorial di Majalah Gaya Hidup/ Majalah remaja

1.4.

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

18 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – 55

18 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – 55 >55

Penggunaan Media Radio sebagai media promosi event dan kegiatankegiatan wisata untuk segmen remaja Penerbitan advertorial di surat kabar

1.2.

1.3.

36 – 45 46 – 55 >55

Penggunaan Media TV sebagai media komunikasi dan promosi berbagai destinasi dan event (MICE)

1.1.

INDIKASI PROGRAM

Target Usia (Tahun)

Arah kebijakan di atas dijabarkan dalam strategi dan indikasi program sebagai berikut:

TERKAIT

VI - 41

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

INSTANSI

2. KEBIJAKAN PEMANTAPAN DAN PENGEMBANGAN PASAR BERDASARKAN USIA (KELOMPOK UMUR)

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Pengembangan 4.1. kemitraan promosi antar pemangku kepentingan

4

4.2.

3.2.

Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi pariwisata antara pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata di daerah khususnya misalnya dalam rangka meningkatkan minat segmen pelajar di sekolah-sekolah (outbound, Camp Ground, Jambore, Pekan Olah Raga Pelajar, dsb) Peningkatan kerja sama pemasaran dan promosi antara pelaku usaha pariwisata dengan perusahaan kartu kredit/ provider telepon selular /provider membercard

Pemberian insentif khusus berupa promosi (diskon) berkunjung ke tempattempat wisata tertentu (dapat dibarengkan dengan moment liburan sekolah nasional) Pemberian diskon dan sistem kredit wisata (travel now pay later)

Pendirian pusat-pusat informasi wisata di mal-mal atau tempat-tempat strategis

2.3.

3.1.

Sponsorship event remaja/umum seperti konser musik/festival/lomba

INDIKASI PROGRAM

2.2.

Pemberian insentif khusus kepada para ekspatriat

STRATEGI

3

NO

Kemenbudpar

Kemenbudpar

Kemenbudpar Mendiknas

Kemenbudpar

Kemenbudpar

PENANGGUNG JAWAB

46 – 55 >55

Jangka Panjang > 5 Tahun

Kemenbudpar Mendiknas

TAHAPAN Jangka Jangka Pendek Menengah 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun

18 – 25

46 – 55 >55

18 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – 55 18 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – 55 >55 18 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – 55

Target Usia (Tahun)

TERKAIT

VI - 42

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank, Provider Telepon Selular/ Membercard

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Bank, Provider Telepon Selular/ Membercard Pemda, Dinpar, Sekolah terkait,

Pemda, Dinpar, Sekolah terkait, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

Pemda, Dinpar, ASITA, PHRI, Asosiasi terkait lainnya

INSTANSI

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

7. Implikasi Program Pengembangan di Daerah (Ringkasan Program Promosi)

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

VII. IMPLIKASI PROGRAM PENGEMBANGAN DI DAERAH (RINGKASAN PROGRAM PROMOSI) Berikut Ini merupakan gambarkan singkat profil kepariwisataan di masing-masing daerah di 33 propinsi. Tujuan dari penyajian informasi ini adalah bagaimana implementasi kebijakan pemasaran pariwisata di daerah. Program yang tercantum pada tiap-tiap profil daerah merupakan program-program prioritas yang didasarkan pada kebutuhan program promosi yang lebih terfokus dan prioritas. Adapun program yang lebih detil yang merupakan program-program reguler yang dituangkan dari program nasional lebih lanjut dijabarkan dalam masing-masing buku daerah yang terdiri dari 33 buku. Adapun program prioritas untuk masing-masing propinsi dalam hal ini mencakup 1. Propinsi Nangroe Aceh Darussalam 2. Propinsi Sumatera Utara 3. Propinsi Sumatera Barat 4. Propinsi Riau 5. Propinsi Jambi 6. Propinsi Sumatera Selatan 7. Propinsi Bengkulu 8. Propinsi Lampung

VII - 1

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

9. Propinsi Bangka Belitung 10. Propinsi Kep. Riau 11. Propinsi DKI Jakarta 12. Propinsi Jawa Tengah 13. Propinsi Jawa Barat 14. Propinsi D.I Yogyakarta 15. Propinsi Jawa Timur 16. Propinsi Banten 17. Propinsi Bali 18. Propinsi NTB 19. Propinsi NTT 20. Propinsi Kalimantan Barat 21. Propinsi Kalimantan Tengah 22. Propinsi Kalimantan Selatan 23. Propinsi Kalimantan Timur 24. Propinsi Sulawesi Utara 25. Propinsi Sulawesi Tengah 26. Propinsi Sulawesi Selatan 27. Propinsi Sulawesi Tenggara 28. Propinsi Gorontalo 29. Propinsi Sulawesi Barat 30. Propinsi Maluku 31. Propinsi Maluku Utara 32. Propinsi Papua Barat 33. Propinsi Papua

VII - 2

< 15 th : -; 15-24 th : 18,18%; 25-34 34 th : 9,09%; 35-44 th : 45,45%; 45-54 th : 27,27%; %; > 54 th : -

Bekerja : 72,73%; Pelajar/mahasiswa : 18,18 18,18%; Mengurus rumah tangga : 9,09%; %; Lainnya : -

Berlibur : -; Profesi/bisnis/MICE: 9,09%; Pendidikan : -;; Kesehatan : -; Berziarah/keagamaan : -; Mengunjungi teman/keluarga : 72,73%; Olahraga/kesenian : ; Lainnya : 18,18%

Hotel/akomodasi : 27,27%; Teman/keluarga : 63,64%; Tidak Menggunakan : 9,09%; Lainnya : -

9 hari

Rp 1.096.580,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 3,49%; Makanan & minuman : 11,36%; Angkutan : 37,5%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : -;; Jasa hiburan/rekreasi : 0,3%; Jasa pariwisata lainnya : 0,18%; Cinderamata/belanja : 36,15%; %; Lainnya : 11,01%

< 100 km : -; 100-500 km : 36,36%; 501 501-100 km : 27,27%; > 1000 km : 36,36%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi yang Digunakan

Rata-rata Lama Tinggal

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

Laki-laki : 72,73%; Perempuan : 27,27%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE NAD

Pulau Weh, Pantai Gapang & Iboih, Pulau Rubiah, Pantai Paradiso, Masjid Raya Baiturrahman, Makam Syiah Kuala, Sumber Air Panas Simpang Balik, Danau Laut Tawar, Taman Nasional Gunung Leuser, Sungai Alas, Air Terjun Tingkat Tujuh, Pulau Simeulue, Teluk Jamin, Pantai Tul Lhok

DTW UTAMA

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi DKI Jakarta Batam Jawa Barat Lampung Banten

PASAR UTAMA

VII - 3

D. PUBLIC RELATION : Pembuatan CD Film Dokumenter DTW Unggulan dan didistribusikan ke berbagai daerah , Setting Film di DTW Utama E. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Partisipasi pada event Sail Sabang, penyelenggaraan nyelenggaraan Festival NAD, Partisipasi pada Kemilau Sumatera,, Penyelenggaraan MTQ/Tablig Akbar, Kongres Moslem

C. DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Medan, Padang

2. Pembuatan buku panduan wisata NAD

1. Pencetakan brosur wisata NAD

5. Website (update & penambahan fitur/menu, ada link dengan website Pemda NAD) B. PRINTING MATERIAL

3. Surat Kabar : Advertorial, Iklan Event (Koran Aceh, Ac Serambi, Aceh, Pos Metro Medan) 4. Advertorial di majalah nasional (misal: Tamasya)

- Iklan penyelenggaraan event di DTW utama

- Kerjasama dengan program acara TV nasional (mis: Jelajah, Jalan-jalan, jalan, Archipelago, Koper & ransel) 2. Iklan Radio di NAD: Nikoya, Flamboyan, Prima, One, Binkara atau di Sumut: Binuang, CEK, Roris, Smart, Bonsita, Boss, Dino, Gita, Star - Sales Promotion Paket Wisata

- Kerjasama dengan TV lokal (mis : Aceh TV, Deli TV-Medan) TV

1. Iklan dan Talk Show di Televisi

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

1. Nanggroe Aceh Darussalam

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 3,13%; 15-24 th : 7,59%; %; 25-34 th : 20,98%; 35-44 th : 17,41%; 45-54 54 th : 27,9%; > 54 th : 22,99%

Bekerja : 88,17%; Pelajar/mahasiswa : 2,9%; Mengurus rumah tangga : 2,46%; %; Lainnya : 6,47%

Berlibur : 14,51%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 3,57%; Pendidikan : 1,34%; %; Kesehatan : 0, 0,67%; Berziarah/keagamaan : 0,67%; Mengunjungi teman/keluarga : 45,54%; Olahraga/kesenian : ; Lainnya : 33,71%

Hotel/akomodasi : 18,53%; Teman/keluarga : 41,96%; Tidak Menggunakan : 37,28%; Lainnya : 2,23%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 455.490,00 per orang per perjalanan

%; Makanan & minuman : Akomodasi : 7,6%; 18,66%; Angkutan : 39,3%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,02%; Jasa hiburan/rekreasi : 2,56%; Jasa pariwisata lainnya : 0,16%; Cinderamata/belanja elanja : 20,66%; Lainnya : 11,05%

< 100 km : 6,03%; 100-500 km : 68,3%; 68,3 501-100 km : 11,83%; > 1000 km : 13,84%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,2 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 56,47%; Perempuan : 43,53%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE SUMATERA UTARA

Istana Maimun, Danau Toba, Taman Buaya Asam Kumbang, Taman Nasional Gunung Leuser, Bukit Lawang Brastagi, Bukit Gundaling, Parapat, Kota Pantai Sibolga, Pulau Nias, Gomo

DTW UTAMA

Sumatera Utara Nangroe Aceh Darusallam Sumatera Barat Riau Jambi DKI Jakarta Batam Jawa Barat Lampung Banten

PASAR UTAMA

2. Sumatera Utara

KAMPANYE MEDIA

4.

3.

3.

2.

1.

D.

C.

VII - 4

Pembuatan CD Film Dokumenter DTW Unggulan dan didistribusikan ke berbagai daerah Kerjasama dengan Komunitas (mis : klub otomotif, klub profesi, klub hobi tertentu) Kerjasama dengan Production House utk setting film di DTW utama (Toba, Berastagi, Si Piso-Piso, Piso Taman Si Malem, dsb) EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Partisipasi pada event Sail Sabang, penyelenggaraan Festival Budaya Batak, Partisipasi pada Kemilau Sumatera, Penyelenggaraan Festival Toba, Konser Musik dengan artist nasional KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga Promosi Pariwisata Sumatera Utara

SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Medan, Padang, Batam PUBLIC RELATION :

2. Pembuatan buku panduan wisata Sumatera Utara

1. Pencetakan brosur wisata Sumatera Utara

5. Website (update & penambahan fitur/menu, dan link/jaringan yang lebih luas) B. PRINTING MATERIAL

3. Surat Kabar : Advertorial, Iklan Event (Pos Metro Medan, Singgalang, Koran Aceh) 4. Advertoriall di majalah nasional (misal: Tamasya)

- Kerjasama dengan program acara TV nasional (mis : Jelajah, JalanJalan jalan, Archipelago, Koper & ransel) 2. Iklan Radio: promosi paket wisata, iklan daya tarik wisata

- Kerjasama dengan TV lokal (mis : Minang TV, Deli TV-Medan) TV

1. Iklan dan Talk Show di Televisi

A.

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 18,62%; 15-24 24 th : 15,96%; 25 25-34 th : 17,02%; 35-44 th : 19,41%; 45-54 54 th : 15,56%; > 54 th : 13,43%

Bekerja : 55,45%; Pelajar/mahasiswa : 15,69%; Mengurus rumah tangga : 10,77%; %; Lainnya : 18,09%

/MICE: 6,78%; Berlibur : 39,1%; Profesi/bisnis/MICE Pendidikan : 1,99%; %; Kesehatan : 0, 0,27%; Berziarah/keagamaan : 0,8%; Mengunjungi teman/keluarga : 47,07%; Olahraga/kesenian : 0,66%; Lainnya : 3,32%

Hotel/akomodasi : 9,44%; Teman/keluarga : 43,35%; Tidak Menggunakan : 46,14%; Lainnya : 1,06%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 334.060,00 per orang per perjalanan

%; Makanan & minuman : Akomodasi : 3,14%; 16,59%; Angkutan : 38,39%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,27%; Jasa hiburan/rekreasi : 2,69%; %; Jasa pariwisata lainnya : 0,42%; Cinderamata/belanja /belanja : 29,63%; Lainnya : 8,88%

< 100 km : 13,16%; 100-500 km : 65,82 65,82%; 501100 km : 8,78%; > 1000 km : 12,23% %

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,07 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 51,46%; Perempuan : 48,54%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE SUMATERA BARAT

DTW UTAMA Pantai Air Manis, Museum Adityawarman, Bukittinggi, Benteng De Kock, Ngarai Sianok, Istana Basa Pagaruyung, Tanjung Mutiara, Payakumbuh, Lembaha Harau, Danau Singkarak, Kota Sawahkunto, Desa Pandai Sikek, Danau Maninjau & kelok 44, Danau Kerinci, Kepaulauan Mentawai, Taman Nasional Siberut

Sumatera Barat Sumatera Utara Riau DKI Jakarta Sumatera Selatan Jawa Barat Bengkulu Nanggroe Aceh Darussalam Lampung Jambi

PASAR UTAMA

3. Sumatera Barat

VII - 5

1. Pembuatan CD Film Dokumenter DTW Unggulan dan didistribusikan ke berbagai daerah 2. Kerjasama dengan Komunitas (mis : klub otomotif, klub profesi, klub hobi tertentu) menyelenggarakan special event 3. Kerjasama dengan Production House utk setting film di DTW utama (Ngarai Sianouk, Kota Bukittinggi, Singkarak) 5. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Partisipasi pada event Sail Sabang, penyelenggaraan Festival Budaya Minang, Partisipasi pada Kemilau Sumatera, Sumatera Tour De Singkarak, Festival Musik dengan sejumlah artist nasional 6. KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga Promosi Pariwisata Sumatera Barat

3. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Medan, Padang, Padang Batam 4. PUBLIC RELATION :

4. Website (update & penambahan fitur/menu, dan link/jaringan yang lebih luas) 5. Penggunaan media sosial: facebook, twitter, blog dalam menciptakan awareness Sumatera Barat 2. PRINTING MATERIAL : Brosur, Buku Panduan Wisata

- Kerjasama dengan program acara TV nasional (mis : Jelajah, Jalan-jalan, jalan, Archipelago, Koper & ransel) - Iklan Radio: promosi paket wisata, iklan daya tarik wisata (Radio Classy, Jelita, Fanesa 5) 2. Surat Kabar : Advertorial, Iklan Event ((Pos Metro Medan, Singgalang, Haluan) 3. Advertorial di majalah nasional (misal: Tamasya)

1. Special Program di TV dan Radio

1. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 6,25%; 15-24 th : 10,71%; %; 25 25-34 th : 9,82%; 35-44 th : 22,32%; 45-54 54 th : 22,32%; > 54 th : 28,57%

Bekerja : 71,43%; Pelajar/mahasiswa : 6,25%; Mengurus rumah tangga : 9,82%; %; Lainnya : 12,5%

Berlibur : 9,82%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 8,93%; Pendidikan : 0,89%; %; Kesehatan : -; Berziarah/keagamaan : 0,89%; Mengunjungi teman/keluarga : 74,11%; Olahraga/kesenian : 0,89%; Lainnya : 4,46%

Hotel/akomodasi : 13,39%; Teman/keluarga : 82,14%; Tidak Menggunakan : 0,89%; Lainnya : 3,57%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 573.480,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 8,86%; Makanan & minuman : 17%; Angkutan : 43,46%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,37%; Jasa hiburan/rekreasi : 1,43%; Jasa pariwisata lainnya : 0,16%; Cinderamata/belanja elanja : 18,85%; Lainnya : 9,88%

< 100 km : -; 100-500 500 km : 34,82%; 501-100 km : 49,11%; > 1000 km : 16,07%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

10,36 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 56,26%; Perempuan : 43,75%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE RIAU

DTW UTAMA Klenteng Hoch Liong Kong, Teluk Makmur, Pantai Pulau Rupat, Bukit Berbunga, Danau Menduyan, Istana Siak, Candi Muara Takus, Air Terjun Merangin, Makam Syekh Burhanuddin & Syekh Abdul Gani, Kebun Binatang Kasang Kulim, Air Terjun Alahan, Pulau Jemur, Benteng Tujuh Lapis, Lomba Pacu Jalur

Riau Sumatera Barat Sumatera Utara Sumatera Selatan Jambi Bangka Belitung Lampung Jawa Barat Bengkulu DKI Jakarta

PASAR UTAMA

4. R I A U

1. Pembuatan CD Film Dokumenter DTW Unggulan dan didistribusikan ke berbagai daerah 2. Kerjasama dengan Production House utk setting film bertema Islam di DTW utama (misal di Pulau Penyengat) E. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Penyelenggaraan Festival Budaya Minang, Minang Penyelenggaraan Festival Budaya Islam/ MTQ/Tabligh Akbar Partisipasi pada Kemilau Sumatera, F. KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga Promosi Pariwisata VII - 6 Riau

C. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Medan, Padang, Padang Batam D. PUBLIC RELATION :

2. Pembuatan buku panduan wisata Riau

1. Pencetakan brosur wisata Riau

5. Website (update & penambahan fitur/menu, dan link/jaringan yang lebih luas)) B. PRINTING MATERIAL

3. Radio : Talkshow, Diskusi tentang Pariwisata dalam program rutin 4. Advertorial di majalah nasional (misal: Tamasya)

- Kerjasama dengan TV lokal (mis : Riau TV, Minang TV, Melayu TV) - Kerjasama dengan program acara TV nasional (mis : Jelajah, Jalan-jalan, jalan, Archipelago, Koper & ransel) 2. Surat Kabar : Advertorial, Iklan Event (Singgalang, Riau Pos)

1. Special Program Wisata Ziarah di TV

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 4,11%; 15-24 th : 12,33%; %; 25-34 25 th : 20,55%; 35-44 th : 34,25%; 45-54 54 th : 15, 15,07%; > 54 th : 13,70%

Bekerja : 65,75%; Pelajar/mahasiswa : 6,85%; Mengurus rumah tangga : 15,07%; %; Lainnya : 12,33%

Berlibur : 16,44%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 8,22%; Pendidikan : 6,85%; %; Kesehatan : 2,74%; Berziarah/keagamaan : 4,11%; Mengunjungi teman/keluarga : 49,32%; Olahraga/kesenian : -; Lainnya : 12,33%

Hotel/akomodasi : 19,18%; Teman/keluarga : 69,86%; Tidak Menggunakan : 6,85%; Lainnya : 4,11%

6,71 hari

Rp 593.840,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 4,97%; Makanan & minuman : 22,9%; Angkutan : 29,97%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,74%; Jasa asa hiburan hiburan/rekreasi : 1,55%; Jasa pariwisata lainnya : 0,27%; Cinderamata/belanja : 29,58%; %; Lainnya : 10,02%

< 100 km : 2,74%; 100-500 km : 64,38%; 64,38 501-100 km : 17,81%; > 1000 km : 0,11%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi yang Digunakan

Rata-rata Lama Tinggal

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

Laki-laki : 61,64%; Perempuan : 38,36%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE JAMBI

Taman Rimba, Wisat Agro Tangkit, Sungai Batanghari, Pulau Berhala, Taman Budaya Jambi, Taman Nasional Kerinci, Danau Gunung Tujuh, Danau Kerinci, Batu Gong, Gua Tiangko

DTW UTAMA

Jambi Riau Sumatera Selatan Bengkulu Sumatera Barat Sumatera Utara DKI Jakarta Lampung Jawa Barat Banten

PASAR UTAMA

5. J A M B I

VII - 7

1. Pembuatan CD Film Dokumenter DTW Unggulan dan didistribusikan ke berbagai daerah 2. Kerjasama dengan Production House utk setting film ( Situs Muara Jambi, Candi Muara Takus, Suku Terasing ‘Kubu”) E. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Penyelenggaraan Pekan Pesona Budaya Jambi, Jambi Partisipasi pada Kemilau Sumatera, Penyelenggaraan lomba Fotografi Nasional untuk wisata minat khusus (Budaya/Sejarah, Ekowisata)

C. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Medan, Padang, Padang Batam D. PUBLIC RELATION :

2. Pembuatan buku panduan wisata Jambi

1. Pencetakan brosur wisata Jambi

5. Website (update & penambahan fitur/menu, dan link/jaringan yang lebih luas) 6. Pengenalan pesona wisata Jambi dengan memanfaatkan social media (Facebook, Blog, Twitter) B. PRINTING MATERIAL

3. Surat Kabar : Advertorial, Iklan Event (Jambi Ekspress, Tribun Jambi) 4. Advertorial di majalah nasional (misal: Tamasya)

Tebo, Dian Irama

2. Iklan Radio di Jambi FM, Metro, Elria Buana, BHP, Alam

1. Iklan dan Talk Show di Televisi : Kerjasama dengan TV lokal (mis : Jambi TV, Jek TV) TV

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 10,87%; 15-24 th : 14,49%; %; 25 25-34 th : 24,64%; 35-44 th : 25,26%; 45-54 54 th : 12,32%; > 54 th : 11,59%

Bekerja : 72,46%; Pelajar/mahasiswa : 5,8%; Mengurus rumah tangga : 10,14%; %; Lainnya : 18,09%

Berlibur : 17,39%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 10,87%; Pendidikan : 1,45%; %; Kesehatan : 7,97%; Berziarah/keagamaan : 2,9%; Mengunjungi teman/keluarga : 54,35%; Olahraga/kesenian : ; Lainnya : 5,07%

Hotel/akomodasi : 12,32%; Teman/keluarga : 47,1%; Tidak Menggunakan : 35,51%; Lainnya : 5,07%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 662.620,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 5,86%; Makanan & minuman : 13,36%; Angkutan : 36,66%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,13%; Jasa hiburan/rekreasi : 3,04%; Jasa pariwisata lainnya : 0,73%; Cinderamata/belanja elanja : 32,5%; Lainnya : 7,71%

< 100 km : 3,62%; 100-500 km : 48,55 48,55%; 501100 km : 33,33%; > 1000 km : 14,49 14,49%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

4,41 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 63,77%; Perempuan : 36,23%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE SUMATERA SELATAN

DTW UTAMA Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Bukit Siguntang, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Dataran Tinggi Pasema, Gunung Dempo, Pagaralam, Danau Ranau, Goa Putri, Sumber Air Panas Gemuhak, Air Terjun Curup Tenang, Air Terjun Lematang dan Ndikat

Sumatera Selatan Lampung Bengkulu Jambi Riau Sumatera Barat Sumatera Utara DKI Jakarta Banten Jawa Barat

PASAR UTAMA

6. Sumatera Selatan

KAMPANYE MEDIA

PRINTING MATERIAL : Brosur tematik wisata minat khusus, Buku Panduan Wisata SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Medan, Padang,, Batam, Bandung PUBLIC RELATION :

5. Penggunaan media sosial: facebook, twitter, blog dalam menciptakan awareness Sumatera Selatan

4. Website (update & penambahan fitur/menu, dan link/jaringan yang lebih luas)

3. Advertorial di majalah / Koran nasional (misal: Majalah Tamasya, Majalah Weekender, Harian Kompas, Media Indonesia)

2. Surat Kabar : Advertorial, Iklan Event (Lampung Post, Koran Lampung)

1. Special Program Wisata Minat Khusus di TV (Pelembang TV, Sriwijaya TV, Sky TV) dan Radio (Ramona, Smart, Sonora)

1. Pembuatan CD Film Dokumenter DTW Unggulan dan didistribusikan ke berbagai daerah (Hutan Hujan Tropis dan Wisata Minat Khusus) 2. Kerjasama dengan Komunitas (mis : klub otomotif, klub profesi, klub hobi tertentu) menyelenggarakan special event 3. Kerjasama dengan Production House utk setting film di DTW utama (Danau Ranau, Musi) E. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Partisipasi pada Festival Krakatau, Partisipasi pada Kemilau Sumatera, Penyelenggaraan festival musik/budaya musik/buday dengan artist/musisi nasional F. KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga Promosi Pariwisata VII - 8 Sumatera Selatan

D.

C.

B.

A.

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Bekerja : 88%; Pelajar/mahasiswa : 5,33%; Mengurus rumah tangga : 1,33%; %; Lainnya : 5,33%

Berlibur : 5,33%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 28%; Pendidikan : 2,67%; %; Kesehatan : 1,33%; Berziarah/keagamaan : -; Mengunjungi teman/keluarga : 62,67%; Olahraga/kesenian : ; Lainnya : -

Hotel/akomodasi 13,33%; Tidak Lainnya : -

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 215.560,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 3,09%; Makanan & minuman : 17,29%; Angkutan : 33,68%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,06%; Jasa hiburan/rekreasi : 2,53%; Jasa pariwisata lainnya : 1,28%; Cinderamata/belanja elanja : 31,24%; Lainnya : 10,83%

< 100 km : 4%; 100-500 km : 85,33%; 85,33 501-100 km : 4%; > 1000 km : 6,67%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

1,76 hari

Rata-rata Lama Tinggal

: 24%; Teman/keluarga : Menggunakan : 62,67%;

< 15 th : -; 15-24 th : 12%; 25-34 34 th : 29,33%; 35-44 th : 30,67%; 45-54 th : 16%; %; > 54 th : 12%

Usia

yang

Laki-laki : 73,33%; Perempuan : 26,67%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE BENGKULU

Benteng Marlborough, Monumen Inggris & Makam Eropa, Rumah & Masjid Soekarno, Festival Tabut, Pantai Nala, Danau Dendam Tak Sudah, Pulau Tikus, Air Terjun 9 Tingkat, Sungai Suci, Danau Tes, Air Terjun Kepala Curup, Pulau Enggano, Gunung Bukit Gedang, Gunung Kaba

DTW UTAMA

Bengkulu Sumbar Lampung Sumsel Jambi DKI Jakarta Sumut Riau Bangka Belitung DIY

PASAR UTAMA

7. Bengkulu

A. KAMPANYE MEDIA 6. Special Program Wisata Minat Khusus di TV (ESA TV, Bengkulu TV, Sumatera TV) dan Radio (Trans, Santana, Four) 7. Advertorial di majalah / Koran lokal (Padang Ekspress, Haluan, Singgalang) 8. Advertorial di majalah / Koran nasional (misal: Majalah Tamasya, Majalah Weekender, Harian Kompas, Media Indonesia) 9. Website (update & penambahan fitur/menu, dan link/jaringan yang lebih luas) B. PRINTING MATERIAL : Brosur tematik wisata minat khusus, Buku Panduan Wisata C. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Medan, Padang, Batam D. PUBLIC RELATION : 4. Pembuatan CD Film Dokumenter DTW Unggulan dan didistribusikan ke berbagai daerah (Wisata Minat Khusus) 5. Kerjasama dengan Komunitas (mis : klub otomotif, klub profesi, klub hobi pecinta alam, dsb) menyelenggarakan special event E. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : penyelenggaraan Festival Budaya Minang, Partisipasi pada Kemilau Sumatera VII - 9

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 20,22%; 15-24 24 th : 15,11%; 25-34 25 th : 19,33%; 35-44 th : 19,11%; 45-54 54 th : 14,22%; > 54 th : 12%

Bekerja : 54%; Pelajar/mahasiswa : 14,44%; Mengurus rumah tangga : 10,22%; %; Lainnya : 21,33%

Berlibur : 32,67%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 5,11%; Pendidikan : 0,89%; %; Kesehatan : 0, 0,44%; Berziarah/keagamaan : 2,67%; Mengunjungi teman/keluarga : 54,89%; Olahraga/kesenian : 0,22%; Lainnya : 3,11%

Hotel/akomodasi : 7,78%; Teman/keluarga : 49,33%; Tidak Menggunakan : 40,89%; Lainnya : 2%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 222.230,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 6,34%; Makanan & minuman : 28,75%; Angkutan : 36,44%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,04%; Jasa hiburan/rekreasi : 0,81%; Jasa pariwisata lainnya : 0,38%; Cinderamata/belanja elanja : 20,09%; Lainnya : 7,15%

< 100 km : 25,78%; 100-500 km : 45,78%; 45,78 501100 km : 17,11%; > 1000 km : 11,33% %

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,02 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 50,67%; Perempuan : 49,33%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE LAMPUNG

Pantai Merak Belantung, Anak Gunung Krakatau, Situs Arkeologi Pugung, Festival Krakatau, Pantai Pasir Putih, Pantai Kalianda, Pantai Marina, Pulau Sebuku dan Sebesi, Taman Nasional Way Kambas, Air Terjun Curup Selampung, Danau Ranau, Lembah Suwoh

DTW UTAMA

Lampung DKI Jakarta Sumsel Banten Bengkulu Jawa Tengah Jambi Jawa Barat Sumatera Barat Sumatera Utara

PASAR UTAMA

8. Lampung

KAMPANYE MEDIA

F.

3.

2.

1.

VII - 10

Pembuatan CD Film Dokumenter DTW Unggulan dan didistribusikan ke berbagai daerah (Wisata Minat Khusus – Way Kambas, Krakatau) Kerjasama dengan Komunitas Komu (mis : klub otomotif, klub profesi, klub hobi tertentu) menyelenggarakan special event Kerjasama dengan Production House utk setting film di DTW utama (Krakatau) EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Penyelenggaraan Festival Krakatau, Partisipasi pada Kemilau Kem Sumatera

1. Special Program Wisata Minat Khusus di TV (Tegar TV, Siger TV) dan Radio (Andalas, Kartika, Omega) 2. Surat Kabar : Advertorial, Iklan Event (Lampung Post, Koran Lampung) 3. Advertorial di majalah / Koran nasional (misal: Majalah Tamasya, Majalah Weekender, Harian Kompas, Media Indonesia) 4. Website (update & penambahan fitur/menu, dan link/jaringan yang lebih luas) 5. Penggunaan media sosial: facebook, twitter, blog dalam menciptakan awareness Lampung B. PRINTING MATERIAL : Brosur tematik wisata minat khusus, Buku Panduan Wisata C. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Medan, Padang, Batam, Bandung D. JOINT PROMOTION : dengan para pengelola paket wisata di Jakarta untuk segmen kelompok (sekolah/perguruan tinggi/instansi), Promosi dengan media lokal di Jakarta (radio/tv) E. PUBLIC RELATION :

A.

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 27,13%; 15-24 24 th : 16,28%; 25 25-34 th : 22,48%; 35-44 th : 18,6%; 45-54 54 th : 10,08%; > 54 th : 5,43%

Bekerja : 52,71%; Pelajar/mahasiswa : 12,4%; Mengurus rumah tangga : 12,4%; %; Lainnya : 22,48%

Berlibur : 44,19%; Profesi/bisnis/MICE: 3,88%; Pendidikan : 0,78%; Kesehatan : 6,98%; Berziarah/keagamaan : 0,78%; Mengunjungi teman/keluarga : 21,71%; Olahraga/kesenian : -; Lainnya : 21,71%

Hotel/akomodasi : 3,88%; Teman/keluarga : 43,41%; Tidak Menggunakan : 51,16%; Lainnya : 1,55%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 326.150,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 7,55%; Makanan & minuman : 22%; Angkutan : 26,18%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,15%; Jasa hiburan/rekreasi : 0,68%; Jasa pariwisata lainnya : 0,21%; Cinderamata/belanja elanja : 39,64%; Lainnya : 3,61%

< 100 km : -; 100-500 km : 90,70 90,70%; 501-100 km : 7,75%; > 1000 km : 1,55%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

1,78 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 57,36%; Perempuan : 42,64%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE KEP. BANGKA BELITUNG

Pantai Pasir Padi, Pantai Parai, Gunung Menumbing, Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayan, Pulau Lengkuas, Teluk Gembira, Pantai Burung Mandi, Air Terjun Sadap, air Panas Pamali

DTW UTAMA

Bangka Belitung Sumatera Selatan Lampung Bengkulu Jambi Riau Sumatera Barat Sumatera Utara DKI Jakarta Jawa Barat

PASAR UTAMA

EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Penyelenggaraan Festival Budaya, Kuliner/Bazaar, Partisipasi pada Kemilau Sumatera, Partisipasi pada Festival Krakatau

F.

VII - 11

PUBLIC RELATION : Pembuatan CD Film Dokumenter DTW Unggulan dan didistribusikan ke berbagai daerah (mencakup profil investasi pariwisata)

E.

D. JOINT PROMOTION : dengan para pengelola paket wisata di Jakarta

C. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Medan, Padang, Batam

1.

KAMPANYE MEDIA

Special Program Wisata Minat Khusus di TV (Bangka TV) 2. Radio Program : annoucement, iklan 3. Surat Kabar : Advertorial, Iklan Event ((Bangka Post, Harian Metro)) 4. Advertorial di majalah / Koran nasional (misal: Majalah Tamasya, Majalah Weekender, Harian Kompas, Media Indonesia) 5. Website (update & penambahan fitu fitur/menu, dan link/jaringan yang lebih luas) B. PRINTING MATERIAL : Brosur tematik wisata minat khusus, Buku Panduan Wisata

A.

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

9. Kepulauan Bangka Belitung

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 15,56%; 15-24 th : 15,56%; 6%; 25-34 th : 22,22%; 35-44 th : 22,22%; 45-54 54 th : 8,89%; > 54 th : 15,56%

Bekerja : 46,67%; Pelajar/mahasiswa : 20%; Mengurus rumah tangga : 15,56%; %; Lainnya : 17,78%

Berlibur : 11,11%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 15,56%; Pendidikan : 2,22%; %; Kesehatan : 2,22%; Berziarah/keagamaan : -; Mengunjungi teman/keluarga : 51,11%; Olahraga/kesenian : 17,78%; Lainnya : -

Hotel/akomodasi : 17,78%; Teman/keluarga : 42,22%; Tidak Menggunakan : 37,78%; Lainnya : 2,22%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 786.020,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 8,86%; Makanan & minuman : 17%; Angkutan : 43,46%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,37%; Jasa hiburan/rekreasi : 1,43%; Jasa pariwisata lainnya : 0,16%; Cinderamata/belanja elanja : 18,85%; Lainnya : 9,88%

< 100 km : 20%; 100-500 km : 62,22 62,22%; 501-100 km : 8,89%; > 1000 km : 8,89%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

7,53 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 53,33%; Perempuan : 46,67%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE KEPULAUAN RIAU

Pulau Penyengat, Senggarang, Museum Kandil Riau, Kawasan Wisata Terpadu Pulau Bintan, Lingga, Gunung Ranai, Pulau Panjang, Kep. Natuna

DTW UTAMA

DKI Jakarta

Bengkulu

Lampung

Bangka Belitung

Jambi

Sumatera Selatan

Sumatera Utara

Sumatera Barat

Riau

Kep. Riau

PASAR UTAMA

10. Kepulauan Riau

VII - 12

C. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Medan, Padang Padang, Batam D. PUBLIC RELATION : Bekerjasama dengan komunitas hobbies misalnya di Jakarta untuk mengadakan event di Batam E. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Penyelenggaraan Festival Budaya Minang nang, Penyelenggaraan Festival Kesenian, Night Bazaar, Festival Kuliner di Batam F. KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga Promosi Pariwisata Kep. Riau

5. Profil MICE Kep Riau

4. Pembuatan buku panduan wisata Kep Riau

3. Pencetakan brosur wisata Kep Riau

• Website (update & penambahan fitur/menu, dan link/jaringan yang lebih luas)) B. PRINTING MATERIAL

• Radio : Talkshow, Diskusi tentang Pariwisata dalam program pro rutin (Potensi MICE dan Wisata Belanja)

• Advertorial di media nasional untuk MICE, Island Life,dan Resort

• Surat Kabar : Advertorial, Iklan Event (Sijori Mandiri, Pekanbaru Pos) misal untuk wisata MICE

• Kerjasama dengan program acara TV nasional (mis : Jelajah, Jalan-jalan, Archipelago, Koper & ransel, ransel Kuliner)

• Special Program Wisata Belanja dengan Kerjasama dengan TV lokal (BatamTV, BatamTV, Urban TV TV)

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 9,7%; 15-24 th : 10,49%; %; 25 25-34 th : 18,14%; 35-44 th : 24,84%; 45-54 54 th : 20,66%; > 54 th : 16,17%

Bekerja : 68,93%; Pelajar/mahasiswa : 8,91%; Mengurus rumah tangga : 10,49%; %; Lainnya : 11,67%

/MICE: 11,51%; Berlibur : 35,65%; Profesi/bisnis/MICE Pendidikan : 4,26%; Kesehatan : 0,24%; 0, Berziarah/keagamaan : 2,92%; Mengunjungi teman/keluarga : 40,93%; Olahraga/kesenian : 0,71%; Lainnya : 3,79%

Hotel/akomodasi : 27,6%; Teman/keluarga : 47,16%; Tidak Menggunakan : 22,95%; Lainnya : 2,29%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 968.870,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 9,8%; Makanan & minuman : 15,34%; Angkutan : 41,36%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,56%; Jasa hiburan/rekreasi : 3,04%; Jasa pariwisata lainnya : 0,57%; Cinderamata/belanja elanja : 22,81%; Lainnya : 6,53%

< 100 km : 10,25%; 100-500 km : 37,22%; 37,22 501100 km : 21,21%; > 1000 km : 31,31 31,31%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

4,93 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 62,62%; Perempuan : 37,38%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE DKI JAKARTA

Kota Tua, Pelabuhan Sunda Kelapa, Dunia Fantasi, TMII, Monas, Kebun Binatang Ragunan, Gedung Arsip Nasional, Kepulauan Seribu

DTW UTAMA

DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah Lampung DI Yogyakarta Jawa Timur Sumatera Selatan Jambi

PASAR UTAMA

11. DKI Jakarta

VII - 13

• Social Media : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, Twitter, Blog B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Golf, Shopping, Rekreasi Keluarga) dengan bahasa Indonesia dan bahasa internasional C. JOINT PROMOTION bekerjasama dengan bank dan hotel / daya tarik wisata : menawarkan paket kredit wisata D. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Penawaran aneka paket wisata lokal di Mal-mal di Jakarta, Bandung, Banten, Tangerang, ang, Diskon di lokasi daya tarik wisata di Jakarta E. PUBLIC RELATION : • Bekerjasama dengan komunitas hobbies di Jakarta untuk mengadakan event khusus (misalnya Motor Club, Car Club) • Pembuatan Film Dokumenter Kota Lama • Pembuatan Film dengan setting DTW utama • Pengembangan Program Enjoy Jakarta misalnya dg Program Visit Museum utk anak2 sekolah, international school • Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya F. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Reguler event (Pekan Raya Jakarta, Jakarta Fashion Week, Jakarta Great Sale, Jakartat Craft), Festival Kuliner,

• Pengkayaan WEBsite dengan materia e-book, e e-brochure

• Advertorial di Majalah Gaya Hidup/Harian Berbahasa asing dengan target Ekspatriat, Komunitas Hobbies, dan Weekender

• Special TV Program (Wisata Belanja, Kuliner , Gaya Hidup Hidup), TV Kabel dan TV Teresterial (TV Nasional)

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 14,2%; 15-24 24 th : 11,93%; 25 25-34 th : 17,46%; 35-44 th : 22,86%; 45-54 54 th : 18,84%; > 54 th : 14,7%

Bekerja : 62,94%; Pelajar/mahasiswa : 11,81%; Mengurus rumah tangga : 10,55%; %; Lainnya : 14,7%

/MICE: 5,65%; Berlibur : 37,56%; Profesi/bisnis/MICE Pendidikan : 2,26%; %; Kesehatan : 0, 0,25%; Berziarah/keagamaan : 5,28%; Mengunjungi teman/keluarga : 45,73%; Olahraga/kesenian : 0,75%; Lainnya : 2,51%

Hotel/akomodasi : 18,22%; Teman/keluarga : 43,59%; Tidak Menggunakan : 34,05%; Lainnya : 4,15%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 604.540,00 per orang per perjalanan

%; Makanan & minuman : Akomodasi : 8,9%; 22,23%; Angkutan : 37,75%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,27%; Jasa hiburan/rekreasi : 2,16%; %; Jasa pariwisata lainnya : 0,72%; Cinderamata/belanja /belanja : 20,18%; Lainnya : 7,79%

< 100 km : 6,91%; 100-500 km : 67,59%; 67,59 501100 km : 13,32%; > 1000 km : 12,19% 12,19

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

2,77 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 63,19%; Perempuan : 36,81%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE JAWA BARAT

Masjid Banten, Kebun Raya Bogor, Danau Lido, Gunung Halimun, Kawasan Puncak, Taman Safari, Kebun Raya Cibodas, Cipanas, Pelabuhan Ratu, Jl Cihampelas, Kawasan Dago, Lembang, Makam S. Gunung Jati, Ciater, Pangandaran, Kampung Naga, Green Canyon

DTW UTAMA

Jawa Barat DKI Jakarta Banten Jawa Tengah Lampung DI Yogyakarta Jawa Timur Sumatera Selatan Jambi Bali

PASAR UTAMA

12. Jawa Barat

VII - 14

9. Social Media : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, cebook, Twitter, Blog H. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Shopping, Rekreasi Keluarga/Outboound) I. JOINT PROMOTION bekerjasama dengan bank dan hotel /dtw : menawarkan paket kredit wisata J. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Penawaran ane aneka paket wisata lokal di Mal-mal di Jakarta, Bandung, Banten, Tangerang, Diskon di lokasi daya tarik wisata di Bandung di pusat-pusat pusat perbelanjaan K. PUBLIC RELATION : 1. Bekerjasama dengan komunitas hobbies di Bandung untuk mengadakan event khusus (misalnya Motor Club, Car Club) 2. Pembuatan Film Dokumenter Paris van Java 3. Pembuatan Film dengan setting DTW utama 4. Pengembangan Program wisata minat khusus untuk sekolah, instansi 5. Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya (night bazaar, antiquing) L. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival Musik, Festival Kuliner, M. KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga promosi pariwisata

6. Special TV Program (Wisata Belanja, Kuliner , Gaya Hidup Hidup), TV Kabel dan TV Teresterial (TV Nasional) misalnya acara Jalan-Jalan, Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb 7. Advertorial di Majalah Gaya Hidup/Harian Berbahasa asing dengan target Ekspatriat, Komunitas Hobbies, dan Weekender 8. Pengkayaan WEBsite dengan materia e-book, e e-brochure

G. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 10,25%; 15-24 th : 11,89%; %; 25 25-34 th : 17,45%; 35-44 th : 24,43%; 45-54 54 th : 20,61%; > 54 th : 15,38%

Bekerja : 71,32%; Pelajar/mahasiswa : 8,62%; Mengurus rumah tangga : 7,52%; %; Lainnya : 12,54%

Berlibur : 23,99%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 5,78%; Pendidikan : 1,31%; %; Kesehatan : 1,53%; Berziarah/keagamaan : 7,52%; Mengunjungi teman/keluarga : 55,4%; Olahraga/kesenian : 0,44%; Lainnya : 4,03%

Hotel/akomodasi : 9,38%; Teman/keluarga : 44,38%; Tidak Menggunakan : 44,17%; Lainnya : 2,07

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 374.080,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 4,65%; Makanan & minuman : 19,89%; Angkutan : 42,75%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,17%; Jasa hiburan/rekreasi : 1,18%; Jasa pariwisata lainnya : 0,68%; Cinderamata/belanja elanja : 21,85%; Lainnya : 8,84%

< 100 km : 10,14%; 100-500 km : 56,27%; 56,27 501100 km : 21,05%; > 1000 km : 12,54 12,54%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,22 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 63,79%; Perempuan : 36,21%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE JAWA TENGAH

DTW UTAMA Candi Borobudur, Candi Prambanan, Dieng, PRPP - Puri Maerakaca, Bandungan, Museum Kereta Api, Pantai Kartini, Karimun Jawa, Masjid Kudus dan makam Sunan Kudus, Makam S. Sunan Kalijogo, Colo, Goa Jatijajar, Baturaden, Pantai Karangbolong

Jawa Tengah DIY DKI Jakarta Jatim Jawa Barat Banten Lampung Bengkulu Sumsel Bali

PASAR UTAMA

13. Jawa Tengah

• Penggunaan Social Media untuk promosi daya tarik wisata unggulan dengan Facebook, Twitter, Blog B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Ziarah, Heritage, Pulau Seribu, Walisongo) C. JOINT PROMOTION bekerjasama dengan bank dan hotel /dtw : menawarkan nawarkan paket kredit wisata; Promosi bersama dengan Yogyakarta, Solo (Joglosemar) D. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Penawaran aneka paket wisata lokal di Mal-mal di Jakarta, Bandung, Surabaya, E. PUBLIC RELATION : • Bekerjasama dengan komunitas hobbies di DIY – Jateng untuk mengadakan event khusus (misalnya Motor Club, Car Club) • Pembuatan Film Dokumenter Budaya dan Ziarah • Pembuatan Film dengan setting obyek wisata Ziarah, Pulau Seribu • Penyelenggaraan aneka festival dan da pekan budaya Jawa Tengah F. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Konser Musik di Borobudur, Festival Kuliner, Festival Budaya, Festival Borobudur, Photography art Competition tingkat nasional G. KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga promosi pariwisata VII - 15 terpadu DIY - Jateng ateng

• Pengkayaan WEBsite dengan materi e e-book, e-brochure , content feature lainnya

• Advertorial di Majalah Gaya Hidup / Majalan Pariwisata : Kabare (Yogya), Tamasya (Nasional)

• Special TV Program (Wisata Budaya/Heritage/Borobudur), Budaya/Heritage/Borobudur di TV Nasional misalnya pada acara Jalan-Jalan, Jalan Archipelago, Koper dan Ransel, dsb

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 12,9%; 15-24 th : 15,81%; %; 25 25-34 th : 15,81%; 35-44 th : 23,23%; 45-54 54 th : 20%; > 54 th : 12,26%

Bekerja : 66,77%; Pelajar/mahasiswa : 12,26%; Mengurus rumah tangga : 6,77%; %; Lainnya : 14,19%

Berlibur : 46,77%; Profesi/bisnis/MICE: 4,19%; Pendidikan : 3,87%; Kesehatan : 1,94%; Berziarah/keagamaan : 1,29%; Mengunjungi teman/keluarga : 38,71%; Olahraga/kesenian : 0,32%; Lainnya : 2,9%

Hotel/akomodasi : 15,16%; Teman/keluarga : 36,45%; Tidak Menggunakan : 48,06%; Lainnya : 0,32%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 672.360,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 6,16%; Makanan & minuman : 18,07%; Angkutan : 39,62%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,15%; Jasa hiburan/rekreasi : 1,46%; Jasa pariwisata lainnya : 0,73%; Cinderamata/belanja elanja : 26,06%; Lainnya : 7,75%

< 100 km : 17,12%; 100-500 km : 51,94%; 51,94 501100 km : 17,1%; > 1000 km : 13,55% %

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,06 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 55,81%; Perempuan : 44,19%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE DI YOGYAKARTA

Malioboro, Kompleks Kraton, Kaliurang, Pantai Parangtritis, Makam Imogiri, Pantai Baron-Krakal-Kukup-Sundak, Agrowisata Turi

DTW UTAMA

DI Yogyakarta Jawa Tengah DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Timur Banten Sumatera Selatan Sumatera Utara Lampung Sumatera Barat

PASAR UTAMA

14. D I Yogyakarta

KAMPANYE MEDIA

SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Penawaran aneka paket wisata lokal di Mal-mal mal di Jakarta, Bandung, Surabaya,

D.

VII - 16

PUBLIC RELATION : • Bekerjasama dengan komunitas hobbies di DIY – Jateng untuk mengadakan event khusus (misalnya Motor Club, Car Club) • Pembuatan Film Dokumenter Budaya dan Ziarah • Pembuatan Film dengan setting obyek wisata Kraton, Pantai, Pegunungan • Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya F. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival kesenian Yogyakarta, Yogya Carnival, Yogya Fashion Week, Bazaar, Aneka Pameran Kerajinan dan Batik, Photography art Competition tingkat nasional G. KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga promosi pariwisata terpadu DIY - Jateng

E.

C.

PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Ziarah, Heritage, Wisata Pantai, Theme Park : Kaliurang, Kebun Binatang) JOINT PROMOTION bekerjasama dengan bank dan hotel /dtw : menawarkan paket kredit wisata; Promosi bersama dengan Jawa Tengah, Solo

• Penggunaan Social Media untuk promosi daya tarik wisata unggulan dengan Facebook, Twitter, Blog

• Pengkayaan Website dengan materi e-book, e e-brochure , content feature lainnya

• Advertorial di Majalah Gaya Hidup / Majalah Pariwisata : Kabare (Yogya), Tamasya (Nasional)

• Special Program dengan TV Lokal (Jogja TV, RBTV, AdiTV)

• Special TV Program (Wisata Budaya/Heritage/Borobudur), di TV Nasional misalnya pada acara Jalan-Jalan, Jalan Archipelago, Koper dan Ransel, dsb

B.

A.

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 9,89%; 15-24 th : 15,48%; %; 25 25-34 th : 18,71%; 35-44 th : 23,96%; 45-54 54 th : 18,37%; > 54 th : 13,59%

Bekerja : 65,07%; Pelajar/mahasiswa : 13,32%; Mengurus rumah tangga : 10,23%; %; Lainnya : 11,37%

Berlibur : 23,82%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 5,45%; Pendidikan : 1,08%; %; Kesehatan : 0,67%; 0, Berziarah/keagamaan : 6,33%; Mengunjungi teman/keluarga : 58,75%; Olahraga/kesenian : 0,13%; Lainnya : 3,77%

Hotel/akomodasi : 12,05%; Teman/keluarga : 52,83%; Tidak Menggunakan : 33,71%; Lainnya : 1,41%

3,25 hari

Rp 460.470,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 3,76%; Makanan & minuman : 16,2%; Angkutan : 46,06%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,47%; Jasa hiburan/rekreasi : 1,68%; Jasa pariwisata lainnya : 0,53%; Cinderamata/belanja elanja : 22,7%; Lainnya : 8,58%

< 100 km : 11,71%; 100-500 km : 65,14%; 65,14 501100 km : 10,7%; > 1000 km : 12,45% %

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi yang Digunakan

Rata-rata Lama Tinggal

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

Laki-laki : 61,37%; Perempuan : 38,63%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE JAWA TIMUR

Masjid Ampel & makam Sunan Ampel, Makam Sunan Gresik, Makam Sunan Giri, Makam Sunan Drajat, Bromo, agrowisata Batu-Malang, Makam Asta TinggiMadura, Makam Sunan Bonang, Trowulan, Makam Bung Karno

DTW UTAMA

Jawa Timur Jawa Tengah DKI Jakarta Jawa Barat Bali DIY Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Selatan NTB

PASAR UTAMA

15. Jawa Timur

• Penggunaan Social Media untuk promosi daya tarik wisata unggulan dengan Facebook, Facebo Twitter, Blog B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Minat Khusus : Bromo, G Land dan sekitar, Wisata Bahari Lamongan, Suramadu) C. JOINT PROMOTION bekerjasama dengan bank dan hotel /dtw : menawarkan paket kredit wisata D. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mal Promotion di Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali E. PUBLIC RELATION : • Bekerjasama dengan komunitas hobbies Jawa Timur untuk mengadakan event khusus (misalnya Motor Club, Car Club) • Pembuatan Film Dokumenter Budaya / Alam • Pembuatan mbuatan Film dengan setting obyek wisata (suramadu) • Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya Banyuwangi F. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival kesenian, Photography art Competition tingkat nasional, Pekan Budaya VII - 17 G. KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga promosi pariwisata terpadu DIY - Jateng

• Pengkayaan Website dengan materi e-book, e e-brochure , content feature lainnya

• Advertorial di Majalah Gaya Hidup / Majalah Pariwisata

• Special Program dengan TV Lokal (ATV, BCTV, JTV, NDTV, Gajayana TV, Surabaya TV, SBO TV)

• Special TV Program (Wisata Budaya/Heritage/Borobudur), di TV Nasional misalnya pada acara Jalan Jalan-Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 13,84%; 15-24 th : 8,18%; %; 25 25-34 th : 14,47%; 35-44 th : 25,79%; 45-54 54 th : 18,87%; > 54 th : 18,87%

Bekerja : 67,92%; Pelajar/mahasiswa : 8,18%; Mengurus rumah tangga : 11,32%; %; Lainnya : 12,58%

Berlibur : 21,38%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 12,58%; Pendidikan : 0,63%; %; Kesehatan : -; Berziarah/keagamaan : 10,06%; Mengunjungi teman/keluarga : 52,83%; Olahraga/kesenian : ; Lainnya : 2,52%

Hotel/akomodasi : 15,09%; Teman/keluarga : 66,04%; Tidak Menggunakan : 13,84%; Lainnya : 5,03%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 418.140,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 11,92%; Makanan & minuman : 25,98%; Angkutan : 36,12%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,22%; Jasa hiburan/rekreasi : 2,6%; Jasa pariwisata lainnya : 0,73%; Cinderamata/belanja : 15,47%; %; Lainnya : 6,95%

< 100 km : 0,63%; 100-500 km : 65,41 65,41%; 501100 km : 18,24%; > 1000 km : 15,72 15,72%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,79 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 64,15%; Perempuan : 35,85%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE BANTEN

Anyer, Pantai Legon, Pantai Sumur, Pantai Muara Baru Tanjungan, Pantai Dadap, Taman Nasional Ujung Kulon, Pantai Carita, Masjid Agung Banten, Pantai Karang Bolong, Pantai Pulau Manuk Langun, Pantai Keusik Panjang, Pantai Ciputih

DTW UTAMA

Sumatera Barat

DIY

Jambi

Riau

Jawa Timur

Jawa Tengah

Lampung

Jawa Barat

DKI Jakarta

Banten

PASAR UTAMA

16. Banten

VII - 18

• Pengkayaan Website (Fitur dan Content) • Penggunaan Soc Social Media untuk promosi daya tarik wisata unggulan dengan Facebook, Twitter, Blog B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Minat Khusus : Ziarah, Desa Wisata) C. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mal Promotion di Jakarta, Bandung D. PUBLIC RELATION : • Bekerjasama dengan komunitas hobbies Jawa Barat untuk mengadakan event khusus (misalnya Motor Club, Car Club) • Pembuatan Film Dokumenter Budaya / Alam (Desa Wisata, Pertanian, Ziarah) E. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival kesenian, Ge Gebyar Budaya Banten,

• Special TV Program (Wisata Budaya/Heritage/Borobudur), di TV Nasional misalnya pada acara Jalan Jalan-Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb • Special Program dengan TV Lokal (Banten TV, CTV, Carita) • Radio Program (Talkshow) • Advertorial di Majalah Gaya Hidup / Majalah Pariwisata

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 8,11%; 15-24 th : 10,47%; 19,59%; 35-44 th : 19,26%; 45-54 th : 54 th : 17,23%

Bekerja : 78,04%; Pelajar/mahasiswa : Mengurus rumah tangga : 5,07%; Lainnya : 9,12%

Berlibur : 22,61%; Profesi/bisnis/MICE Pendidikan : 4,05%; Kesehatan : Berziarah/keagamaan : 16,89%; Mengunjungi teman/keluarga : 42,23%; Olahraga/kesenian : 0,68%; Lainnya : 4,05%

Hotel/akomodasi : 25,68%; Teman/keluarga : 31,42%; Tidak Menggunakan : Lainnya : -

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 928.380,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 9,97%; Makanan & minuman : 17,1%; Angkutan : 38,98%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,28%; hiburan/rekreasi : 1,94%; Jasa pariwisata lainnya : 0,6%; Cinderamata/belanja Lainnya : 7,76%

< 100 km : 2,03%; 100-500 km : 65,57 100 km : 7,77%; > 1000 km : 22,64%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,21 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 69,26%; Perempuan : 30,74%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE BALI

Kuta, Legian, Seminyak, Sanur, Nusa Dua, Ubud, Tanah Lot, Uluwatu, Panglipuran, Jimbaran, Bedugul, Pasar Sukawati, Besakih, Tampaksiring, Trunyan, Nusa Penida, Pantai Lembongan, Istana Taman Tirta Gangga, Batuan, Gianyar, Pantai Lovina

DTW UTAMA

Bali Jawa Timur DKI Jakarta Jawa Tengah Nusa Tenggara Barat DI Yogyakarta Jawa Barat Banten Nusa Tenggara Timur Sulawesi Selatan

PASAR UTAMA

17. B a l i

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

%; 25 25-34 th : < 15 th : 4,55%; 15-24 th : 12,5%; 27,27%; 35-44 th : 27,84%; 45-54 54 th : 18,18%; > 54 th : 9,66%

Bekerja : 82,95%; Pelajar/mahasiswa : 4,55%; Mengurus rumah tangga : 6,82%; %; Lainnya : 5,68%

Berlibur : 11,93%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 10,23%; Pendidikan : 2,27%; %; Kesehatan : 4,55%; Berziarah/keagamaan : 4,55%; Mengunjungi teman/keluarga : 44,89%; Olahraga/kesenian : 1,7%; Lainnya : 19,89%

Hotel/akomodasi : 41,48%; Teman/keluarga : 36,93%; Tidak Menggunakan : 19,89%; Lainnya : 1,7%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 949.710,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 7,7%; Makanan & minuman : 18,83%; Angkutan : 35,88%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0, 0,47%; Jasa hiburan/rekreasi : 1,2%; Jasa pariwisata lainnya : 0,71%; Cinderamata/belanja : 28,52 28,52%; Lainnya : 6,68%

< 100 km : 2,27%; 100-500 km : 85,8%; 85,8 501-100 km : 1,7%; > 1000 km : 10,23%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,86 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 75,57%; Perempuan : 24,43%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE NUSA TENGGARA BARAT

DTW UTAMA Pantai Senggigi, Gili Trawangan, Taman Mayura, Pantai Ampenan, Pura Segara, Taman Narmada, Sekarbela, Gili Nanggu & Gili Gede, Pura Batu Bolong, Pulau Gili Air, Gunung Rinjani, Teluk bima, Pacuan Kuda, Balap Kerbau dan Pertarungan Tongkat di Pamalung, Pulau Moyo, Gunung TAmbora, Desa Donggo, Pulau Ular

Nusa Tenggara Barat Bali Nusa Tenggara Timur DKI Jakarta Jawa Timur Sulawesi Selatan Jawa Tengah DI Yogyakarta Kalimantan Selatan Sulawesi Tenggara

PASAR UTAMA

18. Nusa Tenggara Barat

F.

E.

D.

C.

B.

VII - 20

• Social Media : Facebook, Facebook Twitter, Blog, etc sebagai media promosi jaringan PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Wisata minat Khusus) SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Jakarta Surabaya, Bali PUBLIC RELATION : • Pembuatan Film Dokumenter (Komodo Dragon) • Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Lombok Sumbawa Pearl Festival, Gilis Lombok Fiesta LEMBAGA PROMOSI PARIWISATA (untuk segmen wisnus/wisman)

• Pengkayaan Website khusus pariwisata lokal

• Special TV Program (Wisata Minat Khusus), TV lokal (Lombok TV)) dan TV Nasional misalnya acara JalanJalan Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb • Radio Program (Talkshow) wisata minat khusus – Radio Lokal : Rock, Pelangi, Gautama, Planet DMC. Radio Bali (Menara, Menara, Hard Rock, FBI, Phoenix, Cassanova) • Advertorial di Majalah Pariwisata misalnya Tamasya • Advertorial koran lokal (Lombok ( Bos, Bali Pos)

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 14,08%; 15-24 th : 13,2%; %; 25 25-34 th : 14,96%; 35-44 th : 22,87%; 45-54 54 th : 18,77%; > 54 th : 16,13%

Bekerja : 65,98%; Pelajar/mahasiswa : 5,28%; Mengurus rumah tangga : 15,54%; %; Lainnya : 13,2%

Berlibur : 2,05%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 3,52%; Pendidikan : 2,05%; %; Kesehatan : 1,17%; Berziarah/keagamaan : 0,59%; Mengunjungi teman/keluarga : 78,59%; Olahraga/kesenian : ; Lainnya : 12,02%

Hotel/akomodasi : 3,81%; Teman/keluarga : 85,63%; Tidak Menggunakan : 9,97%; Lainnya : 0,59%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 239.800,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 4,86%; Makanan & minuman : 14,74%; Angkutan : 40,94%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,05%; Jasa hiburan/rekreasi : 0,08%; Jasa pariwisata lainnya : 0,05%; Cinderamata/belanja elanja : 28,96%; Lainnya : 10,31%

< 100 km : 1,17%; 100-500 km : 88,86 88,86%; 501100 km : 3,23%; > 1000 km : 6,74% %

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 55,72%; Perempuan : 44,28%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE NUSA TENGGARA TIMUR

Pulau komodo, Flores, Labuanbajo, Pulau Bidadari, Pantai Batugosok dan Weicucu, Ruteng, Danau Ranamese, Rana Tonjong, Liang Bua, Pantai Ketebe, Ende, Gunung dan Danau Kelimutu

DTW UTAMA

Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Bali Papua Jawa Timur DKI Jakarta Sulawesi Selatan Jawa Barat Jawa Tengah Sulawesi Tengah

PASAR UTAMA

19. Nusa Tenggara Timur

F.

E.

D.

C.

B.

VII - 21

• Advertorial koran lokal ((Pos Kupang) • Pengkayaan Website khusus pariwisata lokal PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Wisata minat Khusus) SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Mall Promotion di Jakarta, Jakarta Surabaya, Bali PUBLIC RELATION : • Pembuatan Film Dokumenter (Komodo Dragon) • Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival budaya, Penyelenggaraan seminar tentang wisata minat khusus, dsb, Festival Lasiana dan Sasando Kupang, Konser onser Musik Atambua LEMBAGA PROMOSI PARIWISATA (untuk segmen wisnus/wisman)

• Special TV Program (Wisata Minat Khusus), TV lokal (TVRI TVRI Kupang) Kupang dan TV Nasional misalnya acara Jalan-Jalan, Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb • Radio Program (Talkshow) wisata minat khusus Kisora, Sonia, What’s What up, Max • Advertorial di Majalah Pariwisata misalnya Tamasya

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 10,34%; 15-24 th : 11,61%; %; 25-34 th : 23,87%; 35-44 th : 21,29%; 45-54 54 th : 17,42%; > 54 th : 15,48%

Bekerja : 77,42%; Pelajar/mahasiswa : 9,03%; Mengurus rumah tangga : 5,16%; %; Lainnya : 8,39%

/MICE: 7,1%; Berlibur : 18,71%; Profesi/bisnis/MICE Pendidikan : 3,87%; %; Kesehatan : 9,68%; Berziarah/keagamaan : 1,29%; Mengunjungi teman/keluarga : 52,9%; Olahraga/kesenian : 0,65%; Lainnya : 5,81%

Hotel/akomodasi : 9,03%; Teman/keluarga : 61,29%; Tidak Menggunakan : 27,1%; Lainnya : 2,58%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 883.590,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 8,25%; Makanan & minuman : 21,46%; Angkutan : 38,41%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,03%; Jasa hiburan/rekreasi : 1,34%; Jasa pariwisata lainnya : 0,27%; Cinderamata/belanja elanja : 27,26%; Lainnya : 2,98%

< 100 km : 5,81%; 100-500 km : 79,35 79,35%; 501100 km : 12,26%; > 1000 km : 2,58% %

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

4,59 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 61,94%; Perempuan : 38,06%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE KALIMANTAN BARAT

Taman Wisata Bukit Kelam, Pantai Pasir Panjang, Pulau Randayan Kecil, Taman wisata Bougenville, Pantai Polaria, pulau Datok, Kep. Karimata

DTW UTAMA

Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur DKI Jakarta Jawa Timur Jawa Barat Kepulauan Riau Jawa Tengah Banten

PASAR UTAMA

20. Kalimantan Barat

E.

D.

C.

B.

VII - 22

• Special TV Program (Wisata Minat Khusus), TV lokal (Metro Metro TV Kalbar) Kalbar dan TV Nasional misalnya acara Jalan-Jalan, Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb • Radio Program (Talkshow) wisata minat khusus - Kita, Volare, M Radio, Kenari • Advertorial di Majalah Pariwisata misalnya Tamasya • Advertorial ertorial koran lokal (Pontianak ( Post, Equator, Metro Pontianak)) dan koran nasional (Kompas) • Pengkayaan Website khusus pariwisata lokal • Social Media : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, Twitter, Blog PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Wisata minat Khusus) SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Penawaran aneka paket wisata lokal di Mal-mal di Jakarta, dan kota-kota kota di kalimantan PUBLIC RELATION : • Pembuatan Film Dokumenter (Singkawang) • Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya Kalimantan EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Pesona Borneo, Konser Musik dengan artis nasional, Festival budaya Dayak, Penyelenggaraan seminar tentang wisata minat khusus, Festival Gerabah, dsb

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : -; 15-24 th : 19,63%; 25-34 34 th : 22,43%; 35-44 th : 29,91%; 45-54 th : 16,82 16,82%; > 54 th : 11,21%

Bekerja : 89,72%; Pelajar/mahasiswa : 3,74%; Mengurus rumah tangga : 3,74%; %; Lainnya : 2,8%

Berlibur : 15,89%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 11,21%; Pendidikan : 6,54%; %; Kesehatan : 3,74%; Berziarah/keagamaan : 2,8%; Mengunjungi teman/keluarga : 57,94%; Olahraga/kesenian : ; Lainnya : 1,87%

Hotel/akomodasi : 10,28%; Teman/keluarga : 85,98%; Tidak Menggunakan : 1,87%; Lainnya : 1,87%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 1.978.620,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 5,91%; Makanan & minuman : 12,82%; Angkutan : 41,66%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,1%; Jasa hiburan/rekreasi : 0,18%; Jasa pariwisata lainnya : 0,09%; Cinderamata/belanja elanja : 30,06%; Lainnya : 9,18%

< 100 km : 2,8%; 100-500 km : 77,57 77,57%; 501-100 km : 15,89%; > 1000 km : 3,74%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

5,58 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 76,64%; Perempuan : 23,36%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE KALIMANTAN TENGAH

DTW UTAMA Pulau Kaja, Danau Tahai, Arboretum, Bukit Tangkiling, Batu Banama, Taman Nasional Tanjung Puting, Pantai Kubu, Kumai, Bukit Sebayan Bungsu, Rumah Betang Ojung Batu, Batu Batangkat, Air Terjun Sukam, Desa Riam Tinggi, Riam Tapin Bini, Air Terjun Palei Kadan, Liang Idai

Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Kalimantan Timur DKI Jakarta Jawa Timur Jawa Barat Kepulauan Riau Jawa Tengah Banten

PASAR UTAMA

21. Kalimantan Tengah

E.

D.

C.

B.

A.

VII - 23

• Social Media ia : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, Twitter, Blog PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Wisata minat Khusus) SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Penawaran aneka paket wisata lokal di Mal-mal di Jakarta, dan kota-kota kota di kalimantan PUBLIC RELATION : • Pembuatan Film Dokumenter • Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya Kalimantan EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Pesona Borneo, Konser Musik dengan artis nasional, Festival budaya Dayak, Penyelenggaraan seminar tentang wisata minat khusus dsb

• Special TV Program (Wisata Minat Khusus), TV lokal (Borneo Borneo TV, Palangkaraya TV, Suara Sampit TV) TV dan TV Nasional misalnya acara Jalan Jalan-Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb • Radio Program (Talkshow) wisata minat khusus Borneo, RDS, Star, Ozon, Labonita • Advertorial di Majalah Pariwisata misalnya Tamasya • Advertorial koran lokal (Kalteng Pos) dan koran nasional (Kompas) • Pengkayaan Website khusus pariwisata lokal

KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 1,66%; 15-24 th : 7,73%; 7,73 25-34 th : 12,71%; 35-44 th : 33,7%; 45-54 54 th : 29,83%; > 54 th : 14,36%

Bekerja : 81,77%; Pelajar/mahasiswa : 4,42%; Mengurus rumah tangga : 7,73%; %; Lainnya : 6,08%

Berlibur : 14,92%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 9,39%; Pendidikan : 2,76%; %; Kesehatan : 1,1%; Berziarah/keagamaan : 11,6%; %; Mengunjungi teman/keluarga : 51,93%; Olahraga/kesenian : 0,55%; Lainnya : 7,73%

Hotel/akomodasi : 9,94%; Teman/keluarga : 57,46%; Tidak Menggunakan : 32,04%; Lainnya : 0,55%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 548.520,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 5,03%; Makanan & minuman : 15,14%; Angkutan : 40,76%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,06%; Jasa hiburan/rekreasi : 0,6%; Jasa pariwisata lainnya : 0,44%; Cinderamata/belanja : 28,04 28,04%; Lainnya : 9,93%

< 100 km : 2,76%; 100-500 500 km : 82,32%; 501100 km : 7,18%; > 1000 km : 7,73% %

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,23 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 65,19%; Perempuan : 34,81%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE KALIMANTAN SELATAN

Pasar Terapung, Pulau Kembang, Pulau Kaget, Marabahan, Banjarbaru, Martapura, Cempaka, Kandangan, Loksado, Pagatan

DTW UTAMA

Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Jawa Timur Kalimantan Barat DKI Jakarta Jawa Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Jawa Barat

PASAR UTAMA

22. Kalimantan Selatan

E.

D.

C.

B.

A.

VII - 24

• Special TV Program (Wisata Minat Khusus), TV lokal (Berau TV, Balikpapan TV, PKTV, Kaltim TV ) dan TV Nasional misalnya acara Jalan-Jalan, Jalan Archipelago, Koper dan Ransel, dsb • Advertorial di Majalah Pariwisata misalnya Tamasya • Advertorial koran lokal (Banjarmasin Post, Kalteng Pos) dan koran nasional (Kompas) • Pengkayaan Website khusus pariwisata lokal • Social Media : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, Twitter, Blog PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Wisata minat Khusus) SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Penawaran aneka paket wisata lokal di Mal-mal di Jakarta, dan kota-kota kota di kalimantan PUBLIC RELATION : • Bekerjasama dengan komunitas hobbies di untuk mengadakan event khusus (misalnya Pencinta Alam, WWF) • Pembuatan Film Dokumenter • Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya Kalimantan EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Pesona Borneo, Konser Musik dengan artis nasional, Festival budaya Dayak, Penyelenggaraan seminar tentang wisata minat khusus, Ecoutourism Forum, dsb

KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 2,48%; 15-24 th : 11,8%; %; 25 25-34 th : 16,15%; 35-44 th : 30,43%; 45-54 54 th : 23,6%; > 54 th : 15,53%

Bekerja : 71,43%; Pelajar/mahasiswa : 4,35%; Mengurus rumah tangga : 14,29%; %; Lainnya : 9,94%

Berlibur : 18,01%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 11,18%; Pendidikan : 8,7%; %; Kesehatan : -; Berziarah/keagamaan : 3,11%; Mengunjungi teman/keluarga : 54,66%; Olahraga/kesenian : 0,62%; Lainnya : 3,73%

Hotel/akomodasi : 52,17%; Teman/keluarga : 35,4%; Tidak Menggunakan : 8,7%; Lainnya : 3,73%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 1.116.770,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 7,27%; Makanan & minuman : 14,09%; Angkutan : 46,54%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,06%; Jasa hiburan/rekreasi : 0,83%; Jasa pariwisata lainnya : 0,1%; Cinderamata/belanja elanja : 24,48%; Lainnya : 6.63%

< 100 km : -; 100-500 km : 47,83 47,83%; 501-100 km : 10,56%; > 1000 km : 41,61%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

11,09 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 64,60%; Perempuan : 35,40%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE KALIMANTAN TIMUR

Wanawisata Km 10, Hutan Lindung Sungai Wain, Taman Agrowisata, Pantai Manggar segarasari, Pantai Melawai, Masjid Raya Darussalam, Pusat Kerajinan Sarung Samarinda, Kawasan Citra Niaga, Air Terjun Tanah Merah, Wisata Budaya Pampang, Istana Kesultanan Kutai, Museum Mulawarman, Pulau Kumala, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto

DTW UTAMA

Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Jawa Timur Jawa Tengah DKI. Jakarta Kalimantan Barat Sulawesi Selatan Jawa Barat Sulawesi Tengah

PASAR UTAMA

23. Kalimantan Timur

F.

E.

D.

C.

B.

A.

VII - 25

• Social Media : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, Twitter, Blog PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Wisata minat Khusus) JOINT PROMOTION bekerjasama dengan bank dan hotel /dtw : menawarkan paket kredit wisata SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Penawaran aneka paket wisata lokal di Mal-mal di Jakarta, dan kota-kota di kalimantan PUBLIC RELATION : • Bekerjasama dengan komunitas hobbies di untuk mengadakan event khusus (misalnya Pencinta Alam, WWF) • Pembuatan Film Dokumenter • Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya Kalimantan EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival Jepen, Pesona ona Borneo Konser Musik dengan artis nasional, Festival budaya Dayak, Beads Conference dan Festival dsb

• Pengkayaan Website khusus pariwisata lokal

• Advertorial koran lokal dan koran nasional juga untuk segmen Ekspatriat

• Advertorial di Majalah Gaya Hidup/Harian Berbahasa asing dengan target Ekspatriat, Komunitas Hobbies, dan Weekender misalnya yang ada di Jakarta

• Special TV Program (Wisata Minat khusus), TV lokal (Berau TV, Balikpapan TV, PKTV, Kaltim TV ) dan TV Nasional misalnya acara Jalan Jalan-Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb

KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 7,91%; 15-24 th : 12,95%; %; 25 25-34 th : 15,11%; 35-44 th : 28,78%; 45-54 54 th : 17,27%; > 54 th : 17,99%

Bekerja : 73,38%; Pelajar/mahasiswa : 6,47%; Mengurus rumah tangga : 6,47%; %; Lainnya : 13,67%

Berlibur : 31,65%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 5,76%; Pendidikan : 1,44%; %; Kesehatan : 1,44%; Berziarah/keagamaan : 11,51%; Mengunjungi teman/keluarga : 42,45%; Olahraga/kesenian : 0,44%; Lainnya : 4,32%

Hotel/akomodasi : 10,07%; Teman/keluarga : 44,6%; Tidak Menggunakan : 45,32%; Lainnya : -

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 619.150,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 9,15%; Makanan & minuman : 15,14%; Angkutan : 28,19%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,07%; Jasa hiburan/rekreasi : 3,16%; Jasa pariwisata lainnya : 0,62%; Cinderamata/belanja elanja : 29,34%; Lainnya : 14,34%

< 100 km : 12,95%; 100-500 km : 63,31%; 63,31 501100 km : 14,39%; > 1000 km : 9,35% %

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,12 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 71,94%; Perempuan : 28,06%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE SULAWESI UTARA

Taman Alut Bunaken, Danau Tondano, Bukit Kasih, Kota Lokon, Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

DTW UTAMA

Memora, Sukadharma,

JOINT PROMOTION bekerjasama dengan bank dan hotel /dtw : menawarkan paket kredit wisata SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Penawaran aneka paket wisata lokal di Mal-mal mal di Jakarta, Sulawesi utara, Sulawesi Selatan

I. J.

DKI Jakarta

VII - 26

K. PUBLIC RELATION : • Bekerjasama dengan komunitas hobbies di Sulawei Utara untuk mengadakan event khusus (misalnya Motor Club, Car Club) • Pembuatan Film Dokumenter tema marine • Pembuatan Film dengan setting DTW utama (marine) • Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya (night bazaar,Kuliner) L. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Kemilau Sulawesi, Festival Kuliner, Festival Layang-Layang, Layang Lomba Diving nasional , Konser Musik dengan artis nasional,Festival l,Festival Bunnga di Tomohon M. KELEMBAGAAN BAGAAN PARIWISATA : Lembaga promosi pariwisata

H. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Bahari, Kuliner, Budaya, minat khusus lainnya)

• Social Media : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, Twitter, Blog

• Pengkayaan WEBsite dengan material e-book, e e-brochure

• Advertorial koran lokal (Koran Makassar, Kora Palu)

• Advertorial di Majalah Gaya Hidup/Harian Berbahasa asing dengan target Ekspatriat, Komunitas Hobbies, dan Weekender misalnya yang ada di Jakarta

Visi)

• Radio Program – Talkshow (Smart,

• Special TV Program (Wisata Budaya, Wisata Bahari, Minat khusus lainnya), TV Kabel dan TV Teresterial (TV Nasional) misalnya acara Jalan-Jalan, Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb

G. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Maluku

Jawa Timur

Maluku Utara

Kalimantan Timur

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Sulawesi Tenggara

Gorontalo

Sulawesi Utara

PASAR UTAMA

24. Sulawesi Utara

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 5,38%; 15-24 th : 14,25%; %; 25 25-34 th : 23,66%; 35-44 th : 27,96%; 45-54 54 th : 16,94%; > 54 th : 11,83%

Bekerja : 83,33%; Pelajar/mahasiswa : 3,76%; Mengurus rumah tangga : 7,8%; %; Lainnya : 5,11%

Berlibur : 2,42%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 16,67%; Pendidikan : 3,23%; %; Kesehatan : 3,49%; Berziarah/keagamaan : 0,54%; Mengunjungi teman/keluarga : 62,9%; Olahraga/kesenian : 0,27%; Lainnya : 10,48%

Hotel/akomodasi : 6,99%; Teman/keluarga : 73,39%; Tidak Menggunakan : 16,94%; Lainnya : 2,69%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 371.260,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 3,86%; Makanan & minuman : 23,58%; Angkutan : 38,27%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : -; Jasa hiburan/rekreasi : -; Jasa pariwisata lainnya : 0,27%; Cinderamata/belanja : 23,33%; %; Lainnya : 10,69%

< 100 km : -; 100-500 km : 80,65%; %; 501-100 km : 9,41%; > 1000 km : 9,95%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

4,32 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 68,55%; Perempuan : 31,45%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE SULAWESI TENGAH

Lembah Pipikoro, Desa Mapahi, Pantai Nalera, Pulau Kelelawar, Pulau Makakata, Cagar Alam Morowali, Teluk Tomori, Pulau Luntungan, Pemandian Alam Kamalingan, Keraton Raja Banggai, Makam Raja Mandapar, Pulau Sampusampuan, Pantai Kilo Lima

DTW UTAMA

Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara DKI Jakarta DI Yogyakarta Jawa Tengah Jawa Barat Jawa Timur Bali

PASAR UTAMA

25. Sulawesi Tengah

VII - 27

A. KAMPANYE MEDIA • Siaran khusus di TV lokal (Palu TV, Nuansa TV) • Radio program (Bulava, Best, WANA, Sakura, Nine, Smart) – talk show • Advertorial koran lokal (Koran Palu) dan Koran Nasional (Kompas) • Advertorial di Majalah Pariwisata Nasional (Tamasya) atau majalah gaya hidup yang beredar di Jakarta • Pembuatan buatan web site promosi pariwisata Sulawesi Tengah B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (wisata minat khusus – Island Life) C. DIRECT SELLING : Mall promotion di Jakarta, Makassar, Manado D. PUBLIC RELATION : Pembuatan CD film dokumenter tentang ntang daya tarik wisata utama dan disosialisasikan pada berbagai event nasional Partisipasi pada Festival Teluk Palu, Kemilau Sulawesi E. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival Budaya, Konser Musik,

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 12,65%; 15-24 24 th : 22,63%; 25-34 th : 19,24%; 35-44 th : 19,34%; 45-54 54 th : 14,71%; > 54 th : 11,42%

Bekerja : 58,64%; Pelajar/mahasiswa : 15,02%; Mengurus rumah tangga : 11,42%; %; Lainnya : 14,92%

Berlibur : 32,92%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 9,77%; Pendidikan : 2,06%; %; Kesehatan : 2,16%; Berziarah/keagamaan : 0,93%; Mengunjungi teman/keluarga : 47,33%; Olahraga/kesenian : 0,21%; Lainnya : 4,63%

Hotel/akomodasi : 6,79%; Teman/keluarga : 56,89%; Tidak Menggunakan : 33,74%; Lainnya : 2,57%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 404.710,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 2,3%; Makanan & minuman : 17,72%; Angkutan : 46,55%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,04%; Jasa hiburan/rekreasi : 0,34%; Jasa pariwisata lainnya : 0,23%; Cinderamata/belanja elanja : 22,22%; Lainnya : 10,6%

< 100 km : 23,66%; 100-500 km : 54,73%; 54,73 501100 km : 13,17%; > 1000 km : 8,44% %

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

4,23 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 57,82%; Perempuan : 42,18%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE SULAWESI SELATAN

Benteng Rotterdam, Museum La Galigo, Museum Balla Lampoa, Maros, Air Terjun Bantimurung, Gua Leang-Leang, Salukan Karang, Gua Pattunuang, Leang Panninge, Gua Bulu' Sipong, Cagar Alam Karaenta

DTW UTAMA

Jawa Barat

Maluku Utara

DKI Jakarta

Kalimantan Timur

Jawa Timur

Sulawesi Utara

Gorontalo

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tengah

Sulawesi Selatan

PASAR UTAMA

26. Sulawesi Selatan

VII - 28

• Social Media : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, Twitter, Blog B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (Bahari, Kuliner, Budaya, minat khusus lainnya) C. JOINT PROMOTION bekerjasama dengan bank dan hotel /dtw : menawarkan paket kredit wisata misalnya mengunjungi Trans Studio D. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Penawaran aneka paket wisata lokal di Mal-mal mal di Jakarta, dan kota kota-kota lain di Sulawesi Selatan E. PUBLIC RELATION : • Bekerjasama dengan komunitas hobbies di Makassar untuk mengadakan event khusus (misalnya Motor Club, Car Club) • Pembuatan Film Dokumenter tema Budaya • Pembuatan Film dengan setting DTW utama (Bantimurung) • Penyelenggaraan aneka festival dan pekan budaya (night bazaar, antiquing) F. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival Jazz Rotterdam Makassar, Festival Phinisi Tanjung Bira, Festival Lovely December Tana Toraja, Kemilau Sulawesi, Sulawesi Festival Kuliner, Festival Layang-Layang, Boat Competition, Lomba mba Selancaar/Surfing nasional , Konser Musik dengan artis nasional G. KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga promosi pariwisata

• Pengkayaan WEBsite dengan material e-book, e e-brochure

• Special TV Program (Wisata Budaya, Wisata Bahari, Minat khusus lainnya), TV Kabel dan TV Teresterial (TV Nasional) misalnya acara Jalan-Jalan, Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb • Radio Program – Talkshow (Bharata, GamasiKharisma, Prambors, Gama) • Advertorial di Majalah Gaya Hidup/Harian Berbahasa asing dengan target Ekspatriat, Komunitas Hobbies, dan Weekender misalnya yang ada di Jakarta • Advertorial koran lokal (Koran Makassar, Kora Palu)

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 13,68%; 15-24 th : 19,02%; %; 25-34 th : 22,86%; 35-44 th : 21,58%; 45-54 54 th : 15, 15,81%; > 54 th : 7,05%

Bekerja : 62,61%; Pelajar/mahasiswa : 17,31%; Mengurus rumah tangga : 8,55%; %; Lainnya : 11,54%

Berlibur : 23,29%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 9,83%; Pendidikan : 5,34%; %; Kesehatan : 1,92%; Berziarah/keagamaan : 1,28%; Mengunjungi teman/keluarga : 54,06%; Olahraga/kesenian : 1,07%; Lainnya : 3,21%

Hotel/akomodasi : 10,68%; Teman/keluarga : 57,05%; Tidak Menggunakan : 29,91%; Lainnya : 2,35%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 405.300,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 8,19%; Makanan & minuman : 21,17%; Angkutan : 40,49%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : -; Jasa hiburan/rekreasi : -; Jasa pariwisata lainnya : 0,21%; Cinderamata/belanja : 21,6%; 21,6 Lainnya : 8,35%

< 100 km : 22,22%; 100-500 km : 55,34%; 55,34 501100 km : 11,32%; > 1000 km : 11,11 11,11%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

4,75 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 56,84%; Perempuan : 43,16%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE SULAWESI TENGGARA

Dekranas, Perkampungan Gembol, Teluk Kendari, Lapangn Golf Sanggoleo, Pantai Nembo, Air Terjun Lahundape, Pantai Batu Gong, Air Terjun Kambu, Pulau Hari, Rawa Opa, Una'aha, Raha, Danau Napabele, Pantai Melerua, Gua Mabalu, Bau-Bau, Kepulauan Tukang Besi, Pulau hoga

DTW UTAMA

Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Utara DKI Jakarta DI Yogyakarta Jawa Tengah Jawa Barat Jawa Timur Bali

PASAR UTAMA

27. Sulawesi Tenggara

VII - 29

A. KAMPANYE MEDIA • Siaran khusus di TV lokal ( Kendari TV) • Radio program (Suara Kendari, Ozzon, M Radio, BM, Anoa) – talk show • Advertorial koran lokal (Sultra Pos) dan Koran Nasional (Kompas) • Advertorial di Majalah Pariwisata Nasional (Tamasya) atau majalah gaya hidup yang beredar di Jakarta • Pembuatan web site promosi pariwisata Sulawesi Barat B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (wisata minat khusus) C. DIRECT SELLING : Mall promotion di Jakarta, Makassar, Manado D. PUBLIC RELATION : Pembuatan CD film dokumenter tentang daya tarik wisata utama dan disosialisasikan pada berbagai event nasional E. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival Budaya, Konser Musik,

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 10,68%; 15-24 th : 23,3%; %; 25-34 th : 24,76%; 35-44 th : 23,79%; 45-54 54 th : 13,11%; > 54 th : 4,37%

Bekerja : 67,48%; Pelajar/mahasiswa : 3,59%; Mengurus rumah tangga : 11,62%; %; Lainnya : 6,31%

Berlibur : 28,64%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 14,56%; Pendidikan : 0,97%; %; Kesehatan : 3,4%; Berziarah/keagamaan : -; Mengunjungi teman/keluarga : 49,51%; Olahraga/kesenian : 0,49%; Lainnya : 2,43%

Hotel/akomodasi : 2,91%; Teman/keluarga : 64,08%; Tidak Menggunakan : 3,01%; Lainnya : -

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 256.710,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 4,27%; %; Makanan & minuman : 23,65%; Angkutan : 30,58%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,12%; Jasa hiburan/rekreasi : -; Jasa pariwisata lainnya : 0,78%; Cinderamata/belanja : 31,97 97%; Lainnya : 8,64%

< 100 km : 21,84%; 100-500 km : 67,48%; 67,48 501100 km : 6,8%; > 1000 km : 3,88%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

2,14 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 61,65%; Perempuan : 38,35%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE GORONTALO

Danau Limboto, Benteng Otanaha, Pantai Lahilote, Pantai Indah, Pantai Karang Citra, Pantai Pasir Putih, Air Terjun Lombonga, Cagar Alam Tangole

DTW UTAMA

DKI Jakarta

Maluku

Jawa Timur

Maluku Utara

Kalimantan Timur

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Utara

Gorontalo

PASAR UTAMA

28. Gorontalo

VII - 30

A. KAMPANYE MEDIA • Siaran khusus di TV lokal ( Molluca TV, Ambon TV) • Radio program (Memora, Civica, Selebes, SK) – talk show • Advertorial koran lokal (Gorontalo Pos, Koran Sulut) dan Koran Nasional (Kompas) • Advertorial di Majalah Pariwisata Nasional (Tamasya) atau majalah gaya hidup yang beredar di Jakarta • Pembuatan web site promosi pariwisata Gorontalo B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (wisata minat khusus) C. DIRECT SELLING : Mall promotion di Jakarta, Makassar, ar, Manado D. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival Budaya, Konser Musik,

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 10,49%; 15-24 th : 14,2%; %; 25-34 th : 29,01%; 35-44 th : 22,84%; 45-54 54 th : 13,58%; > 54 th : 9,88%

Bekerja : 73,46%; Pelajar/mahasiswa : 3,7%; Mengurus rumah tangga : 12,35%; %; Lainnya : 10,49%

Berlibur : 2,47%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 11,11%; Pendidikan : 1,85%; %; Kesehatan : 1,85%; Berziarah/keagamaan : -; Mengunjungi teman/keluarga : 65,43%; Olahraga/kesenian : ; Lainnya : 17,28%

Hotel/akomodasi : 5,56%; Teman/keluarga : 71,6%; Tidak Menggunakan : 19,14%; Lainnya : 3,7%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 221.330,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 2,3%; Makanan & minuman : 17,72%; Angkutan : 46,55%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,04%; Jasa hiburan/rekreasi : 0,34%; Jasa pariwisata lainnya : 0,23%; Cinderamata/belanja elanja : 22,22%; Lainnya : 10,6%

< 100 km : -; 100-500 km : 65,43 65,43%; 501-100 km : 19,14%; > 1000 km : 15,43%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

6,14 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 67,90%; Perempuan : 32,10%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE SULAWESI BARAT

Pantai Dato Pangalle, Pantai Rangkas, Pantai Maluno, Pemandian Air Panas Limboro, Makam Syekh Abdul Manan, Perahu Sandeq, Makam Imanang, Makam Lambeng Susu

DTW UTAMA

Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Tenggara DKI Jakarta DI Yogyakarta Jawa Tengah Jawa Barat Jawa Timur

PASAR UTAMA

29. Sulawesi Barat

VII - 31

A. KAMPANYE MEDIA 1. Special TV Program di TV Nasional misalnya pada acara Jalan-Jalan, Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb 2. Siaran khusus di TV lokal ( Molluca TV, Ambon TV) 3. Radio program (M ( Three, Ghelamor, PLS, ST) – talk show 4. Advertorial koran lokal (Ambon Express, Radar Ambon, Suara Maluku, Seram Pos) 5. Advertorial di Majalan Pariwisata Nasional (Tamasya) 6. Pembuatan web site promosi pariwisata Sulawesi barat B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (wisata minat khusus) C. DIRECT SELLING : Mall promotion di Jakarta, Makassar, Manado D. PUBLIC RELATION : • Pembuatan Film Dokumenter Budaya tema wisata minat khusus - bahari • Melibatkan para hobbies wisata minat khusus (komunitas pecinta alam) untuk mengadakan gathering atau special event di Maluku Utara E. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival Budaya, Konser Musik,

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

%; 25 25-34 th : < 15 th : 8,33%; 15-24 th : 16,67%; 18,33%; 35-44 th : 16,67%; 45-54 54 th : 26,67%; > 54 th : 13,33%

Bekerja : 58,33%; Pelajar/mahasiswa : 10%; Mengurus rumah tangga : 15%; %; Lainnya : 16,67%

Berlibur : 50%; Profesi/bisnis/MICE: 3,33%; Pendidikan : -; Kesehatan : -; Berziarah/keagamaan : 5%; Mengunjungi teman/keluarga : 31,67%; Olahraga/kesenian : 1,67%; Lainnya : 8,33%

Hotel/akomodasi : 5%; Teman/keluarga : 26,67%; Tidak Menggunakan : 56,67%; Lainnya : 11,67%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 540.870,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 2,86%; Makanan & minuman : 15,18%; Angkutan : 49,29%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : -; Jasa hiburan/rekreasi : 2,11%; Jasa pariwisata lainnya : 0,04%; Cinderamata/belanja elanja : 24,02%; Lainnya : 6,49%

< 100 km : 60%; 100-500 km : 15%; 15 501-100 km : 1,67%; > 1000 km : 23,33%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

4,48 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 55%; Perempuan : 45%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE MALUKU

Soya Atas, Taman Natsepa Indah, Waai, Pulau Pombo, Benteng Amsterdam, Pulau Buru, Danau Namniwel, danau Jikumerasa, Benteng Defencie, Pulau Saparua, Pulau Haruku, Pulau Nusa Laut, Pulau Seram, Bandaneira, Benteng Nassau, Benteng Belgica, Rumah Hatta, Istana Mini, Pulau Gunung Api, Pulau Banda BEsar, Pulau SyahrirPulau Ai, Kepulauan KEi, Gua Luwat, KEpulauan Tanimbar, Saumlaki

DTW UTAMA

Maluku Maluku Utara Papua Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan DKI Jakarta Nusa Tenggara Barat

PASAR UTAMA

30. Maluku

Special TV Program di TV Nasional misalnya pada acara Jalan Jalan-Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb Siaran khusus di TV lokal ( Molluca TV, Ambon TV) Radio program (Suara Pelangi, DMS, Binaya, Manusela) – talk show Advertorial di Majalah Gaya Hidup/Harian Berbahasa asing dengan target Ekspatriat di Jakarta Advertorial koran lokal (Ambon Express, Radar Ambon, Suara Maluku, Seram Pos) • •

VII - 32

Pembuatan web site promosi pariwisata maluku utara Social Media : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, Twitter, Blog B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (wisata minat khusus) - wisata bahari C. PUBLIC RELATION : • Pembuatan Film Dokumenter Budaya tema wisata minat khusus - bahari • Melibatkan para hobbies wisata minat khusus (komunitas pecinta alam) untuk men mengadakan gathering atau special event di Maluku Utara D. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival Budaya Maluku





• •



A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : 10,94%; 15-24 24 th : 34,38%; 25-34 th : 29,69%; 35-44 th : 12,5%; 45-54 54 th : 7,81%; > 54 th : 4,69%

Bekerja : 64,02%; Pelajar/mahasiswa : 14,06%; Mengurus rumah tangga : 9,38%; %; Lainnya : 12,5%

Berlibur : 42,19%; Profesi/bisnis/MICE /MICE: 20,31%; Kesehatan : 1,56%; %; Berziarah/keagamaan : 3,13%; Mengunjungi teman/keluarga : 29,69%; Lainnya : 3,13%

Hotel/akomodasi : 7,81%; Teman/keluarga : 48,44%; Tidak Menggunakan : 43,75%

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 437.390,00 per orang per perjalanan

%; Makanan & minuman : Akomodasi : 6,02%; 11,24%; Angkutan : 49,26%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : 0,09%; 0,09 Jasa hiburan/rekreasi : 1,66%; %; Jasa pariwisata lainnya : 1,13%; Cinderamata/belanja /belanja : 22,96%; Lainnya : 7,62%

< 100 km : 42,19%; 100-500 km : 51,56 51,56%; 501100 km : 6,25%; > 1000 km : 0%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,61 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 64,06%; Perempuan : 35,94%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE MALUKU UTARA

Kota Ternate, Kedaton Sultan Ternate, Benteng Oranye, Benteng Talukko, Batu Angus, Sulamadaha, Danau Talire Besar, Danau Ngade, Benteng Kalamata, Gunung Gamalama, Marikurubu, Pulau Tidore, Soa siu, Pulau Mare, Pulau Maitara, Pulau Halmahera, Goa Sagea, Air Terjun Cibi Cebi, Pantai Manaf, Danau Galela dan Makete, Pantai Kupa-upa dan luari,, Tabelo, Danau Duma, Danau Makete, Kao, Tanjung MAnus, Kepaluan Kayoa, Kepulauan Obi, Pulau Morotai, Pulau Dodola, Kepulauan Bacan, Benten Bernaveld, Kedaton Sultan Bacan

DTW UTAMA

Maluku Utara Maluku Papua Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan DKI Jakarta Nusa Tenggara Barat

PASAR UTAMA

31. Maluku Utara

VII - 33

E. PUBLIC RELATION : • Pembuatan Film Dokumenter Budaya tema wisata minat khusus - bahari • Melibatkan para hobbies wisata minat khusus (komunitas pecinta alam) untuk mengadakan gathering atau special event di Maluku Utara F. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival Budaya Maluku Utara G. KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga promosi pariwisata Indonesia T Timur (Joint kelembagaan dg wilayah lain di Indonesia bagian Timur)

paket wisata di Mal-mal Mal di Jakarta

• Pembuatan web site promosi pariwisata maluku utara • Social Media : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, Twitter, Blog B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (wisata minat khusus) - wisata bahari C. JOINT PROMOTION bekerjasama dengan bank dan hotel /dtw : menawarkan paket kredit wisata ke Maluku misalnya untuk target segmen di Jakarta D. SALES PROMOTION/ DIRECT SELLING : Penawaran aneka

• Advertorial di Majalah Gaya Hidup/Harian Berbahasa asing dengan target Ekspatriat di Jakarta

• Special TV Program di TV Nasional misalnya pada acara Jalan-Jalan, Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb • Radio program – talk show

A. KAMPANYE MEDIA

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

< 15 th : -; 15-24 th : 13,89%; 25-34 34 th : 33,33%; 35-44 th : 25%; 45-54 th : 11,11%; %; > 54 th : 16,67%

Bekerja : 80,56%; Pelajar/mahasiswa : 5,56%; Mengurus rumah tangga : -%; %; Lainnya : 13,89%

Berlibur : 47,22%; Profesi/bisnis/MICE: 16,67%; Pendidikan : 5,56%; Kesehatan : -; Berziarah/keagamaan : 8,33%; Mengunjungi teman/keluarga : 19,44%; Olahraga/kesenian : -; Lainnya : 2,78%

Hotel/akomodasi : 25%; Teman/keluarga : 25%; Tidak Menggunakan : 50%; Lainnya : -

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 1.373.620,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 3,99%; Makanan & minuman : 17,52%; Angkutan : 54,95%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : -; Jasa hiburan/rekreasi : 0,04%; Jasa pariwisata lainnya : 0,04%; Cinderamata/belanja elanja : 22,48%; Lainnya : 0,96%

< 100 km : 52,78%; 100-500 500 km : 0,56%; 501100 km : 2,78%; > 1000 km : 13,89% %

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

3,75 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 75%; Perempuan : 25%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE PAPUA BARAT

Sorong, Pantai Casuari, Pulau Jefman, Smenanjung Kasuari, Pulau Buaya, Pulau Kafiau, Pulau Matan, Air Panas Klaijili, Danau Giji dan Danau Gita, Teluk Cendrawasih, Pulau Rumberpan, Pulau Wairondi, Panati Ambon, Danau Kabari, rumah Kaki Seribu, Pegunungan Meja, Air Terjun Maredred, Pulau Tubir Seram, Kepaulauan Raja Ampat

DTW UTAMA

Papua Maluku Maluku Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Jawa Timur DKI Jakarta Jawa Barat Nusa Tenggara Barat

PASAR UTAMA

32. Papua Barat

VII - 34

A. KAMPANYE MEDIA 7. Special TV Program di TV Nasional misalnya pada acara Jalan-Jalan, Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb 8. Advertorial di Majalah Gaya Hidup/Harian Berbahasa asing dengan target Ekspatriat di Jakarta 9. Pembuatan web site promosi pariwisata papua 10. Social Media : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, Twitter, Blog B. PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (wisata minat khusus) C. JOINT PROMOTION bekerjasama dengan bank dan hotel /dtw : menawarkan enawarkan paket kredit wisata ke Papua misalnya untuk target segmen di Jakarta D. PUBLIC RELATION : • Pembuatan Film Dokumenter Budaya Papua tema wisata minat khusus • Melibatkan para hobbies wisata minat khusus (komunitas pecinta alam, pendaki gunung) untuk mengadakan gathering atau special event di papua E. EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival Budaya Papua F. KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga promosi pariwisata Indonesia Timur (Joint kelembagaan dg wilayah lain di Indonesia bagian Timur)

PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

%; 25 25-34 th : < 15 th : 2,94%; 15-24 th : 5,88%; 23,53%; 35-44 th : 23,23%; 45-54 54 th : 26,47%; > 54 th : 17,65%

Bekerja : 76,47%; Pelajar/mahasiswa : 5,88%; Mengurus rumah tangga : 8,82%; %; Lainnya : 8,82%

Berlibur : 38,24%; Profesi/bisnis/MICE: 17,65%; Pendidikan : 11,76%; Kesehatan : -; Berziarah/keagamaan : 8,82%; Mengunjungi teman/keluarga : 17,65%; Olahraga/kesenian : 5,88%; Lainnya : -

Hotel/akomodasi : 38,24%; Teman/keluarga : 26,47%; Tidak Menggunakan : 35,29%; Lainnya : -

Usia

Kegiatan Utama

Maksud Kunjungan

Akomodasi Digunakan

Rp 1.338.760,00 per orang per perjalanan

Akomodasi : 3,99%; Makanan & minuman : 17,52%; Angkutan : 54,95%; Pertunjukan seni, museum & jasa kebudayaan : -; Jasa hiburan/rekreasi : 0,04%; Jasa pariwisata lainnya : 0,04%; Cinderamata/belanja elanja : 22,48%; Lainnya : 0,96%

< 100 km : 32,35%; 100-500 500 km : 26,47%; 501100 km : 2,94%; > 1000 km : 38,24%

Rata-rata Pengeluaran

Komposisi Pengeluaran

Jarak

Sumber : Statistik Wisatawan Nusantara 2008

6,85 hari

Rata-rata Lama Tinggal

yang

Laki-laki : 73,53%; Perempuan : 26,47%

Jenis Kelamin

PROFIL WISNUS YANG BERKUNJUNG KE PAPUA

Danau Sentani, Pantai Hamadi, Monumen Pepera dan Yos Sudarso, Pantai Dok II, Teluk Yosefa, Teluk Imbi, Jembatan Maro, Pantai Sarmi, Pantai Holmafen, Pantai Bosnik, Teluk Urfu, monumen PD II, Taman Laut Cendrawasih, Kepaulauan Kuran, Pantai Ketuapi, Pulau Noboba, Perkampungan Ansus, Pulau & Pantai Nusi, Pantai GEdo, Pulau Ahe, Lembah BAliem, Kuala Kencana, Gunung Grasberg, Atraksi Bakar Batu, Atraksi Panah Babi, Taman NAsional Wasur, Musamus

DTW UTAMA

Papua Maluku Maluku Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Jawa Timur DKI Jakarta Jawa Barat Nusa Tenggara Barat

PASAR UTAMA

33. Papua

F.

E.

D.

C.

B.

A.

Special TV Program di TV Nasional misalnya pada acara Jalan-Jalan, Jalan, Archipelago, Koper dan Ransel, dsb Advertorial di Majalah Gaya Hidup/Harian Berbahasa asing dengan target Ekspatriat di Jakarta Pembuatan web site promosi pariwisata papua

KAMPANYE MEDIA



VII - 35

Social Media : promosi daya tarik wisata unggulan dengan menggunakan Facebook, Twitter, Blog PRINTING MATERIAL : Pencetakan brosur wisata tematik (wisata minat khusus) JOINT PROMOTION bekerjasama dengan bank dan hotel /dtw : menawarkan paket kredit wisata ke Papua misalnya untuk target segmen di Jakarta PUBLIC RELATION : Pembuatan Film Dokumenter Budaya Papua tema wisata minat khusus Melibatkan para hobbies wisata minat khusus (komunitas pecinta alam, pendaki gunung) untuk mengadakan gathering atau special event di papua EVENT & EXPERIENCE MARKETING : Festival Budaya Papua KELEMBAGAAN PARIWISATA : Lembaga promosi pariwisata Indonesia Timur (Joint kelembagaan dg wilayah lain di Indonesia bagian Timur)







PROGRAM PROMOSI PRIORITAS

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2009, Statistik Indonesia. 2009. BPS, Jakarta. Depbudpar, Riset Wisnus, 2004, Depbudpar, Jakarta. Kebijakan dan Strategi Pemasaran Pariwisata. 2009. Direktorat Jenderal Pemasaran, Departemen Kebudayan dan Pariwisata Kebijakan dan Strategi Pemasaran Wisata Nusantara. 2002. Direktorat Jenderal Pemasaran, Departemen Kebudayan dan Pariwisata Keyser, Risk., 1993, Tourist Destination Image, Artikel Lepas Panduan Pemasaran Pariwisata yang Bertanggungjawab (Responsible Tourism Marketing). 2009. Direktorat Jenderal Pemasaran, Departemen Kebudayan dan Pariwisata Pemasaran Bertanggung Jawab (Responsible Marketing). 2002. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Debuti Bidang Pemasaran dan Kerjasama Luar Negeri PITANA, I Gde, I Ketut Surya Diarta. Pengantar Ilmu Pariwisata. Statistik Wisatawan Nusantara (Survei Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan). 2008. BPS & Depbudpar World

Tourism Organization. 2004. Indicators of Development for Tourism Destination. Spanyol.

Sustainable

UU No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan PP No 67 Tahun 1996 Tenteng Penyelenggaraan Kepariwisataan Inpres RI No 16 Tahun 2005 tentang Pembangunan Pariwisata Terpadu

Buku Putih Pemasaran Pariwisata Nusantara

Permen Kebudayaan dan Pariwisata No 07/HK.001/MKP 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Renstra Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2010 – 2014 www.bps.go.id www.budpar.go.id

View more...

Comments

Copyright © 2017 DATENPDF Inc.