MBS Sebagai Proses Pemberdayaan

July 28, 2017 | Author: Anonymous | Category: Documents
Share Embed


Short Description

selama ini telah lebih mapan kehidupannya. Manajemen berbasis sekolah merupakan konsep pemberdayaan sekolah dalam rangka...

Description

MBS Sebagai Proses Pemberdayaan Pemberdayaan dimaksudkan untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam perekonomiannya, hak-haknya, dan memiliki posisi yang seimbang dengan kaum lain yang selama ini telah lebih mapan kehidupannya. Manajemen berbasis sekolah merupakan konsep pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan mutu dan kemandirian sekolah. Dengan MBS diharapkan para kepala sekolah, guru, dan personel lain di sekolah serta masyarakat setempat dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan global. Kindervatter (Mulyasa, 2009: 31) memberikan batasan pemberdayaan sebagai peningkatan pemahaman manusia untuk meningkatkan kedudukannya di masyarakat yang meliputi kondidi-kondisi berikut: 1.

Akses, memiliki peluang yang cukup besar untuk mendapatkan sumber daya dan sumber dana;

2.

Daya pengungkit, meningkat dalam hal daya tawar kolektifnya;

3.

Pilihan-pilihan, mampu dan memiliki peluang terhadap berbagai pilihan;

4.

Status, meningkatnya citra diri, kepuasan diri, dan memiliki perasaan yang positif atas identitas budayanya;

5.

Kemampuan refleksi kritis, menggunakan pengalaman untuk mengukur potensi keunggulannya atas berbagai peluang pilihan-pilihan dalam pemecahan masalah;

6.

Legitimasi, ada pertimbangan ahli yang menjadi justifikasi atau yang membenarkan terhadap alasan-alasan rasional atas kebutuhan-kebutuhan masyarakat;

7.

Disiplin, menetapkan sendiri standar mutu untuk pekerjaan yang dilakukan untuk orang lain; dan

8.

Persepsi kreatif, sebuah pandangan yang lebih positif dan inovatif terhadap hubungan dirinya dengan lingkungannya. Cook dan Macaulay (Mulyasa, 2009: 32) memberikan definisi pemberdayaan sebagai

“alat penting untuk memperbaiki kinerja organisasi melalui penyebaran pembuatan keputusan dan tanggung jawab”. Dalam dunia pendidikan, pemberdayaan merupakan cara yang sangat praktis dan produktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari kepala sekolah (manajer), para guru, dan para pegawai dengan cara melalui pembagian tanggung jawab secara proporsional kepada

para guru. Melaui proses pemberdayaan itu diharapkan para guru memiliki kepercayaan diri (self-reliance). Pada dasarnya pemberdayaan terjadi melalui beberapa tahap. Tahap Pertama, masyarakat mengembangkan sebuah kesadaran awal bahwa mereka dapat melakukan tindakan untuk dapat meningkatkan kehidupannya dan memperoleh seperangkat keterampilan agar mampu bekerja lebih baik. Tahap Kedua, mereka akan mengalami pengurangan perasaan ketidakmampuan dan mengalami peningkatan kepercayaan diri. Tahap Ketiga, seiring tumbuhnya keterampilan dan kepercayaan diri, masyarakat bekerja sama untuk berlatih lebih banyak mengambil keputusan dan memilih sumber-sumber daya yang akan berdampak pada kesejahteraan mereka. Ada delapan langkah pemberdayaan dalam kaitannya dengan MBS (Mulyasa, 2009:33), yaitu: 1.

Menyusun kelompok guru sebagai penerima awal atas rencana program pembedayaan;

2.

Mengidentifikasi dan membangun kelompok peserta didik di sekolah;

3.

Memilih dan melatih guru dan tokoh masyarakat yang terlibat secara langsung dalam implementasi manajemen berbasis sekolah;

4.

Membentuk dewan sekolah, terdiri dari unsur sekolah, masyarakat di bawah pengawasan pemerintah daerah;

5.

Menyelenggarakan pertemuan para anggota dewan sekolah;

6.

Mendukung aktivitas kelompok yang tengah berjalan;

7.

Mengembangkan hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat;

8.

Menyelenggarakan lokakarya untuk evaluasi.

Ciri proses pemberdayaan yang merupakan tahapan dasar dalam MBS, meliputi a) community organization; b) self-management and collaboration; c) participatory approaches, dan d) education for justice. Karakteristik pemberdayaan Kindervatter (1979) yang disebutnya bahasa orang awam (commonalities).

1.

Penyusunan kelompok kecil; pemberdayaan menekankan aktivitas dalam kelompok kecil yang mandiri.

2.

Pengalihan tanggung jawab; dalam MBS terjadi pengalihan dari pemerintah kepada sekolah untuk memberdayakan diri dan lingkungannya.

3.

Pimpinan oleh para partisipan; dengan latihan mengontrol atau mengambil keputusan dalam tingkat yang tinggi (akan) mendorong semua aspek aktivitas organisasi.

4.

Guru sebagai fasilitator; guru sebagai pembimbing proses, orang sumber, orang yang menunjukan dan mengenalkan kepada peserta didik tentang masalah-masalah yang dihadapi.

5.

Proses bersifat demokratis dan hubungan kerja yang luwes; segala sesuatu harus dirundingkan bersama dalam kedudukan yang sederajat dan diputuskan melalui pemungutan suara atau musyawarah (konsensus). Peran dan tanggung jawab dibagi merata.

6.

Merupakan integrasi antara refleksi dan aksi; pengalaman dan masalah-masalah yang dimiliki para partisipan akan menghasilkan fokus. Analisis terhadap aksi dan reaksi secara bersama mendorong ke arah perubahan yang melibatkan setiap orang pada berbagai resikopemecahan masalah, perencanaan, pengembangan keterampilan, dan pertentangan.

7.

Metode yang mendorong kepercayaan diri; metode yang digunakan bersifat meningkatkan keterlibatan aktif, dialog, dan aktivitas kelompok secara mandiri.

8.

Meningkatkan derajat kemandirian sosial, ekonomi, dan politik; sebagai hasil proses pemberdayaan kedudukan partisipan dalam masyarakat meningkat dalam hal-hal khusus tertentu.

Sumber : http://www.asikbelajar.com/2015/03/mbs-sebagai-proses-pemberdayaan.html ENGLISH : SBM As Empowerment Process Empowerment is meant to raise the dignity of the people in the economy, their rights, and have equal footing with other people who have been more settled life. School-based management is the concept of empowerment schools in order to improve the quality and independence of the school. SBM expected with principals, teachers, and other personnel in the school and the local community can implement the education according to the needs and global demands.

Kindervatter (Mulyasa, 2009: 31) imposes limits as increased understanding of human empowerment to improve its position in society that includes kondidi the following conditions: 1. Access, has considerable opportunities to acquire resources and funding sources; 2. Power levers, an increase in terms of its collective bargaining power; 3. Options, capable and have a chance against a variety of options; 4. Status, increasing self-image, self-esteem, and have positive feelings on their cultural identity; 5. The ability of critical reflection, using the experience to measure the potential superiority over a wide range of opportunities choices in problem solving; 6. Legitimacy, there an expert judgment that the justification or justify the rational reasons for the needs of society; 7. Discipline, its own set of quality standards for work performed for others; 8. Perception creative, a more positive outlook and innovative on the relationship itself and its surroundings. Cook and Macaulay (Mulyasa, 2009: 32) gives the definition of empowerment as "an important tool to improve organizational performance through the deployment of decision making and responsibility". In the world of education, empowerment is a very practical and productive to get the best results from the principal (manager), teachers, and employees a way through the proportional division of responsibilities to teachers. Through a process of empowerment, it is expected that teachers have the confidence (self-reliance). Basically empowerment occurs through several stages. Stage One, people develop an early awareness that they can take action to improve their lives and acquire a set of skills to be able to work better. Phase Two, they will experience a reduction in feelings of incompetence and increased confidence. Third stage, as the growth of skills and confidence, people worked together to practice more to make decisions and choose resources that will have an impact on their welfare. There are eight steps in relation to the empowerment of SBM (Mulyasa, 2009: 33), namely: 1. Develop a group of teachers as the initial recipient of the plan empowerment program; 2. Identify and establish groups of learners at the school; 3. Select and train teachers and community leaders who are directly involved in the implementation of school-based management;

4. Establish a school board, composed of representatives from the school, the community under the supervision of the local government; 5. Holding the meeting of the school board; 6. Support the ongoing activities of the group; 7. Develop a harmonious relationship between the school and the community; 8. Organize workshops for evaluation. It is 4 characteristic of the process of empowerment which is the basic stages in the SBM, which include: a) community organization; b) self-management and collaboration; c) participatory approaches, and d) education for justice. Characteristics empowerment Kindervatter (1979) that called layman's language (commonalities): 1. Preparation of a small group; emphasizes empowerment activities in small groups independently. 2. The transfer of responsibility; SBM occurred in the transfer of the government for the school to empower themselves and their surroundings. 3. Leadership by the participants; to exercise control or decision-making in a high level (will) encourage all aspects of the organization's activities. 4. Teacher as facilitator; teachers as mentors process, the source, who manifest and introduce to the students about the problems faced. 5. The process of democratic and flexible working relationship; everything must be negotiated together in equal position and decided through voting or consensus (consensus). Roles and responsibilities are divided evenly. 6. It is the integration between reflection and action; experience and the problems owned by the participants will produce a focus. Analysis of the actions and reactions simultaneously pushing towards the change that everyone is involved in various resikopemecahan issues, planning, skills development, and contradictions. 7. The method that encourages self-confidence; the method used is increasing active engagement, dialogue and group activities independently. 8. Increasing the degree of independence of the social, economic and political; as a result of the process of empowerment of participants in the public position improved in certain specific things.

View more...

Comments

Copyright © 2017 DATENPDF Inc.