Cedera Kepala Ringan

November 13, 2017 | Author: Anonymous | Category: Documents
Share Embed


Short Description

Cedera Kepala Ringan. · Definisi: Penderita sadar dan berorientasi (GCS 14-15). · Pengelolaan: 1. Riwayat: Nama, umur,...

Description

Cedera Kepala Ringan · Definisi: Penderita sadar dan berorientasi (GCS 14-15). · Pengelolaan: 1. Riwayat: Nama, umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan, mekanisme cedera, waktu cedera, tidak sadar segera setelah cedera, amnesia (retrograde, antegrade), nyeri kepala (ringan, sedang, berat). 2. Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik 3. Pemeriksaan neurologis terbatas 4. Radiografi tengkorak 5. Radiografi servikal dan lain-lain atas indikasi 6. Kadar alkohol darah serta urin untuk skrining toksik 7. Pemeriksaan CT scan idealnya dilakukan bila didapatkan tujuh pertama dari kriteria rawat. · Kriteria Rawat: 1. Amnesia post traumatika jelas (lebih dari 1 jam) 2. Riwayat kehilangan kesadaran (lebih dari 15 menit) 3. Penurunan tingkat kesadaran 4. Nyeri kepala sedang hingga berat 5. Intoksikasi alkohol atau obat 6. Fraktura tengkorak 7. Kebocoran CSS, otorrhea atau rhinorrhea 8. Cedera penyerta yang jelas 9. Tidak punya orang serumah yang dipertanggungjawabkan 10. CT scan abnormal

dapat

· Dipulangkan dari UGD: 1. Tidak memenuhi kriteria rawat 2. Beritahukan untuk kembali ke rumah sakit bila timbul masalah dan jelaskan tentang 'lembar observasi 3. Jadwalkan untuk kontrol ulang dalam 1 minggu Cedera Kepala Sedang ·

Definisi : Penderita biasanya tampak kebingungan (konfusi)

atau mengantuk (somnolen) namun tetap mampu untuk mengikuti perintah sederhana (GCS 9-13). · Pengelolaan: 1. Sama dengan untuk cedera kepala ringan ditambah pemeriksaan darah sederhana. 2. CT scan kepala pada semua kasus 3. Dirawat untuk observasi · Setelah dirawat: 1. Pemeriksaan neurologis periodik (setiap setengah jam). 2. CT scan ulangan hari ketiga atau lebih awal bila ada perburukan neurologis atau penderita akan pulang. 3. Pengamatan TIK dan pengukuran lain seperti untuk cedera kepala berat . · Bila kondisi membaik (90%): 1. Pulang bila memungkinkan 2. Kontrol di poliklinik biasanya pada 2 minggu, 3 bulan, 6 bulan, dan bila perlu 1 tahun setelah cedera. · Bila kondisi memburuk (10%): Bila penderita tidak mampu melakukan perintah lagi, segera lakukan pemeriksaan CT scan ulangan dan penatalaksanaan sesuai protokol cedera kepala berat. Walau pasien ini masih mampu menuruti perintah sederhana, mereka dapat memburuk secara cepat. Karenanya harus ditindak hampir seperti halnya terhadap pasien cedera kepala berat, walau mungkin dengan kewaspadaan yang tidak begitu akut terhadap urgensi. Saat masuk UGD, lakukan anamnesis singkat dan stabilisasi kardiopulmonal sebelum pemeriksaan neurologis. Tes darah termasuk pemeriksaan rutin, profil koagulasi, kadar alkohol dan contoh untuk bank darah. Film tulang belakang leher diambil, CT scan umumnya diindikasikan. Pasien dirawat untuk pengamatan bahkan bila CT scan normal. Cedera Kepala Berat · Definisi: Penderita tidak mampu mengikuti bahkan perintah

sederhana karena gangguan kesadaran (GCS 3-8). · Pengelolaan: 1. ABCDE 2. Primary survey dan resusitasi 3. Secondary survey dan riwayat AMPLE 4. Reevaluasi neurologis: GCS  Kemampuan membuka mata  Respons motor  Respons verbal  Reaksi cahaya pupil 5. Obat-obat Terapeutik:  Mannitol  Hiperventilasi sedang (PCO2 8) 1. Pastikan jalan nafas korban clear (pasang ET), berikan oksigenasi 100% dan jangan banyak memanipulasi gerakan leher sebelum cedera cervical dapat disingkirkan. 2. Berikan cairan secukupnya (ringer laktat/ringer asetat) untuk resusitasi korban agar tetap normovolemia, atasi hipotensi yang terjadi dan berikan transfusi darah jika Hb kurang dari 10 gr/dl. 3. Periksa tanda vital, adanya cedera sistemik di bagian anggota tubuh lain, GCS dan pemeriksaan batang otak secara periodik. 4. Berikan manitol iv dengan dosis 1 gr/kgBB diberikan secepat mungkin pada penderita dengan ancaman

herniasi dan peningkatan TIK yang mencolok. 5. Berikan anti edema cerebri: kortikosteroid deksametason 0,5 mg 3×1, furosemide diuretik 1 mg/kg BB tiap 6-12 jam bila ada edema cerebri, berikan anti perdarahan. 6. Berikan obat-obatan neurotonik sebagai obat lini kedua, berikan anti kejang jika penderita kejang, berikan antibiotik dosis tinggi pada cedera kepala terbuka, rhinorea, otorea. 7. Berikan antagonis H2 simetidin, ranitidin iv untuk mencegah perdarahan gastrointestinal. 8. Koreksi asidodis laktat dengan natrium bikarbonat. 9. Operasi cito pada perkembangan ke arah indikasi operasi. Fisioterapi dan rehabilitasi. DAFTAR PUSTAKA Arief, M, Suprohaitta, Wahyu, J.K, Wiewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Media Aesculapius FKUI. Jakarta Mc. Closkey, Joanne C. PHD, RN, FAAN, Bu Lechec Gloria, M, PhD, FAAN 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC INC. St. Louis Cedera Kepala. www.medilinux.glogspot.com 2007 Saani, Syaiful. 2007. Cedera Kepala Pediatrik Berat Pertimbangan Khusus. www.medilinux.glogspot.com Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta. Prima Med Smeltzer, Suzanne C.2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth.Ed 8. Jakarta. EGC

View more...

Comments

Copyright © 2017 DATENPDF Inc.