Makalah Roda Gigi

July 31, 2018 | Author: Anonymous | Category: Documents
Share Embed


Short Description

PENGUKURAN RODA GIGI 2. 1 DASAR TEORI RODA GIGI 2.1.1 Pengertian Roda Gigi Sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi...

Description

BAB II PENGUKURAN RODA GIGI

2. 1 DASAR TEORI RODA GIGI 2.1.1 Pengertian Roda Gigi

Sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk konversi

torsi

dan

kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk  diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya. Beberapa jenis transmisi yang biasa digunakan adalah sabuk, rantai dan roda gigi. Tranmisi

sabuk

merupakan

salah

satu

jenis

sistem

transmisi

dengan

tenaga/daya/momen puntir ditransmisikan dari poros yang satu keporos yang lain melalui sebuah belt yang melingkar pada puli yang terpasang pada poros. Transmisi rantai digunakan untuk mentransmisikan daya dimana jarak kedua  poros besar dan dikehendaki tidak terjadi slip. Rantai sebagian besar digunakan untuk  mengirimkan gerakan dan daya dari satu poros ke poros yang lain, seperti ketika jarak   pusat antara poros pendek seperti pada sepeda, sepeda motor, mesin pertanian , dan konveyor. [1]. Selain transmisi sabuk dan rantai terdapat juga transmisi roda gigi. Roda gigi ialah roda yang mempunyai gigi-gigi pada kelilingnya yang digunakan untuk meneruskan daya dari roda satu ke roda lain yang berkaitan dengan roda gigi pertama tersebut. Roda gigi pada umumnya dimaksudkan adalah suatu benda dari logam atau non logam yang  bulat dan pipih pada pinggirnya bergerigi. Pada umumnya roda r oda gigi dibuat dari bahan logam untuk memindahkan beban yang berat, kalau gaya yang dipindahkan tidak berat dapat digunakan roda gigi dari bahan non logam. Nomenklatur dari roda gigi terlihat  pada gambar 2.1. Transmisi yang berubah  – ubah berangsur-angsur juga dapat diperoleh menggunakan roda-roda gigi. Roda gigi memiliki kelebihan dibandingkan dengan transmisi lain yaitu: a. Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar   b. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana c. Kemampuan menerima beban lebih tinggi

d. Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil e. Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan  pengukuran yang kecil kecil dan daya yang besar 

Gambar 2.1 2.1 Nomenklatur roda gigi [2] Roda gigi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan transmisi lainya, yakni Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli. Keuntungan transmisi roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan gigi yang mampu mencegah slip, dan daya yang ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi tidak bisa mentransmisikan daya sejauh yang bisa dilakukan sistem transmis i roda dan puli kecuali ada banyak roda gigi yang terlibat di dalamnya. [3]

2.1.2 Jenis Roda Gigi

Beberapa jenis roda gigi, diantaranya: 2.1.2.1 Profil Gigi

Berdasarkan profil gigi, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut: A. Profil gigi sikloida (cycloide) Struktur gigi melengkung cembung dan cekung pola sikloida. Jenis gigi ini cukup  baik karena presisi dan ketelitianya baik, dapat meneruskan daya da ya lebih besar dari jenis yang sepadan, juga kausanya dapat lebih lama. Tetapi mempunya kerugian, diantaranya  pembuatanya lebih sulit dan pemasanganya harus lebih teliti (tidak dapat digunakan sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih mahal. Profil roda gigi sikloida dapat dilihat di tabel 2.1 di bawah ini.

d. Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil e. Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan  pengukuran yang kecil kecil dan daya yang besar 

Gambar 2.1 2.1 Nomenklatur roda gigi [2] Roda gigi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan transmisi lainya, yakni Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli. Keuntungan transmisi roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan gigi yang mampu mencegah slip, dan daya yang ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi tidak bisa mentransmisikan daya sejauh yang bisa dilakukan sistem transmis i roda dan puli kecuali ada banyak roda gigi yang terlibat di dalamnya. [3]

2.1.2 Jenis Roda Gigi

Beberapa jenis roda gigi, diantaranya: 2.1.2.1 Profil Gigi

Berdasarkan profil gigi, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut: A. Profil gigi sikloida (cycloide) Struktur gigi melengkung cembung dan cekung pola sikloida. Jenis gigi ini cukup  baik karena presisi dan ketelitianya baik, dapat meneruskan daya da ya lebih besar dari jenis yang sepadan, juga kausanya dapat lebih lama. Tetapi mempunya kerugian, diantaranya  pembuatanya lebih sulit dan pemasanganya harus lebih teliti (tidak dapat digunakan sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih mahal. Profil roda gigi sikloida dapat dilihat di tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Profil gigi sikloida (cycloide) Gambar

Konstruksi kurva sikloida

Keterangan

Jenis gigi ini cukup baik karena  presisi dan ketelitianya baik, dapat meneruskan daya lebih besar dari  jenis yang sepadan, juga kausanya

Persinggungan roda gigi sikloida

dapat lebih lama.

B. Profil gigi evolvente struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Roda gigi jenis ini dilihat pada tabel 2.2. Jenis gigi ini struktur cukup sederhana, cara  pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan maupun teliti, harga dapat lebih murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis profil gigi evolvente dipakai sebagai profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi.

Tabel 2.2 Profil gigi evolvente Gambar

Kurva roda gigi evolvente

Keterangan

Jenis gigi ini memiliki struktur  cukup sederhana, cara pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan maupun teliti, harga dapat lebih murah.

Persinggungan roda gigi evolvente

C. Profil gigi khusus Roda gigi ini dibuat dengan suatu spesifikasi khusus atau keperluan tertentu sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, misalnya bentuk busur lingkaran dan miring digunakan untuk transmisi daya yang besar dan khusus. Roda gigi khusus dapat dilihat di tabel 2.3.

Tabel 2.3 Profil gigi khusus Gambar

Keterangan

Roda gigi ini dibuat dengan suatu spesifikasi khusus atau keperluan tertentu sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan

[4] 2.1.2.2 Jalur Gigi

Berdasarkan jalur gigi, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut: A. Roda gigi lurus Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar  dengan poros. Gigi-gigi roda gigi ini berjajar pada bidang silinder dimana kedua bidang silinder tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan sumbu tetasejajar. Jenis-jenis roda r oda gigi lurus dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini.

Tabel 2.4 Jenis - jenis roda gigi lurus No.

1.

Gambar

Roda gigi lurus luar

Keterangan Keterangan

Roda gigi paling sederhana yang terdiri dari silinder atau piringan dengan gigigigi yang terbentuk secara radial.

2.

Roda gigi dalam

Roda gigi yang gigi-giginya terletak di  bagian dalam dari silinder roda gigi. Roda gigi internal tidak mengubah arah  putaran.

3.

Roda gigi pinion

Perpaduan rack dan pinion menghasilkan mekanisme transmisi, dimana torsi ditransmisikan dari gaya  putar ke gaya translasi atau sebaliknya.

4.

Roda gigi lurus permukaan

Roda gigi lurus permukaan yang memiliki dua sumbu saling berpotongan dengan sudut sebesar 90°.

B. Roda gigi miring Bentuk dasar geometrisnya sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur profil giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Dengan adanya kemiringan alur  gigi, maka perbandingan kontak yang terjadi jauh lebih besar dibanding Roda gigi lurus yang seukuran, sehingga pemindahan putaran maupun beban pada gigi-giginya  berlangsung lebih halus. Jenis - jenis roda gigi miring dapat dilihat pada tabel 2.5 dibawah ini. Tabel 2.5 Jenis - jenis roda gigi miring No.

1.

Gambar

Roda gigi miring

Keterangan

Roda gigi yang bersudut membuat pertemuan antara gigi-gigi, dimana gigi-giginya memenuhi ruang antara gigi sehingga menyebabkn tegangan dan getaran.

2.

Roda gigi miring silang

Roda gigi yang memiliki poros silang sehingga memiliki gerakan putaran yang berbeda arah  poros dengan roda gigi pasanganya

3.

Roda gigi miring

Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong yang terdapat celah diantara pertemuan gigi nya, dengan gigi-gigi yang terbentuk di  permukaannya

4.

Roda gigi miring ganda

Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk di  permukaannya.

C. Roda gigi kerucut Roda Gigi kerucut sering disebut juga Roda Gigi payung atau Bevel Gear. Peaggunaannya secara umum untuk pengtransmisian putaran dan beban dengan posisi sumbu menyudut berpotongan dimana kebanyakan bersudut 90 o. Khusus jenis Roda gigi payung hypoid, posisi sumbunya bersilangan. Jenis  – jenis roda gigi kerucut seperti  pada tabel 2.6. Pada pemasangan Roda gigi payung umumnya salah satu dipasang dengan kanstruksi tumpuan melayang, terutama pada Roda gigi penggerak. Tabel 2.6 Jenis – jenis roda gigi kerucut No.

1.

Gambar

Roda gigi kerucut lurus

Keterangan

Roda gigi kerucut yang alur giginya lurus dan menuju ke puncak kerucut. Besarnya sudut puncak kerucut merupakan ukuran  bagi putaran porosnya

2.

Roda gigi kerucut miring

Gigi roda gigi kerucut miring berbentuk  kurva miring seperti pada roa gigi kerucut. Roda gigi kerucut yang alur  giginya miring menuju ke puncak  kerucut.

3.

Roda gigi kerucut spiral

Gigi roda gigi kerucut spiral berbentuk  kurva dan miring terhadap permukaan  jarak bagi kerucut. kontak dimulai dan satu ujung gigi dan bergerak sepanjang gigi sampai bagian akhir.

4.

Roda gigi kerucut miring

Gigi roda gigi kerucut miring berbentuk  kurva miring seperti pada roa gigi kerucut. Roda gigi kerucut yang alur  giginya miring menuju ke puncak  kerucut.

5.

Roda gigi kercut miring ganda

Gigi roda gigi kerucut miring ganda yang memilik bentuk hampir sama dengan kerucut miring, tetapi roda gigi ini memiliki kemiringan ganda pada gigi nya dan menuju ke puncak kerucut.

D. Roda gigi cacing Roda gigi cacing menyerupai screw berbentuk batang yang dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu cara termudah untuk  mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang rendah. Roda gigi cacing mirip dengan roda gigi heliks, kecuali pada sudut gigi-giginya yang mendekati 90 derajat, dan bentuk badannya biasanya memanjang mengikuti arah aksial. Jika ada setidaknya satu gigi yang mencapai satu putaran mengelilingi badan roda gigi, maka itu adalah roda gigi cacing. Jika tidak, maka itu adalah roda gigi heliks. Jenis  –  jenis roda gigi cacing seperti terlihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7 Jenis – jenis roda gigi cacing No.

1.

Gambar

Roda gigi cacing silindris

Keterangan

Roda gigi berbentuk batang yang dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi ini merupakan salah satu cara termudah untuk mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang rendah.

2.

Roda gigi cacing selubung ganda

Roda gigi cacing yang hampir memiliki

globoid

karakteristik sama dengan roda gigi cacing silindris, tetapi roda gigi cacing globoid memiliki selubung ganda.

3.

Roda gigi cacing samping

Roda

gigi

karakteristik

cacing gigi

 – 

yang giginya

memiliki berada

disamping, atau penempatan gigi  –  ginya di samping

[5] 2.1.2.3 Letak Poros

Berdasarkan letak poros, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut : A. Roda gigi dengan poros sejajar  Roda gigi dimana giginya berjajar pada bidang silinder (bidang jarak bagi), kedua  bidang silinder tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan sumbu tetasejajar. Jenis  –  jenis roda gigi poros sejajar dapat dilihat pada tabel 2.8 dibawah ini.

Tabel 2.8 Jenis – jenis roda gigi dengan poros sejajar  No.

1.

Gambar

Roda gigi lurus

Keterangan

Roda gigi paling sederhana, yang terdiri dari silinder atau piringan dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial.

2.

Roda gigi miring

Roda gigi yang bersudut membuat  pertemuan antara gigi-gigi, dimana gigigiginya memenuhi ruang antara gigi sehingga menyebabkn tegangan dan getaran.

3.

Roda gigi miring ganda

Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk di  permukaannya.

4.

Roda gigi luar

Roda gigi dimana gigi  – giginya terletak  dibagian luar dari lingkaran

5.

Batang gigi pinion

Perpaduan rack dan pinion menghasilkan mekanisme torsi yang biasa digunakan pada  beberapa jenis kendaraan untuk mengubah rotasi dari setir kendaraan menjadi  pergerakan ke kanan dan ke kiri dari rack  sehingga roda berubah arah.

B. Roda gigi dengan poros berpotongan Roda gigi yang letak gigi-giginya berjajar pada dua bidang kerucut atau satu  bidang silindris dengan satu bidang datar melingkar. Roda gigi dengan poros  berpotongan memiliki beberapa jenis yang dapat dilihat pada tabel 2.9. Kedua bidang tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan sumbu  berpotongan.

Tabel 2.9 Jenis – jenis roda gigi dengan poros berpotongan No.

1.

Gambar

Roda gigi kerucut lurus

Keterangan

Roda gigi kerucut yang alur giginya lurus dan menuju ke puncak kerucut. Besarnya sudut  puncak kerucut merupakan ukuran bagi putaran  porosnya

2.

Roda gigi kerucut spiral

Gigi roda gigi kerucut spiral berbentuk kurva dan miring terhadap permukaan jarak bagi kerucut. kontak dimulai dan satu ujung gigi dan  bergerak sepanjang gigi sampai bagian akhir.

3.

Roda gigi kerucut zerol

Gigi roda gigi kerucut spiral nol berbentuk  kurva seperti pada roda gigi kerucut, tetapi dengan sudut spiral nol. Roda gigi model ini dapat bekerja lebih halus.

4.

Roda gigi kerucut miring

Gigi roda gigi kerucut miring berbentuk kurva miring seperti pada roa gigi kerucut. Roda gigi kerucut yang alur giginya miring menuju ke  puncak kerucut.

5.

Roda gigi kercut miring ganda

Gigi roda gigi kerucut miring ganda yang memilik bentuk hampir sama dengan kerucut miring, tetapi roda gigi ini memiliki kemiringan ganda pada gigi nya dan menuju ke puncak  kerucut.

6.

Roda gigi permukaan dengan

Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong

 poros berpotongan

dengan gigi-gigi yang terbentuk di  permukaannya. Sudut antara kedua roda gigi  bevel bisa berapa saja kecuali 0 dan 180.

7.

Roda gigi miring silang

Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong yang terdapat celah diantara pertemuan gigi nya, dengan gigi-gigi yang terbentuk di  permukaannya

C. Roda gigi dengan poros silang Roda gigi yang gigi-giginya berjajar pada dua bidang silindris atau dua bidang kerucut atau satu bidang silindris dengan satu bidang ulir. Untuk pasangan roda gigiulir, perputaran roda gigi diatur oleh pergerakan ulir yang disebabkan perputaran poros ulir, serta sumbu roda gigi menyilang sumbu poros ulir. Jenis  – jenis roda gigi ini dapat dilihat pada tabel 2.10 dibawah ini. Tabel 2.10 Jenis – jenis roda gigi dengan poros silang No.

1.

Gambar

Roda gigi cacing silindris

Keterangan

Roda gigi berbentuk batang yang dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi ini merupakan salah satu cara termudah untuk mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang rendah.

2.

Roda

gigi

cacing

selubung

ganda golboid

Roda gigi cacing yang hampir memiliki karakteristik sama dengan roda gigi cacing silindris, tetapi roda gigi cacing globoid memiliki selubung ganda.

3.

Roda gigi cacing samping

Roda gigi cacing yang memiliki karakteristik  gigi

 – 

giginya berada disamping, atau

 penempatan gigi – ginya di samping

4.

Roda gigi hyperboloid

Roda gigi yang memiliki poros silang sehingga memiliki gerakan putaran yang  berbeda arah poros dengan roda gigi  pasanganya

5.

Roda gigi hipoid

Roda gigi yang memiliki karakteristik sama dengan roda gigi bevel, akan tetapi roda gigi hipoid kedua aksisnya tidak saling  berpotongan

6.

Roda gigi permukaan silang

Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk di  permukaannya.

[5]

2.1.2.4 Arah Putaran

Berdasarkan arah putaran, roda gigi diklasifikasikan sebagai beri kut: A. Arah putaran berlawanan Roda gigi yang memiliki arah putaran yang saling berlawanan antara dua roda gigi saat bekerja seperti pada tabel 2.11

Tabel 2.11 Roda gigi dengan arah putaran berlawanan Gambar

Roda gigi luar

Keterangan

Roda gigi yang memiliki arah putaran yang saling berlawanan antara dua roda gigi saat bekerja

B. Arah putaran searah Roda gigi yang memiliki arah putaran yang searah antara dua roda gigi saat  bekerja seperti pada tabel 2.12

Tabel 2.12 Roda gigi dengan arah putaran searah No.

1.

Gambar

Roda gigi dalam

Keterangan

Roda gigi yang memiliki arah putaran yang searah antara dua roda gigi saat bekerja

2.

Roda gigi pinion

Perpaduan rack dan pinion menghasilkan mekanisme torsi yang pergerakanya akan menghasilkan arah yang searah

[5]

2.1.3 Fungsi Roda Gigi

Fungsi dari roda gigi adalah untuk: A. Roda gigi berfungsi untuk meneruskan daya Roda gigi bersama  –  sama dengan putaran poros penggerak pada roda gigi ini menerukan daya. Daya ini diteruskan melalui dari poros penggerak ke poros yang digerakkan yang saling terhubung satu sam lain seperti pada gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Roda gigi sebagai penerus daya [6] B. Roda gigi berfungsi untuk mengubah putaran poros Mengubah putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan, yaitu dari  putaran tinggi ke putaran rendah atau dari putaran rendah ke putaran tinggi seperti pada gambar 2.3. Bisa juga mengubah putaran di sini berarti membuat arah putaran poros yang digerakkan berlawanan dengan arah putaran poros penggerak.

Gambar 2.3 Roda gigi sebagai pengubah putaran [7] C. Roda gigi berfungsi untuk memindahkan zat cair  Memindahkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain, misalnya oli, minyak tanah, dan sebagainya. Jadi, fungsi roda gigi di sini adalah sebagai pompa zat cair. Dalam otomotif dikenal adanya sistem pelumas dengan roda gigi. Pelumasan pada roda gigi ini dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.

Sumber 2.4 Roda gigi sebagai pemindah zat cair [8] [9] 2.1.4 Material yang Digunakan dalam Pembuatan Roda Gigi

Roda gigi dapat dibuat dari berbagai material tergantung pada kebutuhannya. Dari segi desain mesin, bending stregth dan pitting resistance. Material pembuat roda gigi digolongkan menjadi 3, yaitu: 2.1.4.1 Ferrous (Logam Besi)

 Ferrous atau logam besi adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Roda gigi ferrous dibagi menjadi : A. Baja Tempa ( Forged Steel ) Dalam berbagai penggunaan, merupakan bahan yang paling memuaskan karena mampu mengkombinasikan harga murah dan kekuatan. Baja tempa dibuat dengan mengkombinasikan surface strength dan kekerasan yang baik, sehingga dapat dibuat roda gigi menurut kekerasannya. Roda gigi dari baja tempa tampak pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Roda gigi dari baja tempa [10] B. Besi Cor ( Cast Iron ) Roda gigi yang terbuat dari bahan besi cor lebih tahan terhadap gesekan, memiliki gluing dan pitting resistance tinggi tetapi murah dan mudah dibuat. Roda gigi dari

 bahan ini seperti terlihat pada gambar 2.6. Karena tensile strength-nya rendah, hanya digunakan untuk beban dan kecepatan rendah.

Gambar 2.6 Roda gigi dari besi cor [11] 2.1.4.2 Non-ferrous 

Logam non besi merupakan semua unsur logam dimana komposisi utamanya  bukan besi. Logam non besi juga sering digunakan walaupun pada umumnya jarang sekali di industri, karena Logam besi lebih banyak dipakai semua industri. Roda gigi non-ferrous dibagi menjadi : A. Alumunium Logam ini ringan, tahan korosi dan mudah untuk proses permesinan, selain itu alumunium juga mudah dibentuk, dan non-magnetik. Roda gigi alumunium juga digunakan pada industri penerbangan. Roda gigi yang terbuat dari bahan alumunium dapat dilihat pada gambar 2.7 dibawah ini.

Gambar 2.7 Roda gigi dari alumunium[12] A. Tembaga Tembaga merupakan material yang lunak, mudah ditekuk dan dibentuk tanpa keretakan. Tembaga bisa juga digulung menjadi berbagai bentuk. Merupakan logam yang ulet dan tahan terhadap korosi. Punya kekuatan yang tinggi untuk roda gigi. Digunakan pada industri kapal karena tahan korosi. Gambar 2.8 dibawah ini merupakan roda gigi yang terbuat dari bahan tembaga.

Gambar 2.8 Roda gigi dari tembaga [13] B. Kuningan Kuningan merupakan logam yang murah, dan punya sifat tahan pada korosi. Kuningan memiliki kekuatan dan kekerasan yang baik. Kuningan secara luas digunakan untuk kualitas material roda gigi dengan biaya rendah. Gambar 2.9 dibawah ini merupakan roda gigi yang terbuat dari bahan tembaga.

Gambar 2.9 Roda gigi dari kuningan [14] 2.1.4.3 Non Metal

Unsur non metal adalah unsur yang memiliki sifat rapuh dan mudah patah, sukar  dibentuk, kecuali karbon titik didih dan titik leleh rendah, tidak mengkilapbersifat oksidator, oksidanya bersifat asam. Beberapa jenis roda gigi non metal : A. Kayu Roda gigi awalnya terbuat dari kayu dengan pasak silinder. Digunakan untuk  kincir angin dan kincir air untuk mengurangi atau meningkatkan kecepatan rotasi dari kincir. Roda gigi yang terbuat dari kayu dapat dilihat pada gambar 2.10 dibawah ini.

Gambar 2.10 Roda gigi dari kayu [15]

B. Plastik  Roda gigi yang terbuat dari material plastik akan memiliki kelebihan yang ringan, fleksible, dan tahan karat. Akan tetapi material plastik ini akan mudah terdeformasi  pada saat digunakan. Gambar 2.11 dibawah ini merupakan roda gigi yang terbuat dari  bahan plastik.

Gambar 2.11 Roda gigi plastik [16] [17] 2.1.5 Proses Pembuatan Roda Gigi

Gambar 2.12 Jenis – Jenis Cara Pembuatan Roda Gigi [18] 2.1.5.1 Forming 

Proses metal forming adalah suatu proses pembuatan roda gigi dengan mempergunakan gaya tekan untuk mengubah bentuk dan atau ukuran dari bahan ( raw material) menjadi sebuah roda gigi.Dalam pembuatan roda gigi menggunakan cara forming diantaranya adalah casting, sintering, ekstruding, dan forging.

2.1.5.1.1 Casting 

Pengecoran

(casting )

adalah

suatu

proses

membuat

roda

gigi

dengan

menuangankan material cair yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan sehingga terbentuk   produk roda gigi. Berikut adalah macam-macam proses casting : A. Sand casting  Proses pembuatan roda gigi dengan cara mencetak bentuk roda gigi pada cetakan dari pasir yang kemudian rongga tersebut diisi dengan logam yang telah dicairkan melalui pemanasan. Roda gigi yang terbentuk biasanya berukuran besar dan memiliki akurasi rendah. Proses dan produk sand casting dapat dilihat pada gambar 2.13.

Gambar 2.13 Sand Casting [19] B. Die casting  Die Casting adalah salah satu jenis pengecoran dengan cara memaksa logam cair  ke dalam cetakan baja dengan menggunakan tekanan tinggi sehingga terbentuk roda gigi dengan akurasi tinggi. Gambar 2.14 dibawah ini merupakan proses dan produk die casting.

Gambar 2.14 Die Casting [20] C. Investment casting  Investment casting merupakan salah satu cara/metoda pembentukan roda gigi melalui proses pengecoran dimana proses pembentukannya dilakukan pada cetakan

yang terbuat dari lilin. Gambar 2.15 dibawah ini merupakan proses dan produk  investment casting.

Gambar 2.15 Investment Casting [21] 2.1.5.1.2 Sintering  Sintering adalah proses pengikatan partikel melalui proses pemanasan dibawah titik lebur yang dilakukan selama proses penekanan untuk dibuat roda gigi. Proses ini menghasilkan roda gigi yang tidak terlalu kuat, tetapi proses produksinya sangat murah. Gambar 2.16 dibawah ini merupakan proses sintering dan produknya.

Gambar 2.16 Proses Sintering [22] 2.1.5.1.3 Extruding  Extruding adalah proses manufaktur kontinu yang digunakan untuk mencetak  roda gigi yang panjang dengan penampang yang tetap. Roda gigi yang terbentuk   biasanya memiliki bentuk yang panjang dan kemudian dipotong sesuai dengan kebutuhan. Gambar 2.17 dibawah ini merupakan proses dan produk extruding.

Gambar 2.17 Proses Extruding [23]

2.1.5.1.4 Forging  Forging atau penempaan adalah proses pembentukan roda gigi secara plastis dengan memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk . Gaya tekan yang diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis (Hidrolis atau Pneumatis). Gambar 2.18 dibawah ini merupakan proses Forging dan produknya.

Gambar 2.18 Proses Forging [24]

2.1.5.2 Machining

Pemesinan adalah proses pembentukan roda gigi dari material dengan  pemotongan dan menggunakan mesin perkakas dari bentuk material mentah menjadi sebuah produk. Cara ini meliputi roughing ( pembentukan awal ) menggunakan milling atau rack cutter, dan finishing process untuk meningkatkan kepresisian gigi. 2.1.1.2.1

Roughing

Roughing merupakan proses untuk mengurangi ukuran benda kerja secepatcepatnya tanpa memperhatikan kualitas permukaan hasil penyekrapan,hingga mendekati ukuran yang dikehendaki.Proses ini meliputi forming, generating, shaping, dan hobbing  process. A. Milling Material dipotong dengan pahat mesin milling. Gambar 2.19 dibawah ini adalah  proses milling.

Gambar 2.19 Proses Milling [25]

B. Generating Material dibentuk dengan cara memutarnya dengan rack atau roda gigi yang dikeraskan. Gambar 2.20 dibawah ini adalah proses generating.

Gambar 2.20 Proses generating [26] C. Hobbing Material dibentuk dengan pahat roda gigi khusus untuk hobbing. Gambar 2.21 dibawah ini adalah proses hobbing.

Gambar 2.21 Hobbing [27] 2.1.1.2.2

Finishing

Proses ini adalah proses untuk meningkatkan keakurasian gigi seperti akurasi dimensi, surface finish, atau hardness dengan atau tanpa mengurangi materal benda kerja. Proses – prosesnya meliputi: A. Shaving Seperti shaping, tetapi menggunakan pahat yang lebih presisi dan hanya untuk  finishing gigi yang kurang keakurasiannya. Proses shaving dapat dilihat pada gambar  2.22 dibawah ini.

Gambar 2.22 Shaving [28]

B. Grinding Menggunakan gerinda untuk menghaluskan permukaan roda gigi setelah mengalami roughing dengan cara mengurangi sedikit dimensi roda gigi. Proses grinding dapat dilihat pada gambar 2.22 dibawah ini.

Gambar 2.23 Grinding [29] C. Burnishing Gear yang sudah dikeraskan dijalankan ke gear yang baru menjalankan roughing  proses, gaya yang terjadi mengakibatkan gear yang baru di roughing mengalami regangan plastis yang meningkatkan kualitas permukaan gigi. Proses burnishing dapat dilihat pada gambar 2.19 dibawah ini.

Gambar 2.24 Burnishing [30] D. Lapping dan Honning Menggesekkan material yang mudah diabrasi dan dibentuk ke pemotong berbentuk  gigi sehingga di material terbentuk pola gigi yang halus

Gambar 2.25 Lapping [31] [32]

2.1.6 Dimensi Utama pada Roda Gigi

Berikut adalah bagian-bagian yang penting pada roda gigi yaitu : A. Diameter pitch Banyaknya gigi untuk tiap satu inchi dari diameter lingkaran pitch.

Gambar 2.26 Diameter pitch [33] B. Modul  Perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi.

Gambar 2.27 Modul [34] C. Circular pitch Jarak arc yang diukur pada lingkaran  pitch dari salah satu sisi sebuah gigi ke sisi yang sama dari gigi yang berikutnya.

Gambar 2.28 Circular pitch [35] D. Addendum  Addendum ( Add ) adalah jarak radial dari lingkaran  pitch sampai pada ujung  puncak dari gigi.

Gambar 2.29 Addendum [36] E. Kelonggaran (Clearance) Jarak radial dari ujung puncak sebuah gigi roda gigi yang satu ke bagian dasar  dari gigi roda gigi yang lain untuk suatu pasangan roda gigi.

Gambar 2.30 Kelonggaran (Clearance) [37] F.  Dedendum Jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada dasar dari gigi.

Gambar 2.31 Dedendum [38] G. Working Depth Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak dikurangi dengan jarak poros.

Gambar 2.32 Working depth [39]

H. Clearance Circle Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari gigi yang  berpasangan.

Gambar 2.33 Clearance circle [40] I.  Pitch point  Titik singgung dari lingkaran  pitch dari sepasang rodagigi yang berkontak yang  juga merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.

Gambar 2.34 Pitch point [41]

J.  Addendum circle Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.

Gambar 2.35 Addendum circle [42] K.  Dedendum circle Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.

Gambar 2.36 Dedendum circle [43] L. Width of space Tebal ruang antara rodagigi diukur sepanjang lingkaran pitch.

Gambar 2.37 Width of space [44] M. Sudut tekan ( pressure angle) Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala gigi.

Gambar 2.38 Sudut tekan (pressure angle) [45]  N. Kedalaman total (total depth) Jumlah dari adendum dan dedendum.

Gambar 2.39 Kedalaman total total depth) [46]

O. Tebal gigi (tooth thickness) Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.

Gambar 2.40 Tebal gigi (tooth thickness) [47] [48] 2. 2 TUJUAN PRAKTIKUM PENGUKURAN RODA GIGI 2.2.1 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum pengukuran roda gigi adalah : A. Menyebutkan jenis-jenis dan fungsi roda gigi B. Menjelaskan komponen-komponen penting pada roda gigi C. Menyebutkan beberapa alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur komponen  penting dari roda gigi D. Mengukur roda gigi dengan alat dan cara yang tepat dan benar  E. Menganalisis hasil-hasil pengukuran roda gigi

2. 3 PERALATAN DAN BENDA UKUR  2.3.1 Alat Ukur Praktikum dan Gambarnya

Alat ukur yang digunakan saat praktikum pengukuran roda gigi adalah sebagai  berikut : A. Jangka Sorong (Vernier Calliper) Alat ini digunakan untuk mengukur ketebalan roda gigi. Alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Gambar vernier calliper dapat dilihat pada gambar  2.43 dibawah ini.

Gambar 2.41 Vernier Calliper [49] B. Busur bilah atau bevel protrector  Alat ini digunakan untuk memeriksa bidang bersudut pada benda kerja yang disekrap. Alat ini merupakan pengembangan dari protractor dengan sebuah atau dua  buah lengan yang bisa berputar.. Bentuk lain dari bevel protrator adalah bevel protractor  mekanis yang banyak dipakai dalam proses permesinan maupun pembuatan mold. Gambar bevel protrector dapat dilihat pada gambar 2.44 dibawah ini.

Gambar 2.42 Bevel Protactor [49] C. Gear Tooth Micrometer  Gear tooth micrometer digunakan untuk mengukur diameter pits. Diameter pits adalah diameter dari silinder khayal dengan sumbu yang berimpit dengan sumbu ulir  dan memotong sisi ulir sedemikian rupa sehingga tebal ulir dari jarak ruang kosong diantara sisi ulir yang berseberangan adalah sama dengan setengah dari pits. Gambar  gear tooth micrometer dapat dilihat pada gambar 2.50 dibawah ini.

Gambar 2.43 Gear Tooth Micrometer [50]

D. CMM Sebuah perangkat 3D untuk mengukur karakteristik geometris fisik sebuah obyek. Mesin ini dapat dikendalikan secara manual oleh operator atau mungkin komputer dikendalikan. Mesin CMM tampak pada gambar 2.51. Proses pengukuran  pada CMM machine

didefinisikan oleh

probe yang menempel pada sumbu dan

 bergerak 3 dimensi pada mesin ini.

Gambar 2.44 CMM [49]

2.3.2 Cara Menggunakan Macam  –  Macam Alat Ukur

 A. Vernier Calliper  1. Letakkan benda ukur pada rahang vernier calliper . 2. Jepit benda ukur hingga rahang mengapit benda ukur. 3. Kencangan dengan memutar clamping screw 4. Baca skala yang ditunjukkan 5. Kapasitas ukur 150 mm 6. Kecermatan 0,05 mm Gambar dibawah ini menunjukan pembacaan skala pada vernier calliper 

Gambar 2.45. pembacaan skala pada vernier caliper [50]

 B. Bevel Protractor  1. Letakkan bagian pusat bevel protractor tepat pada titik pusat benda ukur. 2. Putar skala pada bevel protractor . 3. Baca skala yang ditunjukkan 4. Kapasitas ukur 0o – 180o 5. Kecermatan 1o Gambar dibawah ini menunjukan pembacaan skala pada vernier calliper 

Gambar 2.46. pembacaan skala pada bevel protractor [51]

C. Gear Tooth Micrometer  1 Pertama pilih pana ulir sesuai dengan jarak pits teoritis. 2 Periksa kedudukan nol, dengan cara menyentuhkan kedua sensor pana tersebut. 3 Ukur diameter pits (d2) pada tiga posisi yang berbeda. 4 Baca skala yang ditunjukan 5 Kecermatannya 0,1 mm dan kapasitas ukurnya 50,75 mm Gambar dibawah ini menunjukan pembacaan skala pada gear tooth micrometer 

Gambar 2.47 pembacaan skala pada Gear Tooth Micrometer  [52]

D. CMM Cara mengukur dengan Coordinate Measuring Machine (CMM) adalah 1  Nyalakan Coordinate Measuring Machine (CMM ) 2 Pilih F8 untuk menu pengukuran sudut 3 Kenakan sensor CMM ke 4 titik seperti pada gambar 2.55

2 1

4

3

Gambar 2.48 pengukuran Benda Kerja CMM [53] 4

Hasil akan keluar otomatis di layar CMM

5

Kecermatan 0,0005 mm

2.3.3 Gambar Benda Ukur Roda Gigi

Benda ukur yang digunakan saat praktikum metrologi industri dan kontrol kualitas adalah :

Gambar 2.49 Roda gigi [56]

2.3.4 Prosedur Pengukuran Roda Gigi A. Persiapan pengukuran

1. Pelajari bagian roda gigi 2. Persiapkan tempat dan alat pengukuran

3. Tuliskan data praktikum 4. Periksa keberadaan alat sesuai dengan keperluan 5. Bersihkan semua alat ukur menggunakan kertas pembersih atau tissue pada tempat sampah yang telah tersedia 6. Tulisa data alat ukur pada lembar kerja

B. Pengukuran dengan Vernier Caliper

1. Pelajari cara penggunaan vernier caliper yang digunakan 2. Tuliskan data vernier caliper yang digunakan pada lembar kerja. Data meliputi merk, kecermatan, dan kapasitas ukur vernier caliper  3. Pelajari fungsi masing  –  masing bagian dari vernier caliper ( khusunya kemampuan masing – masing vernier caliper ) dalam mengukur objek ukur  4. Pelajari gambar benda kerja pada gambar 1. Lakukan proses pengukuran berdasarkan  bimbingan dari asisten 5. Tuliskan hasil pengukuran pada lembar kerja

C. Pengukuran dengan Gear Tooth Micrometer

1. Pelajari cara menggunakan outside micrometer  2. Pelajari fungsi masing – masing bagian outside mikrometer  3. Periksa setting nol, dengan menggunakan kaliber hingga posisi nol 4. Lakukan pengukuran pada tiga tempat yang berbeda, sepanjang gigi tersebut. Lihat gambar 1. Gunakan rachet untuk memberikan tekanan yang relatif sama pada setiap  pengukuran 5. Tuliskan hasil pembacaan pengukuran pada lembar kerja

D. Pengukuran dengan Bevel Protactor

1. Pelajari caramenggunakan bavel protactor  2. Pelajari fungsi masing – masing bagian bavel protactor  3. Lakukan pengukuran pada benda kerja 4. Tuliskan hasil pembacaan pengukuran pada lembar kerja

2.3.5 Rumus Perhitungan Roda Gigi

A. Dedendum Circle Diameter  ( pitch circle diameter  – 2.dedendum ) B. Pitch Circle Diameter  ( addendum circle diameter  – 2.addendum ) C. Total Depth Total Depth :   , atau Total Depth :     D. Clearance circle diameter 

[          ] E.circular pitch Circular pitch =

   

  

F. Tooth space Tooth Space :

  

G. Tooth thickness Tooth Thickness :

  

H. Diametral (p) P=

   

I. Module Module =

 

2. 4 PEMBAHASAN 2.4.1 Data Pengukuran Roda Gigi

Data pengukuran Roda gigi(mm) : OBYEK UKUR

HASIL

HASIL

RATA

PENGUKURAN

PENGUKURAN

RATA

1

2

Jumlah Gigi

24

24

24

A Sudut Circular Pitch

18o

17o

17,5o

B Hole Circle Diameter

16,84

16,80

16,82

C Dedendum Circle Diameter

38,96

38,98

38,97

D Pitch Circle Diameter

42,24

42,26

42,25

E Addendum Circle Diameter

46,24

46,26

46,25

F Face Width

10,50

10,60

10,55

Addendum

2,00

2,00

2,00

Dedendum

1,64

1,64

1,64

Total Depth

3,64

3,64

3,64

Tooth Space

3,31

3,13

3,22

Tooth Thickness

3,31

3,13

3,22

Clearance

0,60

0,58

0,59

Clerance Circle Diameter

40,16

40,14

40,15

Working Depth

3,04

3,06

3,05

Circular Pitch

6,62

6,26

6,44

Diameter Pitch

0,57

0,58

0,575

Module

1,75

1,72

1,735

2.4.2 Perhitungan

A. Dedendum circle diameter  Dedendum circle diameter = ( pitch circle diameter  – 2.dedendum ) = (42,25 mm  – 

2*1,64 mm) = 38,97mm

B. Pitch circle diameter  Pitch circle diameter = ( addendum circle diameter  – 2.addendum ), = (46,25 mm  – 2*2,00

mm) = 42,25 mm

C. Addendum circle diameter  Diukur dengan vernier caliper, diameternya 46,25 mm D. Total Depth Total depth = ( Addendum + Dedendum ) = (2.00 m + 1.64 mm) = 3,64 mm Total depth = ( working depth + clearance ) = (3,05 mm + 0,59 mm ) = 3.64 mm E. Total depth Diukur dengan menggunakan vernier caliper, ukurannya 3.64 mm

F. Tooth space Tooth space =

  

=

 

= 3,22 mm

G. Tooth thickness Tooth thickness =

  

=

 

= 3,22 mm

H. Clearance circle diameter  Clearance circle diameter=[          ] = [        ]  40,15 mm I. Working depth Working depth = 3,05 mm J. Circular pitch ( pitch )   

Dihitung dari = =

 



  

  = 6,44 mm

K. Diameter pitch (P) Diameter pitch =

   

= 0,575 Module

L. Module Module = Module =

   

= =

   

=1,75 (perhitungan 1) = 1,72 ( perhitungan 2 )

2.4.3 Analisis

Pengukuran yang berubah  – ubah dapat di sebabkan oleh faktor : A. Alat ukur  Kesalahan pada alat ukur merupakan salah satu penyebab kesalahan pada saat  pengukuran. Misalnya saja kondisi alat ukur yang sudah usang, skala sudah terhapus dan alat ukur yang telah digunakan cukup lama tidak dilakukan pengkalibrasian lagi. Keadaan alat ukur yang sudah tidak sesuai standar mengakibatkan ketidakakuratan pada hasil pengukuran.

B. Benda ukur  Benda ukur yang memiliki dimensi yang tidak lazim dimana banyak lekukan dan memiliki permukaan yang tidak bulat atau presisi merupakan salah satu faktor penyebab kesalahan pengukuran. Maka akan timbul ketidakpresisian dan ketidak akuratan dalam  proses pengukuran dan kesalahan pada data pengukuran. C. Posisi pengukuran Posisi pengukuran yang salah tidak sesuai standar pengukuran misalnya saja,  posisi mata yang yang tidak sejajar dengan bidang pengukuran, benda yang diukur tidak  tegak lurus dengan alat ukur, dan juga kedudukan benda kerja dan alat ukur yang  berimpit. Maka sebaiknya proses pengukuran dilakukan dengan memahami teknikteknik pengukuran yang benar dan sesuai standar pengukuran. D. Lingkungan Keadaan lingkungan yang tidak mendukung dalam proses pengukuran dapat menyebabkan ketidakakuratan proses pengukuran. Lingkungan yang tidak memadai dalam pengukuran misalnya saja lingkungan yang kotor, kelembaban udara, suhu pada saat pengkuran, dan intensitas cahaya pengukuran. Sehingga penambahan data  pengukuran berupa kondisi lingkungan pada saat pengukuran pun perlu ditambahkan. E. Praktikan Ketidak terampilan praktikan dalam pengukuran, kurangnya pengalaman  praktikan dalam menggunakan alat ukur, kurangnya ketelitian praktikan dalam membaca skala meruapak kesalahan praktikan dalam proses pengukuran yang dapat mengakibatkan ketidakakuratan dalam data pengukuran.

2.4.4 Gambar 2D dan 3D Sesuai Kaidah Gambar Mesin

Gambar 2.50 Gambar 2D dan 3D benda kerja

2. 5 KESIMPULAN DAN SARAN 2.5.1 Kesimpulan

A. Roda gigi memiliki fungsi untuk meneruskan daya, mengubah putaran poros, dan  juga untuk memindahkan zat cair. Dan juga roda gigi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu menurut profil gigi, jalur gigi, letak poros dan arah putaran. B. Roda gigi memiliki beberapa komponen utama yaitu diameter pitch, addendum, dedendum, face width, top land, face, flank of tooth, tooth thickness, pitch point dll. Rumus-rumus perhitungan nya pun terdapat pada subab subab s ebelumnya. C. Pengukuran roda gigi menggunakan beberapa alat yang berfungsi untuk mencari ukuran setiap komponen roda gigi. Beberapa alat pengukuran yang digunakan dalam  pengukuran roda gigi adalah vernier calliper, bevel protractor, dan juga CMM D. Setiap alat ukur yang digunakan dalam pengukuran pun memiliki cara penggunaan yang berbeda. Untuk itu penggunaan alat ukur yang sesuai prosedur atau standar  yang benar pun perlu dilakukan agar diperolehnya hasil pengukuran yang akurat. E. Analisa hasil pengukuran dilakukan dengan rumus-rumus yang terdapat pada subabsubab analisa, dimana setiap data dihitung dengan rumus yang sesuai dengan rumus  perhitunganya sendiri, sehingga didapat analisa pengukuran yang benar dan tepat. 2.5.6 Saran

A. Pada saat proses pengukuran sebaiknya posisi benda ukur dan alat ukur harus benar  dan tepat, serta keadaan alat ukur dan benda kerja harus saling berimpitan agar  diperoleh data yang akurat. B. Sebaiknya praktikan mempelajari cara atau teknik penggunan alat ukur yang benar, agar praktikan tidak melakukan kesalahan pada saat proses pengukuran C. Penerangan atau pencahayaan yang baik perlu dilberikan agar pembacaan s kala dapat terlihat dengan jelat dan tepat. D. Setiap praktikan harus berhati-hati dalam melakukan proses pengukuran sebab terdapat alat ukur yang sangat sensitif terhadap getaran dan mudah rusak. E. Sebaiknya peralatan pengukuran yang ada di lab metrologi industri diperbarui atau dilakukan pengkalibrasian ulang, sebab terdapat beberapa alat ukur yang telah rusak, dan dapat mempengaruhi ketidakakuratan dalam proses pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

[1]

web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Bahan%20Ajar%20Motor%20dan 20Tenaga%20Pertanian/sistem%20transmisi%20tenaga-1.htm

[2]

www.tecnoficio.com/docs/doc46.php

[3]

 journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-teknoin/article/viewFile/93/56

[4]

--

[5]

staff.uny.ac.id/sites/default/files/Perhitungan%20Roda%20Gigi%201.pdf 

[6]

ihilmy.blogspot.com/2011/05/aplikasi-roda-gigi.html

[7]

www.markmallett.com/blog/the-great-meshing/

[8]

www.rodadua.web.id/topik/teknologi/

[9]

staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Roda%20Gigi.pdf 

[10] indonetwork.co.id/alloffers/Mineral_&_Logam/0/roda.html [11] www.indonetwork.co.id/alloffers/Mineral_&_Logam/0/roda-besi.html [12] ferhatdokum.en.busytrade.com/products/info/2018650/8d5344-AluminiumGear.html [13] www.etsy.com/market/Copper_Gears?ref=listing_material [14] www.etsy.com/listing/84881935/brass-gear-sample-pack-small-steampunk  [15] www.thisnext.com/item/1B467A1A/Wooden-Gear-Object [16] gunawhan.blogdetik.com/index.php/category/printer/ [17] mece.njtu.edu.cn/otherweb/jpkc/jxsj/eng/jxsj_jxnr_eng/jxnr_search/jxnr_content/ d10z/d10z_3.htm [18] www.mhi.co.jp/en/products/detail/ind_mt_sol_manufacturing_line.html [19] www.custompartnet.com/wu/SandCasting [20] www.custompartnet.com/wu/die-casting [21] www.ping.com/about/decade.aspx?decade=1980 [22]  jj204teknologiworkshop2.blogspot.com/p/rapid-prototyping.html [23] www.roymech.co.uk/Useful_Tables/Manufacturing/Extruding.html [24] www.whtildesley.com/page.asp?ID=5 [25] mechanicalprovider.blogspot.com/2011/05/mesin-frais.html [26] www.gearsolutions.com/article/detail/6196/continuous-generating-gear-grinding

View more...

Comments

Copyright © 2017 DATENPDF Inc.